Pawai Budaya dan Kesenian Pesisir 14 Daerah di Jatim Hipnotis Warga

Peserta dari Kota Surabaya menampilkan tarian dan kesenian khasnya dalam FKPU Jawa Timur di Kota Pasuruan, Minggu (29/5). [hilmi husain]

Peserta dari Kota Surabaya menampilkan tarian dan kesenian khasnya dalam FKPU Jawa Timur di Kota Pasuruan, Minggu (29/5). [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Belasan kabupaten dan kota yang berada di pesisir utara Jatim tampil sekaligus memeriahkan Festival Kesenian Pesisir Utara (FKPU) yang diselenggarakan oleh Pemprov  Jatim, Minggu (29/5).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim Jarianto menyampaikan festival tahunan itu diselenggarakan untuk melestarikan kesenian-kesenian lokal di daerah pesisir utara Jatim.
“Kegiatan ini dalam rangka membina sekaligus mengembangkan potensi kesenian lokal di kawasan pesisi utara,” ujar Jarianto saat sambutan FKPU di Kota Pasuruan.
Menurutnya, setiap daerah harus mengembangkan potensi kesenian dan budaya lokal yang dimilikinya masing-masing. “Budaya dan kesenian yang ada di Jawa Timur ini tidak perlu disamaratakan. Artinya harus tumbuh dan berkembang dengan kesenian dari daerah masing-masing. Makanya, dengan mempertahankan keragaman itu berarti kita juga mempertahankan sifat pluralistik masyarakat Jawa Timur,” ucap Jarianto.
Wakil Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo mengungkapkan berbagai penampilan dari belasan kabupaten dan kota di pesisir utara Jatim diharapkan agar bisa meningkatkan sektor pariwisata, khususnya di Kota Pasuruan.  “Kegiatan FKPU ini sangat positif, khususnya untuk mengangkat potensi Kota Pasuruan dalam segi kepariwisataan. Semoga kekayaan seni, budaya dan pariwisata ini menjadi daya tarik wisatawan, baik dalam maupun luar negeri,” terang Raharto Teno Prasetyo.
Dalam pawai FKPU diikuti 14 kabupaten dan kota yang berlangsung di Kota Pasuruan tersebut menyuguhkan potensi lokal dari masing-masing daerah.  Setiap peserta FKPU saling beradu kreasi potensi kesenian dan wisatanya masing-masing dengan cara berlenggak-lenggok di catwalk. Mulai dari Jalan Pahlawan hingga finish di GOR Untung Suropati Kota Pasuruan.  Seperti halnya peserta dari Kota Pasuruan. Sebagai kota yang ketempatan gelaran FKPU 2016 menampilkan tarian Terbang Bandung khas Kota Pasuruan. Terbang Bandung berawal dari Terbang Takruk, kemudian ditambah sepasang Kedencong (kendang besar) yang dipukul saut-maut dan saling mengisi. Jenis kesenian itu untuk mengisi drama komedi tradisional.
Sedangkan, peserta dari Kabupaten Pasuruan mempromosikan lokasi wisata Bromo dengan mengusung tema Dengan Melestarikan Budaya Lokal sebagai Pilar Destinasi Wisata Bromo Kabupaten Pasuruan.
Begitu pula dengan peserta dari Kabupaten Situbondo menampilkan pesona kesenian lokalnya. Berawal dari mencerminkan kehidupan warga pesisir, daerah yang berada di kawasan Tapal Kuda itu menampilkan kesenian Asapok Ombak. Hal itu untuk menunjukkan mata pencarian warganya yang setiap hari berada di tengah laut.
Tak kalah menariknya juga dari Kabupaten Tuban. Kesenian Gelut Pentol, daerah yang membentang sepanjang kurang lebih 60 kilometer di sepanjang pantai utara Jawa itu mengisahkan kehidupan para nelayan. Nelayan di Kabupaten Tuban biasanya mewujudkan rasa syukurnya dalam sebuah permainan adu kekuatan, yakni Gelut Pentul. Selain itu juga ada larung sesaji sebagai tanda syukur para nelayan.
Tak hanya itu, peserta dari Kabupaten Pamekasan juga tampil memukau. Daerah yang berada di Pulau Madura itu berusaha untuk menonjolkan kesenian musik Uldhaul Lanceng Kana. Kesenian dengan genre musik patrol itu mengalunkan lagu-lagu khas Madura.
Tentu saja, pawai gelaran FKPU tersebut menjadi perhatian masyarakat sekitar. Karena catwalk tersebut menampilkan perpaduan potensi dan budaya bokal dari masing-masing daerah di pesisir utara Jatim.
“Sangat menarik pawai ini. Karena baru kali ini saya melihat pawai langsung dari sejumlah daerah di Jawa Timur. Yang dari Sampang maupun Situbondo menarik. Tapi Kota Pasuruan tetap yang paling menarik yang saya lihat tadi. Karena di Kota Pasuruan perpaduan kesenian dan budayanya sangat kental,” kata Fitriah, warga Panggungrejo di sela-sela melihat pawai FKPU. [hil]

Tags: