Pasar Dikenakan Parkir, Pengunjung Sepi

Lokasi baru berlantai dua di eks gedung badminton Pasar Kebon Agung Kota Pasuruan untuk menampung para PKL, Minggu (24/5). Biaya parkir yang terlalu mahal menyebabkan para pengunjung enggan masuk ke pasar itu.

Lokasi baru berlantai dua di eks gedung badminton Pasar Kebon Agung Kota Pasuruan untuk menampung para PKL, Minggu (24/5). Biaya parkir yang terlalu mahal menyebabkan para pengunjung enggan masuk ke pasar itu.

Pasuruan, Bhirawa
Sejumlah PKL di Pasar Kebon Agung Kota Pasuruan mengeluhkan sepinya pengunjung pasca menempati relokasi baru di eks gedung badminton.
Salah satu pedagang buah, Meliyati mengatakan sebagian besar para pengunjung mengeluhkan adanya pengenaan biaya parkir, padahal sebelumnya tidak pernah ada. Imbasnya mereka enggan masuk ke eks gedung badminton tersebut.
“Sejak tiga hari pindah di dalam gedung yang disediakan oleh pemerintah, dagangan saya sangat sepi. Biasanya pembeli langsung membeli buah dan tidak ada parkir. Tapi setelah direlokasi di dalam Pasar Kebon Agung, ternyata para pembeli terbebani dengan biaya parkir sebesar Rp 1.000 per motor,” tandas Meliyati, Minggu (24/5).
Menurut Meliyati, sepinya pembeli itu berpengaruh pada penghasilan sehari-hari. Karena sebelum direlokasi, biasanya para pembeli mengantri untuk membeli aneka buah segarnya.
“Hari ini (kemarin, red) saja baru ada satu pembeli saja, itupun tidak banyak. Kemarin hanya dua pembeli. Sebelum dipindah ke tempat baru ini biasanya dalam sehari pemasukan bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta, tapi untuk saat ini hanya sekitar Rp 100-150 ribu saja,” ujarnya.
Meliyati hanya meminta kepada Pemkot Pasuruan supaya tidak mematok biaya parkir bagi pengunjung. Kalaupun ada parkir, biayanya jangan mahal.  Meski demikian, iapun optimistis dagangannya akan kembali laris seperti awal sebelumnya.
“Kalau bisa tidak usah ada biaya parkir. Supaya para pelanggan kembali lagi. Relokasi baru seperti saya ini mengawali berjualan untuk meraih pelanggan-pelanggan baru. Kami juga berterima kasih kepada Pemkot Pasuruan karena kios yang baru ditempati ini tak ada sewa alias gratis,” tegas Meliyati.
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang kopi. Mereka mengeluhkan tempat untuk berjualan kopi  di lantai dua. “Seharusnya tempat berjualan kopi ada di lantai dasar, tapi ini malah di lantai atas. Imbasnya pengunjung yang akan bersantai menikmati kopi berkurang drastis. Dalam sehari saja hanya dua orang. Itu pun para pengunjung juga mengeluhkan biaya parkir,” kata Mbak Sum pedagang kopi yang baru pindah tiga hari yang lalu.
Pantauan di lokasi, puluhan lapak yang ada di area Pasar Kebon Agung Kota Pasuruan di sisi selatan mulai bersih dari para PKL. Sedangkan di sisi barat sebagian pemilik lapak masih membersihkan sisa-sisa bangunannya.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan (Diskoperindag) Kota Pasuruan Sumarni menyampaikan kembalinya PKL di dalam Pasar Kebon Agung Kota Pasuruan untuk mengembalikan fungsi area parkir yang terkurangi akibat adanya PKL serta untuk mengembalikan fungsi pasar untuk kebutuhan sehari-hari. “Kami akui pemindahan kios ini akan ada pro dan kontra. Baiknya lahan parkirnya sekarang lebih luas, sehingga pengunjung lebih enak memarkir kendaraannya,” ungkap Sumarni. [hil]

Tags: