PAUD – SMA di Kabupaten Sidoarjo Segera Dibuka Lagi Bulan Ini

Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin

Sidoarjo, Bhirawa.
Plt bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin melempar harapan akan segera dibukanya kembali gerbang-gerbang sekolah dan dimulainya pembelajaran secara tatap muka mulai PAUD hingga SMA pada Agustus ini.

“Dalam satu atau dua hari ini saya akan terima hasil kajian dari Dinas Pendidikan dan Kesehatan. Kalau memang sudah memungkinkan saya kira kenapa tidak dibuka saja,” ujarnya yang ditemui di Pendopo Delta Wibawa, Jumat (7/8).

Pihaknya juga akan melibatkan Departemen Agama dalam keterkaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada di bawah naungan instansi tersebut.

Hal lain yang perlu diperjelas adalah faktor regulasi yang memperkenankan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk membuat keputusan sendiri terkait hal tersebut agar pihaknya jangan sampai dipersalahkan dalam pengambilan sikap dan keputusan.

Ia mengaku sudah mendengar pernyataan Mendagri, Tito Karnavian yang disampaikan Selasa (4/8) lalu yang menyerahkan kewenangan pembukaan sekolah itu pada Gugus Tugas Kabupaten/Kota.

Menurutnya, secara umum kondisi Sidoarjo sudah cukup memungkinkan untuk menggelar pembelajaran secara tatap muka. Apalagi masukan dari tim epidemiologi Unair juga sudah menyatakan Sidoarjo sudah berwarna oranye terkait penyebaran virus corona.

“Memang kemarin itu tidak secara khusus membahas tentang sekolah. Tapi kalau lihat kondisinya seperti itu, secara pribadi saya sudah berani ambil keputusan untuk dibuka lagi (sekolah-red),” tandas pejabat yang akrab dengan panggilan Cak Nur itu.

Masalah tinggal membuat aturan-aturan terkait protokol kesehatan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan virus tersebut pada siswa yang punya efek domino ke orang tua yang ada di rumah.

Misalnya dengan mengatur jadwal masuk sekolah. “Jadi tidak seluruh siswa langsung dimasukkan. Diatur dulu separo-separo di tahap awal sambil dilihat lagi perkembangan selanjutnya,” tambah politisi PKB itu.

Yang penting menurutnya, para siswa tetap bisa mendapatkan pembelajaran secara efektif tanpa mengabaikan faktor kesehatan mereka dan keluarga di rumah. “Jadi kedua-duanya jalan, ya urusan sekolah, ya urusan kesehatan,” pungkasnya.(hds)

Tags: