Pasar Antik Jalan Brodi Segera Direlokasi

Salah satu pedagang di Pasar Antik Jalan Brodi Surabaya terlihat sibuk memperbaiki barang dagangannya, Senin (23/1) kemarin. Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Pedagang Ketar-Ketir Dagangannya Tak Laku)
Surabaya, Bhirawa
Keberadaan Pasar Antik di Jalan Brodi akan direlokasi oleh Pemkot Surabaya. Pasar yang menjual berbagai barang antik nan kuno ini berdiri di atas saluran air sisi selatan Gelora Pancasila dan Lapangan Thor. Dalam waktu dekat akan dipindahkan di Pasar Bratang.
Namun sayang, puluhan pedagang di Pasar Antik ini enggan dipindah lantaran lokasi yang diberikan Pemkot dianggap kurang strategis. Memang rencananya pasar barang antik ini akan dipindah ke Pasar Bratang.
Pedagang yang mayoritas berasal dari Jawa Barat ini menilai Jalan Brodi sangat strategis lokasinya karena dekat dengan jalan tol. Selain itu, para pemburu barang langka ini dengan sangat mudah mencari lokasinya karena berada di Lapangan Thor yang digolongkan cagar budaya ini.
Camat Wonokromo Tomi Ardiyanto mengatakan bahwa keberadaan Pasar Antik yang menjual barang-barang kuno tersebut akan segera direlokasi. Sebab, sekitar kawasan Gelora Pancasila hingga menuju Jalan Opak selalu tergenang air kalau musim hujan.
“Rabu (25/1) besok kami bersama PD Pasar Surya melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum direlokasi. Di bawah kios itu kan ada saluran air. Rencananya mau diaktifkan kembali. Karena sering muncul genangan saat hujan di sekitar situ,” kata Tomi kepada Harian Bhirawa, Senin (23/1) kemarin.
Menurut dia, para pedagang Pasar Antik itu akan direlokasi ke Pasar Bratang. Namun, para pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di sana merasa keberatan dipindah tempat.
Sementara, Ketua Kelompok Pedagang Barang Antik Ade saat ditemui Harian Bhirawa, kemarin mengaku keberatan jika jadi direlokasi. Menurutnya, lokasi yang dipilih Pemkot Surabaya dirasa kurang cocok untuk lantaran kurang strategis.
“Sebenarnya kalau rencana dari Kecamatan sudah pasti di sana. Tapi di sana itu kami merasa kurang pas. Lokasinya kurang cocok,” ujar Ade.
Menurut dia, barang antik tidak bisa disamakan dengan barang lainnya. Apalagi, sudah banyak pelanggan baik dari dalam kota maupun luar kota hingga Manca Negara yang sudah familiar dengan lokasi di Jalan Brodi.
“Kami sebenarnya meminta, kalau bisa lokasinya tetap di sana (Jalan Brodi, red), atau di lokasi lain yang berada di pinggir jalan,” kata Ade yang sebelumnya berjualan di Stren Kali Panjang Jiwo ini.
Sesuai yang ditentukan oleh Pemkot Surabaya, para pedagang barang antik ini akan ditempatkan di lantai dua Pasar Bratang yang kini identik dengan pasar batu akik. Ade mengaku keberatan, tapi tidak mempunyai gambaran lokasi mana yang pas dengan kondisi pedagang barang antik di Jalan Brodi.
“Kalau kemarin katanya pak RW, di Surabaya ini sudah tidak ada lahan lagi. Tapi kami berharap dicarikan lagi lah, yang sesuai. Karena barang antik ini sudah menjadi bagian dari wisata,” katanya.
Informasi yang dihimpun Harian Bhirawa, di Pasar Antik itu setidaknya ada 12 pedagang yang sudah hampir 20 tahun berjualan di sana. Rata-rata, para pedagang ini memang berasal dari Jawa Barat.
Kegiatan mereka, selain menjual barang antik, juga menerima barang bekas antik untuk kemudian diperbaiki kembali. Refi salah satunya. Pedagang di lokasi itu mengatakan, pelanggan mereka juga datang dari luar kota. Lokasi di Jalan Brodi, menurutnya strategis karena dilalui pengendara yang turun dari tol.
Pada 2012 hingga 2014 lalu, omzet penjualan mereka meningkat karena banyaknya pesanan barang antik dari luar negeri. “Dulu setiap dua bulan sekali ada pesanan dari Singapura, sekali kirim satu kontaner. Sekarang sepi, ya enggak tahu juga apa sebabnya,” cetusnya.
Pengusaha restoran maupun hotel di Surabaya, seringkali juga berbelanja perabot antik di Pasar Antik Jalan Brodi untuk melengkapi ornamen di tempat usaha mereka. Sejarahnya, para pedagang barang antik di Jalan Brodi ini tadinya tersebar di beberapa lokasi di Surabaya. Seperti Ade yang pernah berjualan di Stren Kali Panjang Jiwo yang terkena gusur.
Para pedagang barang antik juga banyak berjualan di Jalan Urip Sumoharjo. Hingga akhirnya mereka berkumpul, mencari lokasi dan akhirnya berjualan bersama di Jalan Brodi. (geh)

Tags: