PDIP Matangkan Jokowi-Ryamizard

Ryamizard - Jokowi

Ryamizard – Jokowi

Jakarta, Bhirawa
Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan internal partai sedang mematangkan Ryamizard Ryacudu sebagai pendamping calon presiden PDIP Joko Widodo selain nama Jusuf Kalla.
“Semua yang diberitakan media, dua orang itu sedang dimatangkan oleh Ketua Umum Ibu Megawati, Pak Jokowi, bersama Partai NasDem yang merupakan mitra koalisi,” kata Eriko Sotarduga saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/4) kemarin.
Menurut dia, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat tersebut pantas mendampingi Jokowi sebagai cawapres dalam pertarungan Pilpres mendatang.
Dalam beberapa hari terakhir, PDI Perjuangan sudah mengerucutkan dua nama yang bakal mendampingi Jokowi dalam Pilpres 9 Juli. Kedua nama tersebut adalah Jusuf Kalla dan Ryamizard Ryacudu.
“Sedang dimatangkan, kami mendengar aspirasi rakyat yang berkembang untuk menentukan siapa cawapres Jokowi,” ujar dia. Selain JK, ia mengatakan, Ryamizard merupakan sosok yang kapabel bila bersanding dengan Jokowi.
Ryamizard Ryacudu lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 21 April 1950. Ia adalah mantan perwira tinggi militer TNI AD yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dari 2002 hingga 2005.
JK Lebih Baik Jadi Guru Bangsa
Pengamat Politik UIN, Faisal Nurdin Idris, berpendapat mantan Wapres, Jusuf Kalla (JK) dinilai lebih pantas menjadi guru bangsa, oleh karena itu pengalaman dan pengabdiannya membangun bangsa ini ditransformasikan kepada generasi muda.
“Pria yang sudah berusia lebih dari 70 tahun itu akan lebih baik mengajarkan pengalaman berharganya kepada generasi muda. Lebih baik jadi pemain dibalik layar,” kata Faisal di Jakarta, Selasa.
Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), Muradi, juga berpendapat alangkah baiknya jika Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu menjadi guru bangsa ketimbang mencalonkan dirinya kembali menjadi cawapres pada Pemilu Presiden 2014 nanti.
“Jusuf Kalla juga sudah pernah bertarung dalam pilpres 2009 lalu, dan kalah. Kaderisasi harus berjalan, yang seharusnya tampil adalah yang lebih muda. Apakah ada? Semoga saja ada,” kata Muradi.
Mantan Wakil Presiden itu kata Muradi diprediksi akan menjadi dilema jika maju sebagai cawapres. Sebabnya, dia sudah pernah menjadi wapres. Kemudian, dia juga sudah berusia lanjut.
Ia mengatakan, JK lebih baik menjadi guru bangsa dan memantau situasi negara dari luar pemerintahan. Namun demikian, ada saja yang menganggap JK masih berelektoral tinggi.
“Ini membuat posisinya dilematis,” ujarnya.
Namun diakui Muradi, JK memang memiliki modal finansial dan dukungan. Namun, hal itu bukan berarti dia harus maju sebagai cawapres. “Harus dipertimbangkan,” katanya.  [ant]

Rate this article!
Tags: