Pasien Kosong, Rumah Isolasi Sari Indah Gending Kabupaten Probolinggo Ditutup

Pasien kosong, rumah isolasi Sari Indah Gending ditutup.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Covid-19 di Kab Probolinggo Turun, Isolasi Puskesmas Juga Berkurang
Probolinggo, Bhirawa
Mulai Senin (29/3/2021), Rumah Isolasi Sari Indah Gending bagi orang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala akhirnya ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Penutupan ini dilakukan karena pasien yang ada di rumah isolasi tersebut sudah tidak ada alias sudah zero kasus. Covid-19 di Kab Probolinggo turun, isolasi puskesmas juga berkurang. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Dyah Kuncarawati, Rabu (31/3).

“Untuk selanjutnya, Rumah Isolasi Covid-19 laki-laki kami buka di Puskesmas Paiton. Sementara untuk konfirmasi wanita, ibu hami dan nifas ada di Puskesmas Maron,” katanya.

Menurut Dyah, Rumah Isolasi Sari Indah Gending ditutup karena jumlahnya sudah sangat sedikit. Terakhir hari ini tinggal 6 orang yang memang sudah sembuh dan waktunya pulang. Jadi mumpung kosong maka rumah isolasi Covid-19 digeser ke Puskesmas Paiton.

“Memang Puskesmas Paiton sudah kami siapkan dengan sangat baik kondisinya. Sudah kami pagar rapat untuk pembatas antara yang sehat dengan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sarana prasana sudah sangat memenuhi syarat,” jelasnya.

Dyah menerangkan kalau pasien sudah sangat sedikit seperti itu, jika di Hotel Sari Indah harus full booking dengan membayar 50 kamar yang masing-masing sebesar Rp 125 ribu. Kalau di Puskesmas Paiton bisa hemat karena tidak membayar untuk tempatnya. Hanya membayar untuk makan, petugas jaga dan lain-lain.

“Karena pasien sedikit, sehingga saya merasa yakin kalau Puskesmas Paiton mampu untuk menampung. Kalau dulu banyak tidak mampu karena hanya mempunyai 16 kamar. Sementara di Puskesmas Maron ada 19 tempat tidur. Jadi total kami masih mempunyai 35 tempat tidur dan itu masih cukup,” terangnya.

Hanya saja terang Dyah, rumah isolasi Covid-19 di Puskesmas Paiton dan Puskesmas Maron diperuntukkan bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala. Sementara untuk yang bergejala tetap ada di RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan RSUD Tongas.

“Itupun jumlah pasien di dua rumah sakit ini sangat sedikit sekali. Kalau tidak salah di RSUD Tongas sudah 0 dan RSUD Waluyo Jati Kraksaan ada 6 orang. Karena pasien 0, maka Ibu Bupati sudah menyetujui di RSUD Tongas untuk sudah mulai membuka poli klinik umum. Nanti selanjutnya pasti diikuti dengan rawat inap umum karena memang kosong tempatnya,” tegasnya.

Lebih lanjut Dyah menjelaskan walaupun sudah banyak yang masuk zona hijau dan kuning, tetapi resiko penularan masih tetap tinggi, karena yang imunisasi juga masih sedikit. “Oleh karena itu protokol kesehatan tetap harus diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Dyah menambahkan bahwa salah satu kunci penurunan kasus Covid-19 di Kabupaten Probolinggo karena penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Skala Mikro. Hal ini sangat membantu sekali karena desa dan kecamatan itu merasa bertanggung jawab bahwa wilayahnya harus terus hijau. Terlebih mereka sangat semangat sekali. “Harapannya kasus Covid-19 semakin turun dan tidak ada lagi masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga mampu mewujudkan Kabupaten Probolinggo sebagai zona hijau,” tandasnya.

Turunnya kasus aktif Covid-19 dari hari ke hari membuat rumah isolasi di Kabupaten Probolinggo jauh berkurang. Sempat menggunakan tujuh hotel sebagai rumah isolasi untuk pasien positif tanpa gejala, kini semuanya tidak dipakai lagi. Yang terakhir, Pemkab Probolinggo tak lagi menggunakan Hotel Sari Indah di Kecamatan Gending untuk rumah isolasi. Sejak Senin (29/3), tempat itu ditutup atau tidak lagi dipakai.

Dyah menjelaskan, rumah isolasi itu ditutup atau tidak digunakan lagi karena tidak ditemukan kasus baru. Sehingga, tidak ada lagi pasien yang dirawat di sana. “Sudah tidak ada pasien yang menempati, jadi ditutup,” tuturnya.

Meski demikian, Pemkab tetap menyiapkan rumah isolasi untuk antisipasi kalau ada pasien positif baru tanpa gejala. Puskesmas Maron dan Paiton dipilih sebagai rumah isolasi. “Untuk pasien laki-laki memaksimalkan Puskesmas Paiton. Dan pasien wanita, ibu hamil dan nifas kami manfaatkan Puskesmas Maron,” lanjut Dyah.

Sedangkan untuk pasien yang memiliki gejala, tetap diarahkan ke dua rumah sakit seperti sebelumnya. Yaitu di RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan RSUD Tongas. Di sisi lain, penutupan rumah isolasi dilakukan dengan alasan efisiensi. Sebab, Pemkab Probolinggo harus full booking kamar di hotel.

Tidak adanya pasien membuat Pemkab Kabupaten harus membayar, meskipun tidak digunakan. Setelah melakukan beberapa pertimbangan akhirnya diputuskan tidak lagi menggunakan hotel. Melainkan, memanfaatkan Puskesmas. “Dua Puskesmas yang dijadikan rumah isolasi kondisinya sudah memungkinkan. Bahkan sudah dimodifikasi menyesuaikan peruntukannya,” ungkapnya.

Menurut Dyah, saat ini kasus Covid-19 di kabupaten sudah menurun. Bahkan, di RSUD yang menjadi tempat isolasi pasien bergejala hanya menyisakan beberapa orang. “Namun demikian tidak boleh lengah. Protokol kesehatan tetap harus diterapkan,” tambahnya.(Wap)

Tags: