Pedagang di Pusat Kuliner Kabupaten Sidoarjo Mengeluh Sepi

Bupati dan Wakil Bupati saat meninjau Pusat Kuliner saat pembukaan awal Januari 2019 lalu. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Jl Gajah Mada, Jl Sisingamangaraja dan Jl Raden Patah dan sekitarnya yang direlokasi jadi satu sebagai Pusat Kuliner oleh Pemkab Sidoarjo ke Sentra PKL Gedung Eks China sejak tanggal 9 Januari 2019, mengeluh sepi pembeli.
Padahal Pemkab Sidoarjo sudah memberikan beberapa fasilitas. Diantaranya tempat yang sangat strategis dan lahan parkir yang begitu luas. Kondisi bangunan dibuat sangat nyaman untuk ngobrol sambil kuliner. Sehingga diharapkan banyak pembeli dengan mudah masuk ke sentra itu. Namun kenyataannya justru malah sepi, warga enggan untuk masuk ke lokasi yang sudah dibangun bertingkat itu.
“Saya berharap pemerintah bisa membuat tempat ini lebih nyaman dan bisa ramai pengunjung. Untuk pedagang lantai satu depan masih lumayan, tetapi untuk pedagang yang di lantai II belakang sangat sepi, sehari hanya dapat Rp40 ribu,” jelas Bu Nirwa salah satu penjual STMJ ini.
Mendengar keluhar para pedagang, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sidoarjo, Drs Ec Tjarda MM mengatakan kalau pihak akan terus berkoordinasi dalam hal pengelolaan. Karena selama ini yang menangani adalah tim, namun untuk pusat kuliner di gedung eks China pihaknya akan berupaya membuat program kegiatan yang bisa menggaet pengunjung untuk masuk ke lokasi itu.
Tjarda menjelaskan, kalau tempatnya sangat representative, sangat strategis, lahan parkir juga cukup, sehingga sangat cocok sekali untuk berkuliner. ”Entah bagaimana masyarakat ternyata enggan untuk masuk yang sudah dibangun dengan baik itu. Maka kedepan kami akan membuat program atau acara lomba-lomba yang diselenggarakan tiap hari Sabtu dan Minggu,” jelas Tjarda.
Termasuk acara keramaian panggung hiburan, akan dibuat sedemikian rupa agar selalu diramaikan pengunjung. Sehingga harapan masyarakat terus senang dan kerasan membeli makanan di sentra kuliner itu.
Tjarda juga heran dengan sikap masyarakat, sebab sudah disediakan tempat yang sangat bagus, ternyata tidak mau memanfaatkan. Apa masih senang seperti dulu yang para pedagangnya berjualan di sepanjang jalan. Memadati trotoar, yang tentu saja yang akan membuat kemacetan di jalan. Selain itu juga para pengguna jalan kaki di sepanjang trotoar akan merasa kesulitan. ”Sekali lagi saya berharap masyarakat juga mau memanfaatkan pusat kuliner yang sudah diupayakan tempat yang bagus oleh pemerintah,” harapnya. [ach]

Tags: