Paska Banjir Menerjang Warga Situbondo

Salah satu rumah warga asal RT 004/001, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Situbondo saat tergenang banjir baru baru ini. [sawawi]

Warga Masih Trauma Berat, Sebagian Tetap Siaga dan Waspada

Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Tak ada satu orang pun yang menginginkan terjadinya bencana banjir. Namun di Situbondo sebagai salah satu daerah pantura Jatim, bencana banjir seolah menjadi langganan, utamanya warga yang berada disepanjang bantaran sungai Sampean Baru Situbondo. Sebagian warga Kota Santri ini ada yang menganggap banjir bandang yang menimpa setiap bulan Februari, kerap kali menghantuinya.
Seperti terjadinya banjir pada, Jumat malam (26/1) lalu, membuat sejumlah warga yang berada di RT 004/RW 001, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Situbondo mulai dilanda kesusahan. Puluhan kepala keluarga (KK) yang berdomisili disana masih merasa trauma akibat rumahnya terendam banjir setinggi 50 cm. “Meski banjirnya tidak seperti 2006 silam, tetapi kami tetap ketakutan menghadapi bencana banjir,” ujar Suyoto warga setempat.
Menurut Suyoto, bencana banjir yang menimpa dirinya beserta puluhan KK tetangganya tidak disangka sebelumnya karena curah hujan di wilayah Situbondo tidak tinggi. Suyoto baru merasa kaget, setelah sirine yang dipasang di kawasan Dam Sampean Baru Situbondo mulai berbunyi. “Ternyata benar sekitar jam 22.00 wib, banjir sudah menggenangi rumah,” paparnya.
Meski banjir malam itu tidak sampai menengelamkan rumahnya, lanjutnya, tapi perasaan takut dan trauma hingga saat ini masih sulit dihilangkan. Apalagi curah hujan belakangan ini kian tinggi seiring mendekati bulan Februari 2018. Saat banjir malam kemarin, meski sebagain perabotan rumahnya terendam banjir, tidak sampai menimbulkan korban jiwa. “Hanya kursi, lemari dan dipan tempat tidur yang terendam banjir. Kalau warga alhamdulillah masih selamat,” ungkapnya.
Warga lainnya bernama Jumatra juga mengaku hal yang sama dengan Suyoto. Pria berusia 60 tahun mengaku ketakutan saat banjir melanda wilayah rumahnya pada Jumat malam lalu. Jumatra juga mengaku waspada karena rumahnya yang berada dibantaran sungai di RT 004/RW 001, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji selalu menjadi langganan banjir.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Petugas BPBD bersama tim gabungan bencana lainnya sehingga semua warga masih selamat. “Kami terendam banjir karena salah satu plengsengan ada yang jebol. Kami minta pemerintah memperhatikan secepatnya jebolnya plengsengan tersebut,” pinta Jumatra.
Menurut dia, sejak saat ini dirinya bersama warga lainnya selalu waspada mengantisipasi terjadinya bencana banjir susulan. Ia dan elemen masyarakat setempat juga intensif melakukan penjagaan disepanjang aliran sungai, termasuk memantau ketinggian debit air di Dam Sampean Baru. Sebab, meski banjir kemarin hanya setinggi 50 cm, membuat warga tetap was was. “Kami berdoa semoga tidak tetjadi banjir susulan. Kami kasihan kepada anak dan cucu yang masih belia,” harapnya.
Sementara itu, Puriyono, Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Situbondo menjelaskan, sejak pukul 21.40 wib, tinggi permukaan air 120, 40 cm; pembukaan pintu air telting : 0. Sedangkan pembukaan pintu air 1 : 200 cm; pintu air 2 : 200 cm; pintu air 3 : 200 cm; pintu air 4 : 200 cm; pintu air 5 : 150 cm dan pintu air 6 : 150 cm. “Sejak malam itu banjir mulai menggenang Kelurahan Ardirejo dan Kampung Bentongan Desa Sumberkolak Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo,” terangnya.
Menurut Ipung, panggilan akrab Puriyanto, Jumat malam (26/1) curah hujan mulai meninggi di wilayah hulu yang mengakibatkan debit air Sungai Sampean Baru berubah besar sehingga membuat tanggul di Kelurahan Ardirejo rusak dan jebol sekitar 20 cm sampai memasuki kawasan pemukiman warga setempat. “Sedangkan banjir genangan yang terjadi di Kampung Bentongan Desa Sumberkolak diakibatkan aliran sungai sampean yang masuk ke pemukiman warga melalui gorong-gorong sungai,” aku Puryanto.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Taufik Hidayat melalui Kabid RK dan RR Gatot Trikorawan, menuturkan, pihak BPBD Situbondo bersama Kapolres Situbondo AKBP Sigit Dany Setiyono langsung turun kelokasi untuk memantau tingginya debit air di Dam Lima Sampean Baru Situbondo. “Aliran sungai Dam Sampean Baru mengalami puncaknya sekitar pukul 22.00 Wib dengan ketinggian muka air 320 cm. Namun mulai pukul 23.30 wib aliran air berangsur menurun,” ujar Gatot.
Mantan Kabid Bangsi pada BKPSDM Situbondo itu menambahkan, tingginya genangan air berkisar 40-50 cm di Kelurahan Ardirejo Kecamatan Situbondo maupun di Kampung Bentongan Desa Sumberkolak Kecamatan Panarukan.
Saat itu juga, urai Gatot, Pusdalops BPBD Situbondo turun ke titik berkumpulnya masyarakat yang panik akibat tingginya debit air untuk menjelaskan kepada warga untuk tetap tenang dan tidak panik. “Kami juga melakukan koordinasi dengan pihak desa, kecamatan, Polres/Kodim Situbondo serta relawan yang ada di Kab Situbondo,” terang Gatot.
Dari kejadian banjir kemarin tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan hanya mengalami kerusakan rumah yang ada di Kelurahan Ardirejo RT 04/ RW 01 Kecamatan Situbondo. Nama-nama warga yang rumahnya tergenang diantaranya B. Nisap, 60 tahun (1 KK-4 Jiwa, balita umur 3 tahun ); Herman, 45 tahun (2 KK-5 jiwa); Muni 58 tahun (1 KK-4 jiwa, bayi umur 9 bulan); Aswi (1 KK-6 jiwa); P. Budi, ( 1 KK-6 jiwa, 2 balita kembar umur 2 tahun). Lalu ada Jumatra, 55 tahun (1 KK-4 jiwa); Imam, 52 tahun (1 KK-4 jiwa) dan Sutik, (1 KK-4 jiwa).
“Hingga saat ini Pusdalops BPBD Situbondo terus siaga memantau debit air Sungai Sampean Baru serta mengerahkan personil Pusdalops BPBD Situbondo dan relawan untuk assesment di titik rawan bencana,” ungkap Gatot.
Langkah lainnya, ujar Gatot, pihaknya terus berkoordinasi dengan perangkat Desa, Kecamatan, instansi terkait, Polres Situbondo, Kodim Situbondo, tokoh masyarakat setempat serta relawan yang ada di Situbondo untuk ikut membantu menyebarluaskan informasi debit air Sungai sampean kepada masyarakat secara langsung. “Bisa melalui repeater radio dan media sosial (medsos),” tandas Gatot seraya mengakui taksiran kerugian yang dialami warga masih dalam pencatatan taksasi BPBD Situbondo. [Sawawi]

Rate this article!
Tags: