Gebyar Asyiiik 2015
Surabaya, Bhirawa
Sekumpulan orang tampak asyik berbincang-bincang sembari mengamati karya unik dari komunitas lokal Jatim, mulai dari pernak-pernik kerang, patung batu khas Trowulan, hingga kerajinan bambu. Samar-samar terdengar satu dua lelucon khas Jawa Timuran terlontar dari mereka, mengakrabkan suasana di malam minggu ini. Siapa yang menyangka bahwa pertemuan yang demikian akrab dan hangat itu merupakan pertemuan pertama dari para anggota komunitas lokal di Jatim. Suasana pertemanan seperti inilah yang terbangun dalam Pasar Asyiiik Surabaya yang diselenggarakan di sebuah resto di bilangan Jl Mayjen Sungkono.
Masyarakat Indonesia dikenal dengan karakternya yang guyub atau komunal. Oleh karenanya, kebersamaan merupakan hal umum yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bentuk kebersamaan yang lebih berkualitas, Seno Pramuadji –seorang penggiat komunitas– didukung Sampoerna Kretek menyelenggarakan Pasar Asyiiik, yakni sebuah pasar malam mini yang melibatkan berbagai komuntias lokal di Jatim. Tujuan dari diselenggarakannya Pasar Asyiiik ini sebagai wadah bagi komunitas-komunitas local, untuk memperjualbelikan dan menampilkan hasil karyanya, serta mendapat pengetahuan dan informasi tambahan untuk mengembangkan potensi komunitas mereka.
Membawa semangat yang sama, Pasar Asyiiik ini sekaligus juga menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan Gebyar Asyiiik, yang sudah lama menjadi teman yang asyik bagi masyarakat Indonesia. Tema pertemanan diangkat sebab pertemanan merupakan hal umum yang tak terbatas pada ruang, waktu, dan usia. Dengan Pasar Asyiiik, diharapkan nilai-nilai pertemanan antar komunitas dapat mulai dijalin secara berkesinambungan di sepanjang tahun ini, sehingga dapat menghasilkan pertemanan yang berkualitas. Mengenai pertemanan ini, Seno bercerita lebih dalam. ‘’Biasanya, semakin lama usia pertemanan, semakin baik kualitasnya. Pasar Asyiiik di sini memiliki fungsi sebagai sarana untuk mempererat pertemanan yang sudah ada dan juga membuka kesempatan untuk terjalinnya pertemanan yang baru antar komunitas local,’’ jelas Seno.
Bagi Seno, Pasar Asyiiik menjadi kesempatan untuk mengenal lebih jauh serta saling bertukar cerita dan pengalaman dengan teman-teman komunitas di Surabaya. Jadi, komunitas-komunitas di sini tak sekedar berjualan atau tampil, mendapat uang, lalu pulang. Lewat Pasar Asyiiik, dengan senang hati saya akan berbagi pengalaman, khususnya seputar dunia digital, agar teman-teman komunitas dapat lebih berkembang di kemudian hari. Setelah Pasar Asyiiik ini, komunitas-komunitas dari Mojokerto, Surabaya, dan Kediri yang berpartisipasi akan kembali bertemu dalam Gebyar Asyiiik 2015 di Mojokerto (18/4) dan Kediri (25/4).
Menanggapi rangkaian kegiatan ini, Supriadi, perwakilan Komunitas Bhagaskara Bronze Trowulan, menyatakan, Pasar Asyiiik ini tak hanya asyik, tapi juga sangat memberdayakan usaha saya. Di Mojokerto Komunitas Bhagaskara Bronze Trowulan sebenarnya sudah memiliki website untuk mempromosikan produk-produk kami, yaitu kerajinan-kerajinan tembaga dan kuningan. ‘’Namun saya yakin, pengalaman baru melalui pertemanan yang diberikan oleh Sampoerna Kretek dan Mas Seno pasti akan berguna bagi saya dalam menjalankan usaha sehari-hari,’’ katanya bersemangat.
Selain Komunitas Bhagaskara Bronze Trowulan, hadir juga Komunitas Patung Batu Trowulan, Komunitas Batik Majapahit, Komunitas Kerang Kenjeran, Komunitas Seni Kerajinan Bambu Kediri, Komunitas Patrol Putro Nanggal Surabaya, Himpunan Paguyuban Ponorogo dan Jaranan Surabaya, serta Komunitas Tari Spectra Surabaya.
Supriyadi dan anggota komunitas lainnya mengaku antusias dengan bentuk pertemanan yang ditawarkan dalam rangkaian kegiatan Pasar Asyiiik dan Gebyar Asyiiik ini. Melalui Pasar Asyiiik, diharapkan nilai-nilai pertemanan dalam kehidupan sehari-hari antar anggota komunitas dapat lebih berkualitas. Selain di Surabaya, Pasar Asyiiik akan hadir juga di Sukabumi dan Purwokerto jelang penyelenggaraan Gebyar Asyiiik di kota-kota itu. [ma]
