Pasar Keputran Kurang Physical Distancing dan Mayoritas Tanpa Masker

Kadisperindag Jatim Drajat Irawan saat melakukan sidak ke pasar rakyat untuk memastikan ketersediaan bahan makanan pokok.

Pemprov, Bhirawa
Gugus Tugas Covid-19 Jatim menemukan pelaksanaan protokol pencegahan Covid-19 belum dilaksanakan secara optimal dinpasar tradisional terutama di Surabaya.
Dari pantauan tim patroli skala besar Jatim di Pasar Keputran, Kamis (16/4) diperoleh hasil
di tengah wabah corona saat ini, kegiatan perdagangan di Pasar Keputran masih ramai, namun masih kurang memperhatikan physical distancing serta sebagian besar tanpa masker.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerjunkan tim untuk melakukan patroli berskala besar di pasar tersebut sembari sosialisasi dan membagikan kurang lebih 300 paket masker, vitamin C, dan juga hand sanitizer pada para pedagang dan pembeli di Pasar Keputran.
Tim Gugus Tugas melakukan patroli berskala besar di titik keramaian dengan sasaran pasar mulai Kamis (16/4) malam. Selain Pasar Induk Keputran, sejumlah pasar trandisional lain di Jatim juga akan menjadi sasaran.
Selain bagi-bagi alat perlindungan diri dalam melawan Covid-19, di Pasar Keputran juga dilakukan evaluasi. Misalnya harus ada wastafel-wastafel yang memberikan akses bagi para penjual maupun pembeli untuk mencuci tangan..
Opsi agar aktivitas perdagangan di pasar bisa menerapkan belanja online, karena hal serupa sudah dilakukan di Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Jember. Pasar tradisional secara tersistematis telah di data oleh BUMD atau pengelola pasar kemudian dibantu memasarkan produknya secara online. Sistem ini akan mengurangi interaksi langsung antara penjual dan pembeli tetapi transaksi jual beli tetap berjalan.
Pemprov tengah berupaya untuk berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya untuk memberikan kemudahan akses pengunjung pasar pada tempat cuci tangan atau wastafel dalam jumlah lebih banyak. [gat]

Tags: