Pasar Proweti Surabaya Lebih Menjanjikan

Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International, dalam acara Colliers Press Luncheon Q2 2016 di JW Marriott Hotel, Surabaya, Kamis (15/9).

Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International, dalam acara Colliers Press Luncheon Q2 2016 di JW Marriott Hotel, Surabaya, Kamis (15/9).

Surabaya, Bhirawa
Pasar properti Surabaya sangat menjanjikan. Meski dari tingkat hunian atau okupansi masih di bawah Jakarta, namun perkembangan properti di Kota Pahlawan khususnya perkantoran, jauh di atas daerah-daerah lain di Indonesia.
“Jika dilihat dari data supply, Surabaya merupakan kota kedua yang paling aktif dan terbesar setelah Jakarta,” kata Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International, dalam acara Colliers Press Luncheon Q2 2016 di JW Marriott Hotel, Surabaya, Kamis (15/9). Kemarin
Dia lalu menyebutkan, pada semester I tahun 2016, pasokan ruang kantor di Jakarta sekitar 8,5 juta meter persegi, sementara Surabaya di bawah 300 ribu meter persegi.
Untuk mengukur perkembangan sektor properti, di antaranya dapat melihatnya data Central Business District (CBD). Pada tahun 2015, angka CBD menurun hingga 4,7 persen. Namun pada tahun 2016, diprediksi tumbuh sekitar 5 persen. “Dengan demikian, ke depan bisnis properti dapat terangkat seiring dengan naiknya angka CBD tersebut,” terang dia.
Selain itu, sambung Ferry, ada faktor lain yang menjadi sinyal positif bagi bisnis properti, yaitu nilai inflasi sangat terkendali. Secara otomatis, dengan nilai inflasi yang rendah, pemerintah bakal menurunkan nilai suku bunga bank.
“Bank Indonesia saat ini juga mulai membuat peraturan melonggarkan financing to value ratio (LPV) sebesar 20 persen. Kemungkinan pada akhir tahun ini angka tersebut mulai turun menjadi sekitar 10 persen untuk konsumsi properti tertentu,” tutur dia.
Menurut Ferry, kebijakan tersebut merupakan langkah yang diambil pemerintah untuk meningkatkan gairah masyarakat memiliki properti. “Artinya, masyarakat dapat membeli properti dengan uang muka dan bunga cicilan lebih ringan,” pungkas dia. [ma]

Tags: