Pasar Mati Wonoayu Direvitalisasi Rp8 Miliar

Pasar Mati WonoayuSidoarjo, Bhirawa
Pasar Wonoayu yang bertahun-tahun menjadi pasar mati setelah ditinggal pedagang akan dihidupkan lagi dengan revitalisasi menggunakan anggaran APBN sebesar Rp8 miliar. Dikuatirkan setelah dibangun akan tetap menjadi pasar mati, karena sudah nyaman berjualan di Perumtas III, Desa Popoh, Wonoayu.
”Untuk apa pasar Wonoayu dibangun. Pedagang sudah betah berjualan di sini,” ujar Rohmat, pedagang di Perumtas III.
Pedagang mana yang akan masuk, meskipun Pasar Wonoayu sudah direvitalisasi menjadi pasar yang bersih dan cantik, belum tentu mengundang ketertarikan pedagang. Sudah lama sekali atau lebih 5 tahun Pasar Wonoayu dilanda sepi. Pasar yang berada di perempatan jalan itu akhirnya ditinggal pedagang pindah di lokasi lain.
Banyak diantaranya hijrah atau pindah di mulut Perumahan Perumtas III. Ratusan pedagang di situ sudah penuh dengan membangun lapak-lapak, berjualan siang dan malam. Transaksi perdagangan jauh lebih banyak dibanding saat berjualan di Pasar Wonoayu.
Bagaimana bila direlokasi di Pasar Wonoayu baru nanti? Ia mengaku keberatan. Karena merasa dengan berjualan di Perumtas III saja laku, kenapa harus pindah di lokasi baru yang belum tentu pelanggannya lebih baik.
Anggota Komisi C DPRD, Damroni Chudlori, mendesak Pemkab harus tegas menghadapi PKL yang mengganggu kepentingan umum. Hukum harus ditegakkan, kalau sudah dibangunkan pasar yang baik, PKL yang berjualan di jalan-jalan harus mau pindah. ”Jangan sampai PKL mengatur-atur Pemkab,” terangnya.
Namun sebelum membangun, hendaknya Pemkab melakukan study kelayakan, kajian dan perencanaan matang dulu. Jangan sampai setelah dibangun, pedagang tidak mau masuk. Akhirnya dana besar yang digunakan untuk membangun proyek menjadi sia-sia. Namun dalam pandangannya, pasar-pasar tradisional di Kab Sidoarjo memang perlu mendapat perhatian. Misalnya Pasar Tulangan. [hds]

Tags: