Pasien RSUD dr Soetomo Meningkat Pasca Lebaran 2019

RSUD dr Soetomo

Korban Kecelakaan Menurun, Ledakan Petasan Melonjak
RSUD dr Soetomo, Bhirawa
Angka korban kecelakaan di RSUD dr Soetomo saat libur lebaran 2019 menurun. Namun, kondisi itu tidak dibarengi dengan menurunnya jumlah korban ledakan petasan. Tercatat ada 13 korban petasan yang ditangani rumah sakit milik Pemprov Jatim ini. Bahkan, ada korban yang kedua tangannya harus dioperasi lantaran terluka parah.
Data yang dihimpun Bhirawa, dalam rangka kesiagaan libur lebaran tertanggal 1-9 Juni, RSUD dr Soetomo jumlah pengunjung sebanyak 1.679. Dengan jenis pasien baru 762 dan pasien lama 917. Dengan rincian, trauma sebanyak 62, non trauma 1.617, pasien MRS sebanyak 496, meninggal 19 dan rujukan 214 serta operasi 117.
Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Dokter Joni Wahyudi SpBS (K) menegaskan bahwa korban ledakan petasan saat libur lebaran 2019 mengalami peningkatan, yakni 13 orang. Hal ini meningkat tajam dibandingkan libur lebaran tahun lalu yang hanya 3 korban akibat petasan.
“Kali ini yang paling menonjol itu korban ledakan petasan. Mulai puasa sampai hari raya kita merawat 13 korban petasan, tahun lalu cuma 3 pasien. Bahkan ada pasien yang tangan kanan kirinya harus kita operasi, tangannya remek (hancur, red) sehingga kita lakukan rekonstruksi,” terangnya kepada Bhirawa, Senin (10/6) kemarin.
Menurut dr Joni, korban petasan ini penting karena dari 13 pasien itu terkena dua organ yakni kornea mata dan juga tangannya. Padahal, kata dia, korban petasan itu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) tidak ditanggung oleh BPJS. “Bahkan, saya sudah konfirmasi pada Pemda dan Pemkot itu juga tidak ditanggung, harus biaya sendiri,” katanya.
Biaya korban petasan, lanjut dr Joni, juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi korban juga akan mengalami kerugian yang menyebabkan cacat hingga kebutan seumur hidup. “Apalagi biaya luar biasa dan menimbulkan cacat. Mata juga bisa menyebabkan seumur hidupnya tidak bisa melihat. Oleh karena itu, lanjutnya, kedepan pelarangan terhadap petasan ini harus sungguh-sungguh diperhatikan,” tegasnya.
Pihaknya juga membeberkan, selain korban petasan, RSUD dr Soetomo juga menerima pasien yang mengalami gangguan pencernaan, diare, nyeri perut dan saluran nafas terganggu. Di tahun ini, tambah dr Joni, angka kecelakaan yang dirawat bahkan tidak ada yang signifikan jumlahnya. “Kecelakaan tidak ada yang signifikan, ya,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Humas RSUD Dr Soetomo, dr Pesta Parulian mengatakan, pada libur lebaran pihaknya telah menyiagakan total 249 tenaga medis on call. Di mana, tenaga ini bertugas secara bergantian sesuai jadwal yang sudah diberikan.
Sarana operasional seperti ambulans umum dan jenazah, radiologi dan CT scan, layanan laboratorium, logistik nonmedik beserta stok cadangan medis lainnya. Jumlah tenaga medis ini merupakan hasil evaluasi dari pelaksanaan libur lebaran di tahun-tahun sebelumnya.
Tak hanya mempersiapkan koordinasi internal, koordinasi eksternal antara rumah sakit juga dilakukan. Hal ini agar tidak terjadi penumpukan pasien di RSUD dr Soetomo. “Untuk memenuhi itu, ada dua opsi, ada jadwal jaga, jadi ada dokter, perawat, dan tenaga administrasi. Kemudian ada jaga On Call,” bebernya.
RSUD dr Soetomo juga menyiapkan ruang Buffer Instalasi Gawat Darurat (IGD). Ruang ini disediakan apabila terjadi penumpukan pasien di IGD. Ketua Forum Pers RSUD dr Soetomo, dr Urip Murtedjo SpB KL mengungkapkan, ruangan Buffer ini digunakan untuk pasien IGD menunggu hasil pemeriksaan ataupun kamar rawat inap.
“Fasilitasnya sudah seperti rawat inap, jadi pasien IGD tidak perlu menunggu kamar atau hasil pemeriksaan di selasar IGD,”paparnya. Setidaknya ada 40 ranjang yang disediakan di ruang Buffer ini. Meskipun belum diresmikan, ruangan Buffer ini sempat digunakan saat kejadian luar biasa Demam Berdarah Februari lalu. [geh]

Tags: