Paslon QA Tawarkan PB dan Smart City Manjakan Petani Melineal

Cawabup Gresik dr Asluchul Alif Maslikan menyapa masyarakat di Dusun Kulon Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringinanom.

Gresik, Bhirawa.
Paslon Qosim-Alif, sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan setelah pendidikan dan kesehatan. Sejumlah program yang ditawarkan, berupa Kartu Petani Bangkit dan Smart City Desa.

Memurut Calon Wakil Bupati ( Cawabub ) Gresik dr. Asluchul Alif Maslikan mengatakan, bahwa luas lahan pertanian pangan di Kabupaten Gresik mencapai 67.900 hektar. Nantinya para petani akan mendapat kartu Petani Bangkit ( PB ), di dalamnya terdapat sistem penyaluran bantuan bibit padi, jagung, dan kedelai. Juga bantuan pupuk serta traktor, dan Alsintan (Alat-alat mesin pertanian).

“Semua biar merata dan termonitor, di satu dashboard Gresik Smart City di Desa. Nanti desa yang mendapatkan bantuan bisa termonitor di Smart City, dan tidak orang- orang itu saja, tapi merata,” kata Dokter Alif pada saat menyapa masyarakat di Dusun Kulon Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringinanom.

Dengan program petani bangkit, akan membuat kebijakan perluasan lahan pertanian sehingga produksi beras bisa ditingkatkan. Saat ini produksi padi mencapai 420 ribu ton, bila diasumsikan rendemen mencapai 60 persen. Total produksi beras dari seluruh lahan pertanian di Gresik, mencapai 252 ribu ton.

Lahan pertanian luasnya mencapai 67.900 hektar, jumlah naik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 67.197 hektar. Tak hanya di sektor tanaman pangan, produksi perkebunan maupun hortikultura juga terus mengalami tren positif. Mulai dari jagung, kacang tanah, kedelai, dan sejumlah komoditas lainnya.

“Program lainnya, adalah kami mengajak anak-anak muda di Gresik untuk beralih menggarap sektor pertanian. Caranya, dengan menggarap pertanian menggunakan teknologi tepat guna berbasis sistem. Jika dulu menggarap sawah dengan membajak pakai sapi, memanen secara manual. Kini dengan teknologi yang kami tawarkan melalui konsep smart city, pertanian bisa dikerjakan secara modern,”ungkapnya.

Selain membantu produksi pangan, gerakan anak muda atau milenial menggarap sektor pertanian bisa dikombinasikan dengan pengembanan pariwisata. Saat ini sedang tren kafe berada di tengah sawah, sangat instagramble dan mendatangkan nilai ekonomis cukup bagus.

Ditambahkan Asluchul Alif Maslikan, bahwa QA. Sudah program kartu bangkit untuk sektor pertanian, UMKM, peternakan. Sehingga anak muda ( milineal ), mempunyai daya dorong bisa menggarap sawah. Yang kemasan proses penggarapan sawah dijadikan obyek wisata, di bangunan infrastruktur yang unik. Dengan di lengkapi warung atau kafe, seperti wisata. Pemasarannya menggunakan marketplace yang ada, serta melalui platform digital lainnya. [kim]

Tags: