PC LTNNU Latih Kemampuan Literasi Santri Ponpes Atqia

Suasana para santri putra PP Atqia Bondowoso saat menerima penjelasan materi dalam Workshop Literasi Santri. (Ihsan Kholil]

Bondowoso, Bhirawa
Pengurus Cabang Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Kabupaten Bondowoso melatih kemampuan literasi para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Atqia, Kelurahan Kademangan, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso, Sabtu (18/7).
Kegiatan yang diikuti oleh siswa-siswi MA Atqia itu, yakni untuk mendorong semangat belajar santri dalam tulis menulis. Pada kesempatan itu tak hanya Ketua PC LTN NU, Andiono Putra yang hadir untuk mengisi kegiatan itu. Akan tetapi turut melibatkan penulis buku ‘Saat perempuan Memimpin; Antara Cinta, keluarga dan Air Mata’, yakni Bintana Alin Hilwah.
Pantauan di lokasi, sebelum masuk pada penjelasan materi inti untuk mengawali dalam Workshop Literasi Santri yang digelar di Madrasah Aliyah (MA) Atqia setempat. Ketua LTNNU Bondowoso Andiono Putra memaparkan beberapa pertanyaan pada siswa.
“Adakah yang belajar naik sepeda pancal maupun sepeda motor. Harus belajar teori terlebih dahulu, bahwa pedalnya begini, cara nge-gasnya begini dan cara ngeremnya begitu?,” tanya Andiono kepada para siswa.
Setelah mendapat pertanyaan tersebut, puluhan pelajar, santri Ponpes Atqia yang rata-rata sudah bisa mengendarai motor dan sepeda pancal itu pun menjawab: “Tidaak!”, jawab para siswa dengan kompak.
Sementara itu, saat dikonfirmasi usai memberikan beberapa materi, Andiono menjelaskan pertanyaan tersebut, bahwa mereka (para siswa) langsung naik sepeda tanpa mempelajari teori mengendarai sepeda motor, tak perlu mengetahui seluk-beluk perangkat mesin dan cara menggunakannya.
“Yang penting kata mereka (Siswa – Red), kayuh sepeda pancalnya, injak gas dan sesuaikan porsnelengnya, maka motor yang akan dinaiki akan berjalan,” ungkapnya.
Andiono mengaku, bahwa semacam itu diutarakan, agar peserta Workshop Literasi Santri tidak minder dan memiliki semangat untuk belajar menulis, meskipun mereka sebelumnya tidak pernah mendapatkan pembekalan semacam pelatihan jurnalistik dasar.
Alumni Pondok Pesantren Alwas’us Shadri Dabasah itu menhelaskan, untuk mempelajari teori kepenulisan itu penting. Akan tetapi bukan pada saat pertama kali belajar menulis.
“Teorinya nanti itu. Analisa bahwa tulisannya begini dan begitu, itu belakangan. Yang penting, sekarang itu menulis. Apa yang ada dipikiran, tuliskan,”jelasnya. san
Ditempat yang sama, Pengasuh Pondok Pesantren Atqia Dr KH Matkur Damiri mengungkapkan, bahwa workshop literasi santri ini oleh MA Atqia sengaja dijadikan dua kelas yaitu Kelas Putra dan Kelas Putri.
“Mereka sangat senang dan semangat dalam mengikuti kegiatan ini,”ungkapnya saat di konfirmasi.
Menurutnya, kegiatan literasi santri diharapkan dapat meningkatkan semangat membaca dan menulis, khususnya di lingkungan Atqia. Tak cukup itu, pihaknya pun berharap, agar di akhir semester atau di akhir tahun pelajaran, ada majalah yang diterbitkan. Dan penulisnya para santri atau pelajar Atqia. [san]

Tags: