Pasar Mobil Bekas Andalkan Akses Kredit Mudah

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Menjelang akhir triwulan pertama di Tahun 2015, penjualan mobil bekas di Surabaya belum menunjukkan kondisi yang membaik. Kenaikan suku bunga Bank Indonesia, menjadi salah satu pemicu sepinya kondisi penjualan mobil bekas sama halnya dengan penjualan mobil baru yang ada di Surabaya.
Robin Ang, pemilik Manna Mobil mengungkapkan penjualan mobil bekas sejak awal Januari 2015 sudah menunjukkan tren penurunan. Tapi menjelang berakhirnya triwulan pertama di tahun 2015 penjualannya per hari hanya mencapai 200 – 300 unit perbulannya. Bila dibandingkan dengan tiga bulan terakhir di tahun 2014 yang mencapai 900-1300 unit.
“Penjualan memang relatif stabil dalam waktu tiga bulan ini. Tapi kalau dihitung secara omzet masih mengecewakan. Kami saat ini hanya mengandalkan kemudahan kredit yang diajukan pembeli kepada pihak leasing, karena suku bunga sudah tidak bisa diandalkan,” jelasnya Kamis (12/3) kemarin.
Dengan kemudahan kredit  yang dikeluarkan leasing dan pembeli tersebut disetujui maka dapat dipastikan penjualan mobil bekas dapat terkerek naik.  Sehingga penjualan mobil bekas dipastikan dapat lebih bergeliat.
“Efek bergeliatnya tidak bisa kita lihat dalam waktu triwulan kedua, tapi menjelang akhir tahun 2015 minimal bulan Agustus sudah bisa dirasakan hasilnya. Karena daya beli masyarakat sedang mengalami penurunan, karena semua kebutuhan ikut naik,” tuturnya.
Sementara itu menurut, Choirul Fikri penjual mobil di kawasan Bratang menjelaskan, paling turun adalah mobil kelas Premium yang paling berdampakl. Inova, Terano, Pajero, dan lainnya. Kalau di hitung, penjualan mobil kelas premium hanya menyumbang 3% dari total omzet yang ada di showroom ini.
“Paling sebulan hanya 1 atau 2 unit saja, sangat bertolak belakang di tahun 2014. Dalam sebulan, 6 -8 unit kelas Inova bisa laku terjual,” ujar pemilik Showroom MSA mobil.
Choirul masih tetap optimis, tahun ini kenaikan penjualan mobil bekas bisa kembali seperti sedia kala. Asal ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pemerintah yakni pemerintah menurunkan suku bunga, stabilnya nilai tukar rupiah pada kisaran Rp.11.000-Rp.12.500.
“Kalau nilai tukar rupiah tinggi, maka perbedaan kurs berdampak kepada suku cadang mobil. Artinya konsumen yang membeli mobil bekas, akan mempertimbangkan untuk mengganti spare part. Sehingga berdampak tertundanya keinginan konsumen untuk membeli mobil bekas,” tutup pria berkacamata tersebut. [wil]

Tags: