Pedagang Daging Diharap Tak Terprovokasi

Harga daging sapi di pasar tradisional Jombang, Citra Niaga sejak sepekan terakhir terus naik, saat ini mencapai Rp 95 ribu per kg. Namun kenaikan harga ini berdampak pada penurunan omset para pedagang hingga mencapai 50 persen. Masyarakat kini beralih ke daging bercampur lemak karena harga lebih murah.

Harga daging sapi di pasar tradisional Jombang, Citra Niaga sejak sepekan terakhir terus naik, saat ini mencapai Rp 95 ribu per kg. Namun kenaikan harga ini berdampak pada penurunan omset para pedagang hingga mencapai 50 persen. Masyarakat kini beralih ke daging bercampur lemak karena harga lebih murah.

Bojonegoro-Sumenep Harga Stabil, Jombang Mulai Naik
Pemprov, Bhirawa
Dinas Peternakan (Disnak) Jatim mengimbau agar pedagang sapi di Jawa Timur tidak terprovokasi ancaman aksi demo yang akan dilakukan pedagang sapi di luar Jawa Timur seperti di wilayah se-Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi, red).
Kepala Disnak Jatim Ir Maskur MM mengatakan di Jatim pedagang daging tidak perlu resah mengingat ketersediaan sapi masih tercukupi. Dari segi harga, saat ini juga dinilai masih dalam taraf wajar.
“Jadi pedagang daging sapi tidak perlu risau dan jangan terprovokasi. Seharusnya pedagang sapi di Jatim lebih cerdas sebab di Jatim semuanya masih dalam batas wajar dan mencukupi. Jatim sendiri merupakan produsen dan gudangnya ternak,” kata Maskur  didampingi beberapa Kabidnya, Senin (10/8).
Dikatakan pula, kalaupun ada aksi demo di Jatim, lanjutnya, lebih dikarenakan aksi solidaritas sesama pedagang saja. Namun, sebenarnya sebagai gudang ternak maka Jatim tidak akan pernah melakukan impor sapi potong. Sebab populasi sapi di Jatim saat ini masih 4,250 juta ekor, sedangkan pada 2014 lalu sebanyak  4,125 juta ekor. “Kita tidak punya kuota impor,” katanya.
Untuk harga daging sapi di Jatim masih dalam batas wajar, saat ini di kisaran Rp 90 ribu – 95 ribu per kg. Harga tersebut juga terpantau dari sebelum dan sesudah Hari Raya Idul Fitri beberapa pekan lalu. “Terkadang ada kenaikan harga hingga Rp 98-99 ribu. Sedangkan saat ini daging sapi di Jabodetabek sudah dalam kisaran Rp 120 ribu sampai Rp 140 ribu,” katanya.
Adanya potensi kenaikan harga pada September mendatang bersamaan dengan datangnya Hari Raya Idul Adha, Maskur tidak menampiknya. “Itu juga menjadi salah satu faktor kenaikan karena ada momen,” katanya.

Masih Normal
Harga daging sapi di Pasar Anom Baru Kabupaten Sumenep tetap normal yakni Rp 110 ribu per kg. Para pedagang daging sapi pun tetap beraktivitas seperti hari-hari biasa.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep Syaiful Bahri melalui Kepala Bidang Perdagangan Disperindag R Heni Yulianto menyatakan, sesuai hasil pemantauan di pasar induk, Pasar Anom Baru Sumenep, harga daging sapi masih tetap. Sejak pertengahan hingga akhir pekan lalu, harga daging Rp 110 ribu per kg.  “Harga daging sapi sejak satu pekan terahir ini Rp 110 ribu per kilogram. Harga tersebut memang masih di atas rata-rata. Berdasarkan data sejak awal tahun ini hingga Ramadan 1436 H, harga rata-rata daging sapi Rp100 ribu per kilogram,” kata Heni Yulianto, Senin (10/8).
Heni memaparkan, sesuai hasil pemantauan di pasar induk itu, harga daging ayam kampung dan broiler juga tidak mengalami perubahan, yakni Rp 75 ribu per kg dan Rp 35 ribu per kg.
Hal yang sama juga terjadi di Bojonegoro.  Di sejumlah pasar tradisional Kota Bojonegoro, harga daging sapi masih stabil Rp 90 -100 ribu per kg. ” Tidak ada kenaikan. Untuk harga daging super stabil dari Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kg. Sedangkan harga daging sapi rawonan sebesar Rp 85 ribu per kg,” kata Bawono pedagang daging sapi di Pasar kota Bojonegoro, Senin (10/8) dilokasi.
Menurutnya, sudah sepekan terakhir pembeli daging sapi menurun. Akibatnya persediaan daging sapi di Bojonegoro masih cukup.
“Biasanya menjelang hari besar Idul Adha kurang 1 sampai 1,5 bulan harga daging mulai naik karena banyak orang punya hajatan,” ungkap Bowono.
Bawono menduga kenaikan harga daging sapi di sejumlah daerah khususnya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Banten dan Bandung Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Banten dan Bandung terjadi akibat permainan harga dari oknum importir, peternak, dan distributor.
” Di wilayah lain harga daging sapi naik namun di Bojonegoro masih stabil. Ya kalau di pemotongnya naik, kita naik. Kalau tidak ya tidak,” ucapnya.
Di Jombang sudah sejak sepekan terakhir ini, harga daging sapi di pasar tradisional terus merambat naik. Bahkan, Senin (10/8) harga daging yang awalnya Rp 80 ribu kini sudah menembus Rp 95 ribu per kilogramnya.
” Hari ini (kemarin) harganya mencapai Rp 95 ribu per kilogram, memang ada kenaikan sedikit demi sedikit hampir setiap harinya,”ujar Budi Santoso, salah satu pedagang daging sapi di pasar Tradisional Citra Niaga Jombang kemarin.
Dikatakan Budi Santoso, kenaikan harga daging terus terjadi sejak seminggu terakhir ini, mulai dari harga Rp 80 ribu, naik menjadi Rp 85 ribu dan terakhir tembus menjadi Rp 95 ribu per kg.
Akibat kenaikan harga daging ini, lanjut Budi, omset pedagang di pasar menurun. Banyak pembeli yang memilih daging kualitas jelek. ” Mereka yang biasa membeli daging bagus kini membeli daging bercampur lemak yang harganya jauh lebih murah,” katanya.
Sebelum dihantam kenaikan harga, dirinya mampu menjual 1 kuintal daging per hari. Namun untuk saat ini hanya 50 kilogram per hari. “Pembeli lebih memilih daging bercampur lemak. Harganya lebih murah, yakni Rp 70 ribu per kilogram,” tandasnya.
Para pedagang berharap ada tindakan pemerintah agar kenaikan harga tidak terus melambung. Karena akan mengurangi daya beli masyarakat.” Kalau daya beli menurun, maka omset pedagang jelas akan turun, ini harus ada tindakan cepat dari pemerintah,”pungkasnya.

Tuban Dapat Berkah
Di tengah-tengah aksi mogok yang dilakukan oleh para pedagang  daging di Jakarta beberapa hari terakhir, sejumah peternak sapi yang ada di Kabupaten Tuban mendaptkan berkah order untuk mengirim ternak mereka ke wilayah Jakarta.
Seperti yang disampikan oleh Joko Utomo pemilik Bumi Peternakan Wahyu Utama yang berada di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, mengaku kembali mendapatkan pesanan sapi dari Jakarta. Ia mengatakan sudah menyiapkan 49 ekor sapi untuk dikirim ke Jakarta.  “Iya, ini ada pesanan lagi 49 ekor untuk ke Jakarta,” kata Pengelola Bumi Peternakan Wahyu Utama Joko Utomo.
Sebenarnya sudah lama peternakan terbesar di Kabupaten Tuban yang ia kelola ini tidak mendapatkan pesanan dari Jakarta. Selama ini hanya memenuhi pasokan untuk wilayah Tuban dan Bojonegoro saja.
“Jakarta sudah lama tidak minta, kemarin baru menghubungi meminta lagi, selama ini hanya memasok wilayah Tuban dan Bojonegoro saja. Kalau untuk di Tuban kita hanya memotong sekitar 3 ekor sapi untuk setiap harinya,” lanjut peternak 1.000 ekor sapi ini.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tuban Pipin Dwi Larasati membenarkan kalau sudah lama Jakarta tidak pernah meminta pasokan ternak dari Tuban. “Sudah ada sekitar tiga tahunan Tuban tidak memasok ternak ke Jakarta, alasannya karena ternak dari sekitar Jawa Tengah dan daging impor lebih murah,” kata Pipin.
Di Tuban sendiri, konsumsi daging mencapai 13 ekor per hari, atau sekitar 390 ekor perbulan. Semua pasokan daging di Tuban didapat dari peternak lokal. “Baik itu dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) atau pasar hewan yang ada di sejumlah kecamatan di Tuban,” terang Pipin. [rac,sul,bas,rur,hud]

Tags: