Pastikan Zona Drainase dan Sumur Injeksi untuk Kesuksesan GASS Kota Malang

Prof. Bisri dan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko saat membahas peta zona sumur injeksi di Balaikota Malang kemarin.

Kota Malang,Bhirawa 
Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GAss). perlu ditindaklanjuti secara teknis untuk  ‘membumikannya’.  Untuk itu, Pemerintah Kota Malang melakukan Peta Zona Drainase dan Sumur Injeksi. 
Nantinya setiap kelurahan di Kota Malang akan memiliki Peta Zona Drainase dan Sumur Injeksi dan yang dipresentasikan hari ini untuk Kelurahan Penanggungan dan peta ini sudah siap untuk seluruh wilayah Kecamatan Klojen. Acara yang digelar di ruang Sidang Balaikota ini dihadiri oleh Wawali, Sekda, Asisten, Lurah dari 57 kelurahan dan Perangkat Daerah terkait seperti kecamatan, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Malang (DPUPR Perkim), Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang. 
Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko menyampaikan dalam bahwa program ini merupakan program kerja sama pemerintah dan masyarakat yang harus benar-benar serius dalam pengerjaanya. 
“Kita perlu betul-betul serius menangani masalah banjir ini, diawali dari yang terkecil yaitu ditingkat kelurahan bergerak ke tingkat kecamatan,”ujar Sofyan Edi Jarwoko.
Ia menegaskan pentingnya kerjasama untuk mensukseskan kegiatan ini. Merupakan kolaborasi pentahelix ini adalah satu bentuk riil  Pemerintah bersama masyarakat yang sering disebut dengan komunitas juga dengan kalangan pelaku usaha, akademisi dan media, sehingga jika gerakan ini betul-betul masif, direncanakan dengan baik, diorganisir dengan baik, dan tak kalah penting pelaksanaannya. Itulah yang menentukan keberhasilan suatu program yang dicanangkan.
Selanjutnya, Prof Dr. Ir. M. Bisri MS, menyampaikan beberapa masalah yang mengakibatkan banjir di kota Malang, diantaranya kurang pintu masuknya air masuk ke saluran (inlek) dan saluran penangkapan air (grill).
“Kelemahan kita adalah kurang inlek, kurang pintu masuk, kedua grill nya kurang banyak, di depan gang saya banyak yang peyok-peyok dan tertutup sampah jadi airnya gak bisa masuk,  saya yakin kok malang ini sebetulnya gak begitu banjir kalau itu bisa lancar”tutur Bisri.
Prof Bisri yang juga menjadi Ketua Tim Pertimbangan Percepatan Pembangunan Daerah Kota Malang juga menjelaskan mengenai ilmu dasar banjir dan genangan. Menurutnya, secara konsep saluran drainase dengan saluran irigasi tidak bisa digabung.
Hal ini lantaran saluran irigasi merupakan saluran pembawa air dari besar menjadi kecil sedangkan saluran drainase idealnya dari saluran pengumpul air dari kecil menjadi besar. Akan tetapi, kenyataannya di lapangan tidak demikian. 
Ia pun membahas mengenai peta drainase dan sumur injeksi dari kelurahan Penanggungan. Ia mengkritisi peta tersebut dengan detail serta memberikan arahan untuk membagi saluran menjadi tiga, yaitu saluran primer, tersier dan sekunder serta mendata titik saluran sumur injeksinya. [mut]

Tags: