Pawai HUT RI Anak Pegang Senjata Dipertanyakan

Pawai HUT RI ke 73 anak bercadar ikut pawai di pertanyakan.

(Tanpa Koordinasi, Dandim Probolinggo Siapkan Sanksi) 

Kota Probolinggo, Bhirawa
Kota Probolinggo hari ini diviralkan dengan pawai anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK. Pasalnya pawai yang momentumnya kemerdekaan itu, dicederai dengan salah satu TK yang ikut pawai dengan melambangkan kekerasan membawa replika senjata api dan bercadar. Tanpa koordinasi, Dandim Probolinggo selaku Pembina TK siapkan sanksi administrasi terhadap Kasek dan gurunya.
Pawai yang digelar Sabtu 18/8 pagi dengan rute Jl. Panglima Sudirman (depan Pemkot) – Jl. Suroyo – Alun-alun itu diikuti ratusan anak Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK). Salah satu TK menampilkan anak-anak berpakaian hitam bercadar dan membawa replika senjata laras panjang.
Sontak hal ini viral di media sosial, beberapa akun FB juga melakukan protes. Warganet (netizen) pun ramai- ramai mengomentarinya. Bahkan organisasi kepemudaan juga ikut protes seperti GMNI, IPNU, GP Ansor dan Gusdurian Probolinggo.
Lukman Effendi, Koordinator Gusdurian Probolinggo mengaku, kaget dan kecewa. Pasalnya pawai kemerdekaan sebagai lambang perjuangan rakyat Indonesia kok tampil seperti itu. Kami kecewa terus terang saja, tidak selaras dengan tema pawai kemerdekaan dengan anak-anak juga memegang senjata,ia berharap ada tindakan tegas dari pihak terkait, ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Muhammad Maskur mengaku, sudah memanggil kepala TK Kartika. “Benar karena banyak laporan dari masyarakat, kami sudah memanggil kepsek yang bersangkutan. Dijelaskannya bahwa penampilan seperti itu untuk hiburan dan tidak ada maksud negatif,” katanya.
Bahkan, kata Maskur, kepsek sampai bersumpah- sumpah untuk tak mengulangi aksi serupa. Namun pihaknya akan memanggil lagi kepsek, dan guru TK tersebut untuk menjelaskan secara detail. “Besok kami akan panggil lagi TK yang bersangkutan bersama guru-gurunya” tegasnya.

Dandim dan Kapolresta lakukan klarifikasi..

Kepala TK Kartika V-69, Hartatik mengaku bahwa busana pawai yang dikenakan anak-anak murni hanya untuk pawai tanpa ada niat apa-apa. Kostum inipun, merupakan properti bekas yang tersimpan dalam gudang sekolah. “Kami tidak ada niat apa-apa, apalagi menanamkan jiwa kekerasan. Semua hanya niat pawai dengan memanfaatkan properti yang ada sehingga lebih hemat,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku berbusana seperti itu, untuk menyesuaikan tema yakni ‘Perjuangan Bersama Rasulullah Untuk Meningkatkan Iman dan Taqwa’. Ia pun meminta maaf atas ketidaknyamanan ini. “Atas kejadian ini saya meminta maaf kepada masyarakat. Kami berjanji untuk tak mengulangi hal yang sama,” tandas dia.
Dandim 0820 Letkol Depri Rio Saransi , menegaskan TK yang terletak di Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggu itu sendiri berada dalam naungan Kodim 0820 Probolinggo.Bahkan lokasi sekolah, berada dalam kompleks Makodim. “Kami tak jika pawainya menggunakan atribut itu. Mereka tidak koordinasi sebelumnya, tahu-tahunya begini” paparnya.
Atas hal itu, pihaknya atas nama Kodim 0820 Probolinggo meminta maaf atas hal ini. Kodim juga juga akan menyiapkan sanksi. ” Akan kami siapkan sanksinya, berupa administrasi”, tukas Dandim.
Pawai budaya yang diikuti ratusan anak PAUD di Kota Probolinggo Polisi memastikan, pawai yang digelar dengan start di depan Pemkot tak mengajukan izin terlebih dulu. Hal ini disampaikan Kapolresta Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal.
Setelah kami konfirmasi ternyata tak izin terlebih dulu. Namun demikian karena tahu ada agenda akhirnya dilakukan pengamanan. Selanjutnya, pihaknya akan mendalami hal ini meski sudah dilakukan klarifikasi. Hal ini untuk memastikan apakah ada unsur kesengajaan atau tidak pakaian anak-anak TK Kartika, tambahnya.(Wap)

Tags: