Paslon Choma Galang Organisasi Kepemudaan

Pasangan Calon (Paslon) Bupati Malang dari independen Nurcholis-Muhammad Mufidz (Choma)

Pasangan Calon (Paslon) Bupati Malang dari independen Nurcholis-Muhammad Mufidz (Choma)

Kab.Malang, Bhirawa
Pasangan Calon (Paslon) Bupati Malang dari independen Nurcholis-Muhammad Mufidz (Choma) terus bergerilya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Kabupaten Malang. Karena paslon Choma tidak diusung oleh partai politik (parpol), sehingga salah satu cara adalah menggandeng organisasi kepemudaan.
Bakal Calon Bupati (Bacabup) Malang Nomor Urut Tiga dari independent Nurcholis, Kamis (3/9), kepada Bhirawa membenarkan, jika dirinya dan Muhammad Mufidz, saat ini telah menggandeng ormas kepemudaan guna untuk menggalang suara.
“Seperti yang kami lakukan yakni menggandeng Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), dan organisasi setingkat karang taruna,” paparnya.
Menggandeng organisasi kepemudaan, lanjut dia, dengan harapan bisa mendulang suara pada Pemilihan Bupati (Pilbup) mendatang. Sebab, paslon dari independen tidak memiliki masa pendukung dari parpol, sehingga agar bisa mendulang suara, satu satunya selain menggandeng organisasi kepemudaan, harus juga melakukan gerilya kepada masyarakat secara door to door.
Nurcholis mengaku, jika selama ini dirinya juga merupakan aktivis kepemudaan, sehingga tidak sulit untuk meminta dukungan pada teman-teman yang selama ini beroganisasi di kepemudaan. Karena dirinya sudah lama berkecimpung di organisasi kepemudaan di wilayah Kabupaten Malang.
Di antaranya, menjadi Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Wakil Ketua Pemuda Pancasila (PP), Sekretaris Kosgoro, Presiden Belagu Scooter Club, dan Penasehat Forum Komunikasi Vespa Malang Raya (PFKVM).
“Jadi dengan menggandeng organisasi kepemudaan, maka saya sangat optimis akan mendapatkan perolehan suara banyak. Karena oraganisasi kepemudaan jumlah anggotanya cukup banyak, dan belum lagi ditambah keluarganya,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Nurcholis menegaskan, hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan dirinya di urutan ketiga, hal itu tidak pengaruh. Sebab, untuk perolehan suara, ditentukan dengan hasil akhir, sehingga LSI tidak bisa menjadi patokan. Dan yang terpenting saat ini bagaimana dirinya memperoleh simpati dari masyarakat. Sebab, kuncinya ada pada masyarakat, dan bukan hasil dari survey LSI.  [cyn]

Tags: