PCNU Kota Surabaya Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19

Ketua PCNU Kota Surabaya-Muhibbin Zuhri ketika refleksi hari ke 10 PSBB di Surabaya. [andre/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Melihat dampak sosial yang ditimbulkan akibat wabah Covid-19 yang melanda Indonesia khususnya Surabaya, membuat PCNU Kota Surabaya turut tergerak partisipasi membantu masyarakat terdampak Covid-19.
Ketua PCNU Kota Surabaya-Muhibbin Zuhri ketika refleksi hari ke 10 PSBB di Surabaya mengatakan, kepedulian PCNU Surabaya ini ditunjukan dengan menggelar Lumbung Ketahanan Pangan, dengan tema “Gerakan Suroboyo Wareg Berkah”.
“Jangan sampai di bulan puasa ini ada saudara – saudara kita yang tidak bisa makan akibat dampak Covid-19 ini apagi dengan diberlakukanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” ungkap Muhibbin, Kamis (7/5/2020).
Dia menjelaskan, ada 3 hal yang akan dilakukan dalam progam lumbung pangan ketahanan PCNU ini. Pertama, memberikan makan dan sekaligus menggerakan perekonomian di bawah dengan cara membuat dapur umum.
“Tapi jangan dibayangkan dapur umum kayak tentara ya. Jadi kita nanti akan menggerakan ibu – ibu muslimah yang berada dikampung – kampung untuk masak yang kemudian akan diantar ke tetangga yang sudah kita data,” ujarnya.
Tahap yang ke 2 lanjutnya, dengan mengadakan pasar murah, namun dengan cara membagikan voucher kepada masyarakat yang terdampak dan nanti dapat dibelanjakan di warung – warung meracang saja.
“Yang ke tiga akan membagikan sembako kepada warga yang berada di perkampungan. Semoga dengan adanya bantuan yang kami berikan dapat membuat ketenangan masyarakat dalam menghadapi Covid-19 ini,” pungkasnya.
PSBB Kurang Tegas dalam Penindakan
Sementara itu tentang Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya di hari ke 10 ini, menurut Muhibbin dirasa masih kurang efektif dan diminta harus lebih tegas lagi dalam penindakan pelanggaran selama PSBB.
“Saya melihat (PSBB) ini tidak efektif,” kata Muhibbin Zuhri ketika ditemui usai jumpa press refleksi hari ke 10 PSBB di Surabaya. Menurut Muhibbin, jalan raya lebih ramai dari minggu pertama dan kedua sebelum PSBB, artinya dari sesi masyarakat, mungkin merasa tidak betah dirumah, karena dia (Masyarakat) mungkin punya keperluan yang tidak bisa diselesaikan hanya dirumah.
“Kedua, soal penindakan dari pelanggaran pelanggaran (PSBB) ini. karena juga belum dilakukan secara tegas sehingga orang menggampangkan mungkin dianggap keluar tidak masalah nggak papa,” katanya.
Oleh karena itu, kedepannya lebih tegas lagi untuk penindakan ini dan segara dimulai, tetapi bukan dalam rangka untuk menteror masyarakat, tapi lebih untuk menertibkan masyarakat.
“Saya mohon kedepannya lebih tegas untuk penindakan pelanggaran (PSBB) ini,” tuturnya. saat jumpa press soal refleksi hari ke 10 PSBB di Surabaya.
Muhibbin juga mengimbau kepada masyarakat harus disiplin dan mengikuti apa yang menjadi aturan (PSBB) dari pemerintah, karena PSBB tidak seterusnya ini demi untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“Kalau toh umpamanya diperpanjang, ya kita harus mengikuti supaya cepat selesai agar tidak muncul lagi cluster baru,” pungkasnya. [dre]

Tags: