PASI Undang Pelatih Jerman Perbaiki Nomor Lempar

nomor lemparJakarta, Bhirawa
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) mengundang dua pelatih nasional atletik Jerman Michael Deyhle dan Dieter Kollark untuk memperbaiki nomor lempar di Indonesia.
“Kami meminta Jerman untuk mendatangkan pelatih atlet terbaik untuk nomor lempar. Mereka akan melakukan pelatihan singkat dan ‘training camp’ bagi pelatih dan atlet atletik Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Besar PASI Tigor M Tanjung di Sekretariat PASI Jakarta, Senin.
Tigor mengatakan para atlet juga akan mendapatkan studi kasus tentang teknik lemparan karena selain dua pelatih itu PASI juga mendatangkan dua atlet atletik nasional Jerman untuk nomor lempar, Anna Rueh dan Carolin Paesler.
“Mereka akan mulai melatih pelatih dan atlet pada Senin ini hingga Jumat (9/1). Tapi Rabu (7/1) mereka libur,” kata Tigor.
Dua pelatih Jerman itu, lanjut Tigor, merupakan bentuk keberlanjutkan kerjasama PASI dengan Persatuan Atletik Jerman (Deutscher Leichtathletik-Verband/DLV).
“Selain kita mengirim pelatih ke Jerman, kita juga meminta mereka untuk mendatangkan pelatihnya ke Indonesia. Pada 2013 kita juga mendatangkan Lars Riedel hingga memberikan pelatihan ke Papua,” kata Tigor.
Namun, Tigor menambahkan Deyhle dan Kollark tidak memberikan pelatihan hingga ke daerah di Indonesia menyusul jadwal kedua pelatih itu yang sempit di Tanah Air.
Sementara, pelatih atletik asal Aceh Hasrizal mengatakan kedua pelatih Jerman itu memberikan pengarahan yang lebih detail tentang nomor lempar dalam cabang atletik.
“Kami tidak bisa bertanya tentang nomor lempar cakram karena tadi masih membahas tentang nomor tolak peluru. Mereka membahasnya secara runtut dari bagian tubuh bawah, satu per satu,” kata Hasrizal.
Hasrizal mengatakan potensi atletik nomor lempar di Aceh sangat bagus tapi terkendala kultur Islam di Aceh yang sangat kuat sehingga orang tua lebih mendorong anak-anak mereka untuk belajar di pesantren dibanding mengikuti olahraga.
“Olahraga ini kan tetap akan ada aurat yang terbuka dan itu susah bagi para orang tua,” kata pelatih yang juga pegawai negeri sipil Kota Banda Aceh itu.
Hasrizal mengatakan saat ini dia masih melatih dua atlet atletik remaja putra dan atlet atletik remaja putri. [ant.hel]

Tags: