Pasar Bratang Diperluas Jadi Pusat Batu Akik

Terlihat pekerja saat mengecat pasar bratang bagian dinding depan pasar, Minggu (12/7) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Terlihat pekerja saat mengecat pasar bratang bagian dinding depan pasar, Minggu (12/7) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Tak mau kehilangan moment Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya kini memperluas pasar Bratang menjadi pasar akik dan barang antik selain menjual aneka burung dan ikan. Meski rencana dibuka usai lebaran nanti, namun para pedagang sudah bisa menempati stan yang berada di lantai dua tersebut.
Pantauan Bhirawa, beberapa petugas mengecat dinding pasar menggunakan warna hijau. Selain itu, puluhan stan untuk penjual batu akik sudah siap ditempati. Terlihat beberapa stan sudah membuka lebih awal lantaran permintaan pasar tinggi menjelang lebaran.
“Ingin secepatnya dibuka, karena permintaan pasar cukup banyak. Melihat perkembangan batu akik di Surabaya para pedagang semakin banyak, sampai ke jalan-jalan,” kata Danto (34) penjual batu akik saat menyiapkan meja dan etalase pada Bhirawa di pasar Bratang, Minggu (12/7) kemarin.
Hal senada juga dikatakan, Abdul Hakim mahasiswa Unair S2 asal Aceh ini yang telah lebih dulu membuka aneka batu akik di pasar Bratang. Menurutnya, semakin cepat dibukanya pasar batu akik, pedangang yang sudah menyewa stannya bisa menyiapkan terlebih dahulu.
“Di saat nanti usai lebaran dibuka, pedagang sudah siap dan langsung berjualan. Jadi bukan malah menyiapkan perabotan-perabotan yang dibutuhkan seperti mesin pemotong bongkahan batu, ataupun mesin pemoles batu,” terang Hakim yang telah membuka sejak Jumat (10/7) lalu.
Sementara itu, Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya Zandi Ferryansa mengatakan saat ini ada sekitar 20 pedagang akik yang sudah buka. Tidak itu saja, pembeli pun sudah banyak berdatangan di lokasi pasar yang terkenal sebagai sentra burung di Surabaya ini.
“Pembeli sudah banyak berdatangan di lokasi pasar yang selama ini banyak dikenal warga sebagai sentra burung dan tanaman hias di Surabaya,” kata Zandi.
Menurutnya, lantai dua di Pasar Bratang memang sudah lama sepi dari aktivitas perdagangan. Untuk itu kami kemudian memiliki ide menjadikan lantai dua di sana menjadi pasar akik agar ramai. Untuk mendukung pasar akik tersebut, pihaknya sudah melakukan berbagai renovasi, di antaranya menyediakan kios akik yang representatif.
“Harapannya pedagang dan pembeli nyaman saat melakukan transaksi,” imbuhnya.
Pria lulusan Universitas Brawijaya ini menambahkan, Pasar akik itu sendiri menjual berbagai jenis akik, termasuk yang masih berupa bebatuan. Tidak hanya sebatas jual beli, namun di sana juga disediakan lokasi untuk pembuatan akik atau tempat memoles akik.
“Yang menarik dalam pasar akik ini akan dilaksanakan lelang batu akik. Di tempat lain kan tidak ada. Saya berharap lelang ini juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar batu akik maupun masyarakat umum,” tambahnya.
Soal kondisi lantai satu, Zandi mengatakan tidak ada perubahan. Lantai satu tetap sebagai tempat berjualan kebutuhan sehari-hari. “Lantai satu tetap seperti semula karena yang ramai memang di lantai satu saja,” jelasnya.
Untuk diketahui, selama ini Pasar Bratang sendiri selama ini dikenal sebagai sentra burung dan tanaman hias. Bahkan ketika lantai dua Pasar Bratang itu sepi, jajaran direksi PD Pasar Surya yang lama berencana lokasi tersebut sebagai tempat relokasi pedagang burung Kupang. Namun tidak berhasil karena pedagang di Kupang enggan pindah.
Setelah itu ada rencana untuk menjadikan lantai dua di sana sebagai sentra buku. Alasannya kawasan di sana banyak perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya, namun rencana ini gagal. (geh)

Tags: