Pasuruan Darurat Bencana Kekeringan, 5 Kecamatan Kesulitan Air Bersih

Puluhan warga di Desa Sibon, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan tengah antre menunggu bantuan air bersih dari Pemkab Pasuruan, Rabu (8/8).

Pasuruan, Bhirawa
Tercatat ada 20 Desa di 5 kecamatan wilayah Kanupaten Pasuruan mengalami darurat kekeringan. Kepala Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Bhakti Jati Permana menyatakan pihaknya telah darurat bencana kekeringan selama musim kemarau.
“Ada 20 Desa di 5 Kecamatan di Kabupaten Pasuruan kami nyatakan darurat bencana kekeringan. Untuk pendistribusian air bersih sudah berlangsung, 1 desa 2 truk tangki 5.000 liter setiap harinya,” papar Bhakti Jati Permana, Rabu(8/8).
Terinci, 20 Desa di 5 Kecamatan itu meliputi, Kecamatan Lumbang di Desa Cukurguling, Watulumbung, Lumbang, Karangjati dan Karangasem, Kecamatan Winongan berada di Desa Sumberrejo, Kedungrejo dan Jeladri.
Untuk Kecamatan Lekok di Desa Wates, Semedusari, Pasinan dan Balunganyar. Sedangkan, Kecamatan Gempol berada di Desa Bulusari dan Wonosari serta Kecamatan Pasrepan di Desa Klakah, Petung, Sibon, Ngantungan, Mangguan dan Tambakrejo.
Sementara pantauan di lapangan, puluhan warga di Desa Sibon, Kecamatan Pasrepan merasakan dampak kemarau tahun ini memang sangat dirasakan cukup terasa. Sumber mata air yang biasa diandalkan saat kemarau kondisnya mampet atau tidak bisa keluar air.
Saat ini warga hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah daerah dan pihak swasta yang peduli terhadap masyarakat di lereng Gunung Bromo ini.
“Kemarau tahun ini luar biasa. Karena kondisi mata air sudah mampet (tak keluar airnya). Sehingga, kami saat ini hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah dan pihak swasta,” tandas Muslim, salah satu Desa Sibon, Rabu (8/8).
Diakuinya, pasokan air bersih bantuan dari pemerintah (Pemkab Pasuruan) tak cukup, meskipun sehari sampai empat truk tangki air.
“Air memang kebutuhan sangat mendasar, karena setiap hari orang pakai air. Makanya, begitu mendapatkan pasokan air, kami berhemat air dan mengatur penggunaan air,” kata Muslim.
Dalam sehari, warga mengginakan enam sampai delapan jerigen bantuan air bersih. Hanya saja, setiap kali bantuan datang, warga hanya bisa mendapatkan tiga jerigen.
“Jadi, bantuan airnya dibagi rata dan tidak boleh serakah. Padahal sangat kurang untuk skala per rumah. Tapi apa daya, kami menurut saja sama petugas,” urai Faisol, warga lainnya.
Faisol bersama warga Desa Sibon hanya bisa berdoa dan menunggu musim hujan tiba. Ia hanya bisa berharap ada bantuan dari pemerintah yang lebih banyak lagi.
“Harapan kami supaya pemerintah menambah lebih bantuan air bersih ke desa Sibon. Sehingga kami terhindar dari bencana kekeringan,” tambah Faisol.
Pantuan Bhirawa di lokasi, puluhan warga rela antre dan berdiri berjam-jam untuk mendapatkan jatah air dari truk yang mengangkut air bersih. Karena musim kemarau, sebagian besar warga rela tidak mandi seharian. Sehingga, air bantuan dari pemerintah dipakai untuk masak dan mencuci.
“Bantuan air dari pemerintah ini saya buat untuk memasak dan mencuci. Untuk mandi saya jarang. Ini dalam rangka menghemat air. Karena disini sangat sulit mendapatkan air bersih. Harapan kami kepada Pemkab Pasuruan supaya mencari solusi jangka panjang, agar desa ini terhindar dari krisis air bersih. Terlebih menambah pasokan bantuan airnya,” tegas Hadi, warga Desa Sibon. [hil]

Tags: