Pasca Ditinggal Pendampingnya, Dhimam Galau Masih Sendiri

Dhimam Abror Djuraid di ruang kerja, Kamis (6/8). Dia berharap partai yang mengusungnya yakni Demokrat - PAN tetap memilihnya sebagai calon Wali Kota Surabaya dalam Pilkada 2015.

Dhimam Abror Djuraid di ruang kerja, Kamis (6/8). Dia berharap partai yang mengusungnya yakni Demokrat – PAN tetap memilihnya sebagai calon Wali Kota Surabaya dalam Pilkada 2015.

Surabaya, Bhirawa
Setelah KPU menuruti rekomendasi dari Bawaslu RI yakni memperpanjang masa pendaftaran calon selama tujuh hari, Dhimam Abror Djuraid berharap partai yang pengusungnya yakni Partai Demokrat – PAN tetap memilihnya sebagai calon Wali Kota Surabaya dalam Pilkada Surabaya 2015.
Sampai saat ini dia mengaku masih percaya kepada Partai Demokrat dan PAN yang telah mengeluarkan rekomendasi untuk dirinya dan Haries Purwoko, bakal Calon Wawali Kota Surabaya yang akhirnya mundur dari pencalonan di detik-detik terakhir pendaftaran.
Namun ketika ditanya apakah masih akan maju dalam perpanjangan pendaftaran pasangan calon, Dhimam mengaku belum memutuskan. “Prinsipnya saya akan mematuhi keputusan partai pengusung. Saya belum komunikasi sampai sekarang (kemarin, red), jadi saya belum putuskan,” kata Abror saat ditemui Bhirawa di ruang kerjanya, Kamis (6/8) kemarin.
Dhimam menegaskan, apapun keputusan koalisi partai pengusungnya, dia akan menaatinya. Hanya saja dia masih menyadari problem yang dia hadapi. “Problemnya kan, wakil saya bagaimana?” tanyanya.
Dia menganggap, Haries Purwoko adalah orang yang dianggap cocok untuk melengkapi dirinya selama proses pencalonan berlangsung. “Haries itu pengusaha di bidang periklanan. Ketua P3I (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) Jatim. Paling tidak untuk alat peraga sudah sangat membantu. Dia juga paham pekerjaan pemerintahan kota, karena sering mengerjakan. Dan dia dari etnis Madura,” ujarnya.
Dhimam mengisahkan, di awal-awal pendaftaran yang berakhir tragis Senin (3/7) lalu, dia berangkat ke KPU dengan semangat tinggi. “Begitu juga Haries, apalagi bosnya, Pak Nyala (La Nyala Mattaliti) bilang iya (mendukung untuk maju pencalonan),  jadi saya semangat untuk bertarung. Saya yakin ada kesempatan. Saya yakin ada. Kalau kita all out,” ceritanya.
Ternyata semangat  menggebu-gebu itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.     Untuk diketahui,  Senin (3/8)  tepat pukul 15.50 pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko mendaftar ke KPU Kota Surabaya di hari terakhir pendaftaran. Namun tak berselang lama, setelah menerima telepon Haries pamitan untuk ke masjid. Namun ditunggu beberapa menit Haries tidak muncul juga, dan ditengarai ‘kabur’.  Bahkan, sampai satu jam berselang, pria yang menjabat Ketua DPC Pemuda Pancasila (PP) Surabaya ini belum juga kembali.
Kontan saja, tidak adanya Haries Purwoko membuat pasangannya Dhimam Abror dan partai pendukung kebingungan. Bahkan, Plt Ketua Partai Demokrat Surabaya Hartoyo sampai melakukan protes kepada KPU Surabaya karena belum mengeluarkan keputusan resmi setelah satu jam.
Belakangan diketahui Haries menegaskan bahwa dirinya mengundurkan diri  karena terkait harga diri. Dia merasa dianggap sebagai calon boneka dalam Pilkada Surabaya 2015.
Dengan pengunduran diri Haries ini, Dhimam akan menimbang lagi siapa yang dipilihkan oleh parpol menjadi pendampingnya. “Kalau tidak bisa mengisi suara dan kemampuan saya, saya tidak bisa bilang iya,” imbuhnya.
Dia juga masih mempertanyakan, apakah koalisi Demokrat dan PAN tetap bersama. “Iya kalau masih gandeng. Kalau pisah kan selesai, berarti harus cari koalisi lain lagi,” tambahnya.
Dhimam mengakui bahwa selama ini dialah yang pro aktif ke parpol agar bisa mencalonkan diri dalam Pilkada  Surabaya 2015. “Memang saya yang pro aktif meminta rekomendasi. Saya masuki ke semua calon untuk mendaftar, karena saya memang ingin maju sejak awal,”katanya. [geh]

Tags: