Pasokan Ikan Laut di Kab.Malang Menipis

Kapal nelayan Pantai Sendang biru Kabupaten Malang disandarkan ditepi pantai, karena nelayan tidak berani melaut

Kapal nelayan Pantai Sendang biru Kabupaten Malang disandarkan ditepi pantai, karena nelayan tidak berani melaut

(Akibat Ribuan Nelayan Berhenti Melaut)
Kab Malang, Bhirawa
Dinas Kelautan dan Perikanan (DPK) Kabupaten Malang mencatat adanya kekosongan persediaan ikan laut di berbagai pasar yang tersebar di wilayah kabupaten setempat. Hal itu disebabkan, para nelayan di pesisir Pantai Malang Selatan berhenti melaut, akibat gelombang laut tinggi.
Kepala DKP Kabupaten Malang M Nasri, Kamis (15/9), saat ditemui Bhirawa di ruang kerjanya menjelaskan saat kondisi normal  produksi ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Dadap Pantai Sendangbiru, bisa mencapai 250 ton per hari. Sehingga jika para nelayan tidak melaut dikarenakan gelombang laut tinggi, otomatis pasokan ikan laut di pasar terjadi kelangkaan.
Menurutnya,  gelombang laut tinggi karena fenomena alam yang tidak bisa dilawan. Meski saat ini di laut ramai-ramainya ikan, para nelayan tetap tidak akan berani melaut ketika cuaca ekstrem. Sehingga mereka memilih tidak melaut hingga cuaca di tengah laut normal.
“Hal tersebut berdampak pada kelangkaan ikan laut, dan jika ada pedagang masih ada yang menjual ikan laut, pasti harganya tinggi,” ungkapnya.
Dijelaskan, produksi ikan laut di TPI Pondok Dadap dalam setahun mencapai 6.500 ton, sedangkan 40 persennya adalah ikan tuna, yang kini sebagai andalan nelayan Pantai Malang Selatan. Sementara, ikan tuna di perairan laut Pantai Malang Selatan mempunyai kualitas terbaik di Jawa Timur (Jatim). Dan masa paceklik ikan laut, para nelayan hanya mampu produksi ikan seberat 10-15 ton per hari.
“Ikan laut yang diproduksi nelayan Pantai Malang Selatan rata-rata jenis ikan tuna, cakalang, dan tongkol. Untuk produksi ikan tuna sebesar 40 persen, cakalang 30 persen, dan tongkol 30 persen. Artinya, produksi unggulan ikan laut di Kabupaten Malang ini adalah ikan tuna, terutama pada baby tuna.” terang Nasri.
Untuk meningkatkan produksi dan kualitas ikan hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Malang ini, ia menambahkan, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui dana APBN sebesar Rp 6,3 miliar membangun ruangan pendingin ikan atau cold storage berkapasitas 100 ton, di Desa Tawangrejeni, Kecamatan Turen. Saat ini pembangunannya sudah mencapai 60 persen.
Nantinya yang menjadi nama ruangan pendingin ikan tersebut, kata Nasri, yakni Cold Storage Turen. Sedangkan tanah seluas 4000 meter per segi (m2) untuk bangunan cold storage tersebut asset milik Pemkab Malang. Selesainya pembangunan cold storage itu, maka ikan hasil tangkapan nelayan Malang Selatan tidak lagi dititipkan pada daerah lain yang memiliki cold storage.
“Tapi cukup disimpan di Cold Storage Turen,” tandasnya.
Secara terpisah, Kepala Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermajing, Kabupaten Malang Sudarsono menyatakan, sudah se-minggu terakhir ini gelombang laut di Pesisir Pantai Malang Selatan mencapai 6 meter. Dan kondisi tersebut dipicu cuaca di tengah laut ekstrem, karena sewaktu-waktu  diguyur hujan dalam intensitas tinggi, yang disertai angin kencang.
“Akibat gelombang laut tinggi, ribuan nelayan Pantai Sendangbiru tak berani melaut. Sehingga ikan yang berada di TPI Pondok Dadap kosong, hal itu yang juga menyebabkan kelangkaan ikan laut di pasar-pasar tradisional yang tersebar di Kabupaten Malang,” terangnya.  [cyn]

Tags: