Pedagang Bonsai yang Tak Mengenal Pandemi Covid-19

Hudiyono saat masih menjabat Pj Bupati Sidoarjo mengamati kondisi bonsai-bonsai yang unik dan menarik. [achmad suprayogi]

Ada Bonsai Seharga Rp1 Miliar, Bisa Meraup Untung hingga Ratusan Juta Rupiah
Kab Sidoarjo, Bhirawa
Pandemi Covid-19 tak semuanya memperburuk kondisi para pedagang. Ada beberapa pedagang yang justru mengalami untung besar selama pandemi ini. Contohnya adalah para pedagang bonsai yang untung puluhan juga bahkan ratusan juta rupiah. Kondisi tersebut terungkap ketika mereka menggelar pameran tanaman bonsai di pasar Sun City Biz Arteri Porong Sidoarjo belum lama ini.
Disaat banyak usaha yang gulung tikar karena menghadapi Covid-19, ternyata ini tidak berlaku bagi pedagang tanaman bonsai. Peluang bisnis dengan menjual tanaman bonsai saat ini bisa meraup omset puluhan hingga ratusan juta rupiah dalam sehari.
Ketua PPBI (Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia) Kabupaten Sidoarjo, Wardoyo mengatakan, kalau per harinya pedagang bonsai minimal membawa pulang uang Rp25 juta dari hasil penjualan bonsai yang ada di pameran dan Kontes Bonsai Bumi Jenggolo Sidoarjo pada Minggu, (21/2) lalu.
Puluhan stan dan ratusan tanaman bonsai yang dijual dan dipamerkan dengan banderol harga mulai dari Rp500 ribu untuk pohon bakalan. Harga bisa mencapai Rp500 juta untuk kelas utama. “Berbeda lagi dengan tanaman bonsai yang sudah kelas bintang, harganya bisa mencapai miliaran rupiah,” kata Wardoyo.
Menurutnya bisnis bakalan tanaman bonsai saat ini cukup menjanjikan. Jenis tanaman yang paling dicari penggemar bonsai yakni pohon Serut, Santigi, Cemara, pohon Asem, Sancang, Komeng dan Hokiantea. “Yang paling laku dan dicari penggemar bonsai adalah tanaman bonsai Santigi,” terang Rizal, salah satu peserta bursa dan pemeran.
Tanaman miliknya sendiri dibanderol mulai dari harga ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah. “Kalau yang jenis Santigi umurnya lebih dari 10 tahun harganya Rp 14 juta,” katanya.
Khoirul Yahya yang sudah memiliki ribuan koleksi bonsai hasil kreasinya sendiri, mengaku, selain enak dilihat, bonsai juga memiliki nilai seni tersendiri. “Ada seninya dari berbagaimacam bentuk bonsai,” terang warga Desa Ploso, Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.
Menurutnya, nilai seni itu akan dipahami, khususnya sesama penggemar bonsai. Dari proses pembentukan, misalnya. Bonsai juga memiliki keunikan dan kerumitan sesuai imajinasi pembuatnya. “Satu pembentukan bonsai bisa memakan waktu 10 hingga 15 tahun,” ungkapnya.
Tak hanya nilai seni yang memikat, Khoirul Yahya menjelaskan, jika bonsai juga mampu memberikan keuntungan finansial bagi petani yang tekun. Tanaman bonsai mampu memiliki harga jual tinggi jika sudah matang. “Pernah jual sampai Rp50 juta, bahkan kalau bagus bonsai bisa tembus Rp1 miliar,” ucapnya.
Soal harga, tentu juga bukan hanya dilihat dari nilainya. Tetapi juga dari stabilitasnya. Berbeda dengan tanamam musiman seperti gelombang cinta atau anthurium yang sempat bikin heboh tetapi juga cepat hilang. “Harga dan peminat tanaman bonsai cenderung stabil,” ujar Khoirul Yahya.
Sementara itu, Hudiyono yang saat itu masih menjabat Penjabat (Pj) Bupati Sidoarjo, yang diundang untuk membuka acara tersebut berpesan selama pelaksanaan pameran yang berlangsung mulai 16 – 28 Februari 2021, dirinya minta kepada panitia untuk menyediakan fasilitas protokol kesehatan. Begitu juga dengan pengunjung pameran wajib menerapkan protokol kesehatan. Seperti pakai masker dan tidak berkerumun.
Hudiyono mengatakan, bisnis jual beli tanaman bonsai dengan omzet sampai ratusan juta rupiah merupakan peluang bagus di tengah pandemi Covid-19. Bisnis yang menyasar masyarakat ekonomi menengah ke atas ini laris manis karena banyak dari mereka menghabiskan waktu di rumah dengan menikmati keindahan tanaman bonsai.
“Pada prinsipnya ekonomi harus jalan, meski saat ini sedang ada pembatasan kegiatan. Syaratnya harus mematuhi protokol kesehatan. Jika sampai terjadi kerumunan pengunjung harus dibatasi,” tegasnya.
Hudiyono minta dinas pemuda, olahraga dan pariwisata mendukung komunitas bonsai yang sudah menyelenggarakan pameran dengan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. “Adanya pameran ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi, karena perputaran uangnya cukup besar. Ini merupakan terobosan dan inovasi yang bagus. Kegiatan ini bisa membawa berkah Sidoarjo,” pintanya. [achmad suprayogi]

Tags: