Pasca Kebakaran Pasar Kertosono, Pemkab Nganjuk Bangun Pasar Darurat

Kondisi Pasar Kertosono pasca terbakar, tinggal menyisakan puing-puing yang rata dengan tanah serta menghitam. [ristika/bhirawa]

Nganjuk, Bhirawa
Sekitar 750 pedagang Pasar Kertosono yang kiosnya rusak akibat kebakaran, Pemkab Nganjuk telah merencanakan relokasi ke lahan yang merupakan aset daerah di Kelurahan Banaran Kecamatan Kertosono. Kerugian akibat musibah tersebut mencapai Rp 10 miliar.
Hingga saat ini ratusan pedagang Pasar Kertosono masih mencari sisa-sisa barang dagangan mereka yang telah hangus dan tertimpa reruntuhan kios. Ada beberapa pedagang yang masih menemukan timbangan mereka atau sekedar mengais puing reruntuhan kios yang telah rata dengan tanah.
Pasca kebakaran, Bupati Nganjuk Drs Taufiqurrohman langsung melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan relokasi pedagang korban kebakaran. Pedagang Pasar Kertosono tercatat ada 750 yang akan direlokasi. Dimana yang 600 pedagang yang kiosnya rusak total, sementara yang 150 pedagang yang kiosnya rusak berat. “Kami berharap di tempat relokasi nanti, para pedagang Pasar Kertosono bisa kembali beraktifitas dan mencari nafkah,” ujar Taufiqurrahman.
Menurutnya, lokasi untuk relokasi memang belum ideal karena lahan yang ditempati nantinya tidak bisa menampung semua. Pasalnya, luas lokasi relokasi tidak sebesar lokasi Pasar Kertosono. Namun di tempat itu, pedagang masih punya tempat, sambil menunggu pembangunan pasar.
Untuk sementara, dikatakan Taufiqurrahman, sambil membangun pasar darurat pengelola pasar mengizinkan para pedagangan untuk berjualan di jalanan sekitar Pasar Kertosono. Namun pihaknya melarang para pedagang berjualan di dalam pasar, karena dikhawatirkan bangunan akan runtuh.
Dijelaskan pula jika selama ini Pasar Kertosono menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp 405 juta/tahun. Karena para pedagang yang berjualan di lokasi Pasar Kertosono dikenai ratribusi antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500 setiap kiosnya, tergantung besar kecil kios yang ditempati pedagang. “Total retribusinya rata-rata seitar p 33 juta/bulan, dalam setiap tahunnya PAD dari Pasar Kertosono mencapai Rp 405 juta/tahun,”ujar Taufiqurrahman saat meninjau lokasi pasca kebakaran.
Diberitakan Bhirawa sebelumnya, 600 kios di Pasar Kertosono Nganjuk rata dengan tanah setelah dilalap api. Enam belas mobil pemadam kebakaran yang merupakan bantuan dari Pemkab Jombang, Pemkot dan Pemkab Kediri serta sejumlah mobil pemadam dari swasta baru mampu menjinakkan api sekitar pukul 04.00.
Sejumlah saksi mata mengatakan, awal sebelum terjadi kebakaran terdengar suara ledakan keras yang berasal dari deretan kios disisi timur pasar. Karena angin sangat kencang api yang semula kecil, dalam sekejab menjadi besar. Apalagi kebanyakan kios dibangun dengan bahan kayu maka api mudah membesar dan terus menjalar ke kios lainya. Karena api terus membesar, warga sekitar Pasar Kertosono sempat kewalahan untuk menjinakkan api, apalagi hanya menggunakan alat seadanya.
Api yang menyala sekitar pukul 22.20 tersebut membuat pedagang dan warga sekitar Pasar Kertosono panik. Beberapa pedagang yang sempat menyelamatkan barang dagangan kemudian mengamankan di tengah jalan Gatot Subroto. Namun lebih banyak lagi pedagang Pasar Ketosono yang tidak berhasil menyelamatkan dagangannya karena rumahnya jauh dari pasar. [ris]

Tags: