PBTI Sosialisasikan Aturan Baru Pertandingan

foto ilustrasi

Jakarta, Bhirawa
Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) akan menyosialisasikan aturan-aturan baru pertandingan taekwondo kepada wasit-wasit nasional di Batam, Makassar, dan Jakarta pada April 2017.
“Pertandingan taekwondo mengacu keputusan Federasi Taekwondo Dunia (WTF) punya aturan-aturan baru yang harus diadopsi secara internasional. Aturan itu juga sudah diterapkan dalam kejuaraan terbuka di Amerika Serikat dan Belanda sejak Januari,” kata pelatih pelatnas PBTI Rahmi Kurnia di Jakarta, Selasa.
Rahmi mengatakan aturan baru dalam pertandingan taekwondo antara lain tendangan harus lebih bertenaga sehingga mampu menyalakan lampu indikator yang tertempel pada alat pelindung tubuh.
“Penilaian secara subyektif memang lebih sedikit karena atlet telah memakai alat yang dapat mendeteksi serangan lawan pada baju pelindung tubuh. Tapi, wasit tengah masih punya hak untuk menilai apakah atlet disebut melakukan pelanggaran atau tidak,” katanya.
Aturan lain yang juga baru yaitu atlet dapat mendorong lawan yang dalam posisi berdekatan dan sulit untuk melakukan tendangan.
“Dalam aturan pertandingan sebelumnya, atlet tidak boleh mendorong lawan karena itu akan dinilai sebagai pelanggaran,” kata Rahmi.
Dalam aturan baru, lanjut Rahmi, atlet yang terdorong dan jatuh justru akan memperoleh pengurangan poin. Sedangkan atlet yang mendorong lawannya sampai jatuh akan mendapatkan tambahan poin.
PBTI akan menyosialisasikan aturan baru pertandingan Taekwondo di Batam pada 14 April, di Makassar pada 22-24 April, dan di Jakarta pada 27-30 April. “Kami berharap wasit-wasit itu akan memperkenalkan aturan baru itu secara nasional pada Mei,” katanya.
“Kami sebenarnya mengharapkan dukungan peralatan baru untuk menyesuaikan dengan aturan baru itu. Peralatan generasi kedua itu mendukung karena serangan-serangan yang tidak bertenaga tidak akan memicu lampu indikator untuk menyala,” katanya.
Pelatnas Taekwondo Indonesia, menurut Rahmi, telah menyiasati penyesuaian aturan baru pertandingan itu dengan menambah lapisan pada perlatan generasi lama yang dimiliki PBTI.
“Tapi, tetap saja penilaiannya akan berbeda karena alat yang kami pakai dengan tambahan lapisan itu tidak standard,” katanya.
Rahmi mengatakan perubahan aturan pertandingan dalam cabang bela diri taekwondo karena Federasi Taekwondo Dunia menilai pertandingan taekwondo harus lebih banyak menarik minat penonton.
“Taekwondo seringkali diidentikkan dengan bela diri tendangan. Kecenderungannya, atlet-atlet yang memiliki tinggi badan lebih dibanding lawannya yang dapat menang dalam pertandingan. Semakin lama hal itu tidak menarik para penonton,” katanya.
Selain aturan pertandingan yang ditujukan kepada atlet, Federasi Taekwondo Dunia juga mewajibkan para pelatih yang mendampingi atlet-atletnya untuk memakai jas lengkap dalam pertandingan putaran semifinal dan final. [ira.ant]

Tags: