Pasokan Lancar, Harga Daging Tetap Naik

Harga daging yang mengalami kenaikan telah membuat masyarakat mengurangi konsumsi daging dan memilih beraganti dengan asupan makanan yang lain.

Harga daging yang mengalami kenaikan telah membuat masyarakat mengurangi konsumsi daging dan memilih beraganti dengan asupan makanan yang lain.

Surabaya, Bhirawa
Sejak dinormalkannya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pertamina ke masyarakat belum membuat harga daging ayam dan sapi turun di tingkat pasar tradisional. Sehingga daya beli masyarakat, juga terimbas karena kenaikan harga kedua produk tersebut. Masyarakat lebih banyak mengalihkan kepada jenis sayuran, dan telor.
Kepala Dinas Peternakan Jatim,  Ir Maskur, MM mengatakan, timnya juga tengah mengecek harga daging di beberapa pasar di Surabaya. Hasilnya, daging sapi dengan kualitas bagus seharga 98 ribu/kg.
“Rata-rata antara Rp 90 ribu sampai Rp 98 ribu. Kalau harga sebesar itu terlalu tinggi.  Sementara daging ayam memang harga masih Rp 33 ribu. Bahkan akhir pekan, harga daging sapi murni Rp 90 ribu,” katanya, Senin (8/9).
Dinas Peternakan juga terus memantau harga daging, apalagi tak lama lagi menjelang Hari Raya Idul Adha. Biasanya harga sapi dan harga daging cukup mengalami kenaikan dibandingkan hari-hari biasanya.
Sementara itu  Anisa, salah satu penjual daging sapi di daerah Pasar Rebo Rungkut, Surabaya mengatakan untuk pasokan daging sapi dari tempat pemotongan tidak ada kendala, semua berjalan dengan lancar. Tapi kenaikan harga, memang tidak bisa ditahannya.
“ Dari tempat pemotongan memang sudah naik mas, bisa jadi karena efek solar yang kemarin susah untuk di dapatkan sehingga berpengaruh terhadap naiknya. Harga waktu terjadi kelangkaan solar, sekitar Rp. 115 ribu/ kg.  Saat keadaan normal, harga masih tetap naik bahkan harga terakhir saat ini Rp. 122 ribu/ kg,” ujar wanita berkerudung hijau tersebut, Senin (8/9) kemarin.
Anisa menambahkan, penyebab harga belum turun karena dari peternak sapi memang sengaja mencari untung berlebih. Karena rumor yang beredar ditengah masyarakat bahwa Bulan Desember BBM akan naik sebesar Rp.2.000. “ Kalau dari pemilik sapi memang belum mau menurunkan harga, pemilik sapinya lagi cari untung besar karena memang memanfaatkan rumor kenaikan harga BBM,” ujarnya singat.
Seperti halnya daging sapi, Lailatul pedagang ayam potong ini ikut menaikan harga ayam yang dijualnya. Jika sesudah lebaran harga ayam berkisar Rp.29 ribu/ kg sekarang menjadi Rp.33 ribu/ kg. Besaran keuntungan yang di dapatnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan  sehari-hari.
“Setelah lebaran, memang harga sempat turun sekitar Rp.500-700/ kgnya. Tapi pas Solar terjadi kelangkaan dari daerah produsen ayam harga ayam melejit naik menjadi Rp.31.300- 33 ribu/ kg. Paling saya ambil untuk dari Rp.1.000-1.500/ kg,” terangnya.
Sementara itu, Novi salah satu konsumen daging sapi mengaku keberatan dengan kenaikan harga daging sapi. Karena warung yang dimilikinya harus mengurangi potongan daging, apabila ada konsumen yang mencari masakan dari menu daging.
“Kalau ada konsumen yang beli semur daging biasanya potongannya besar, sekarang sedikit diperkecil. Karena untuk menaikkan harga tentu tidak akan laku. Karena mayoritas pembelinya seperti tukang becak, dan ibu-ibu yang bekerja sebagai buruh rokok dikawasan Rungkut Industri,” jelasnya. [wil.rac]

Tags: