PDIP Kota Probolinggo Ajukan Haris Nasution

Haris Nasution (beroTopi) Ketua DPC PDIP Kota Probolinggo Bisa Langsung Maju Pilwali.(Wap)

(PKB Pastikan Usung Habib Hadi Politisi yang Lahir dari Pesantren)
Kota Probolinggo, Bhirawa
Sebagai ketua partai terbesar di Kota Probolinggo, tak sulit bagi Haris Nasution untuk maju menjadi calon dalam pemilihan wali kota (pilwali) 2018 nanti. Dengan delapan kursi di DPRD setempat, PDIP menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung calon tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. PKB Pastikan Usung Habib Hadi Politisi Yang Lahir Dari Pesantren.
Partai berlambang banteng moncong putih ini, juga ‘rutin’ menempatkan kadernya sebagai kepala daerah. Setidaknya, dalam tiga kali pilwali terakhir. Mulai era HM Buchori, hingga Rukmini yang kini masih menjabat. Tapi Nasution tak mau jemawa. dirinya termasuk yang pelit bicara tentang peluangnya maju dalam pilwali. “Nanti akan ada penjaringan, sesuai AD/ART partai,” katanya Senin (17/4).
Pria yang biasa disapa Yon ini, dikenal dekat dengan “wong cilik”. Sebelum menjadi ketua parpol, ia tercatat beberapa kali menjadi anggota DPRD. Yang terakhir (periode 2009-2014), ia menjadi ketua Fraksi PDIP dan ketua komisi C, yang membidangi pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Yon tak ambil pusing. Ia tak mau banyak komentar dan bermanuver, sebelum ada keputusan partai. “Saya mohon maaf dulu kalau masalah pilwali,” ujar Yon kini tercatat sebagai ketua Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Cabang Kota Probolinggo.
Demikian pula dengan Hadi Zainal Abidin merupakan tokoh masyarakat dan ulama muda, Kota Probolinggo, adalah putra Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi, pendiri Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, yang terbesar di Kota Probolinggo.
Menjelang pemilihan wali kota (pilwali) Probolinggo tahun 2018, namanya kembali masuk dalam bursa calon. Dorongan dari arus bawah kepada anggota komisi VII DPR-RI ini, cukup deras. Habib Hadi besar di lingkungan pesantren. Jenjang pendidikan SD sampai SMA ia habiskan di lingkungan pesantren. Meski demikian, alumnus Budi Utomo, Malang ini, gemar berorganisasi di luar lingkungan pesantrennya.
Ketua DPC PKB Kota Probolinggo itu menyatakan, dirinya memang akan maju dalam Pilkada 2018 mendatang. Tekadnya untuk maju, selain ingin memberikan perubahan yang positif bagi Kota Probolinggo, juga karena dukungan masyarakat yang begitu kuat. “Motivasi dan semangat untuk ikut andil memajukan Kota Probolinggo karena saya kelahiran Probolinggo,” tegasnya.
Bila diberi amanah dan terpilih menjadi wali kota, pria yang kini menjadi anggota DPR-RI itu mengatakan bakal mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki Kota Probolinggo. Habib Hadi juga ingin mengajak semua stakeholder untuk bekerja sama menuju kemajuan.
Ditanya tentang calon wakil wali kota, mantan anggota DPRD Jatim ini sudah mempertimbangkan lima figur. Hanya saja, ia masih enggan menyebut identitas kelima figur yang dimaksud. Termasuk apakah dari unsur politisi, birokrasi, pengusaha ataupun unsur lainnya. Yang jelas, calon wakil harus memiliki kesamaan konsep dan pemikiran.
Pria yang kini menjadi anggota DPR RI Dapil IV Jatim (Jember-Lumajang) ini mengatakan, figur yang ia pilih benar-benar nantinya harus figur yang punya elektabilitas dan popularitas tinggi. Pihaknya tak ingin mengulangi kesalahan pada Pilwali 2013 silam. “Strateginya berbeda dengan yang lalu. Selain perkuatan internal, kami akan selektif dengan figur yang nantinya dipilih,” tandasnya.
Pada  Pilwali 2013, pasangan Habib Hadi Zainal Abidin-H Kusnan (Handalanku) hanya meraih 20.134 suara atau 15,08 persen dan menduduki posisi paling buncit dari tiga pasangan calon (paslon) lainnya. Pasangan Handalanku kalah dari paslon Hj. Rukmini-Suhadak (Harus Pas) yang meraih posisi teratas dengan 48.326 suara aau 36,19 persen.
“Di urutan kedua, pasangan Zulkifli Khaliq-Maksum Subani (Zam-zam) dengan raihan 41.813 suara atau 31,31 persen. Kemudian, posisi ketiga yakni pasangan Dewi Ratih-Ashad Anshari (Deras) mendapat 23.260 suara atau 17,42 persen,” tambahnya. [wap]