Pedagang daging di pasar.
Bojonegoro, Bhirawa
Asosiasi Jagal/Pedagang Sapi di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, meminta pedagang di daerah ini tetap mempertahankan harga daging sapi, meskipun ada kenaikan harga sapi hidup menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Kami minta pedagang tidak menaikkan harga daging sapi karena kenaikan harga sapi hidup hanya untuk sapi kurban,” kata Ketua Asosiasi Jagal/Pedagang Sapi di Bojonegoro Mukayan, di Bojonegoro, Senin (5/10).
Apalagi, menurut dia, harga karkas juga tidak ada perubahan tetap Rp89 ribu per kilogram. “Harga sapi yang naik hanya untuk sapi kurban. Kenaikannya berkisar Rp1 juta-Rp1,5 juta per ekor,” jelas dia.
Menurut dia, kenaikan harga sapi di tingkat peternak yang terjadi sekitar dua pekan lalu akan kembali stabil setelah Hari Raya Idul Adha. “Harga sapi di peternak akan wajar kembali setelah Hari Raya Idul Adha lewat,” ucapnya menegaskan.
Oleh karena itu, ia meminta pedagang daging sapi yang menjadi anggotanya di sejumlah pasar tradisional dengan jumlah 19 pedagang mempertahankan harga daging sapi agar tetap bisa terjangkau masyarakat.
Seorang pedagang daging sapi di Pasar Kota, Bojonegoro Agus Hariyanto menyatakan pedagang daging sapi tidak terpengaruh dengan kenaikan harga sapi, karena kenaikan harga di tingkat peternak. “Harga sapi di tingkat pedagang sapi ke jagal tidak ada perubahan untuk karkas Rp89 ribu per kilogram,” tandasnya.
Ia juga mengatakan omzet pedagang daging sapi di pasar setempat sebagian besar meningkat sekitar 100 persen, sejak dua pekan lalu. Naiknya omzet pedagang, lanjut dia, dipengaruhi banyaknya masyarakat yang menggelar hajatan.
“Saya tetap menyembelih satu ekor, tapi bobotnya menjadi 4 kuintal yang biasanya hanya 2 kuintal per ekor,” jelas dia.
Hal senada disampaikan seorang pedagang daging sapi lainnya di pasar setempat Ny. Anis Masrukhan yang menyebutkan kenaikan omzet daging sapi dialami semua pedagang. “Di pasar kota omzet sekitar 19 pedagang daging sapi semuanya meningkat. Ya lumayan kenaikannya dibandingkan sebelumnya,” ucapnya. [ant]
