Pedagang Pasar Pagi Kota Batu Diajak Ritual Wiwitan, HPP Dorong Perda Pengawalan Revitalisasi Pasar

Wali Kota Batu Hj Dewanti Rumpoko bersama Pedagang Pasar Pagi menggelar Selamatan Wiwitan Relokasi di Stadion Brantas, Sabtu (23/10)

Kota Batu, Bhirawa.
Mendekati batas waktu pelaksanaan relokasi pedagang Pasar Besar Batu, pemkot bersama para pedagang pasar pagi menggelar Selamatan Wiwitan Relokasi. Acara digelar di Stadion Gelora Brantas yang akan dijadikan tempat relokasi pedagang pasar pagi, Sabtu (23/10). 

Diketahui, kelompok Pedagang Pasar Pagi (P3) yang ada di Pasar Besar tidak disedikan bedak relokasi seperti pedagang lainnya. Karena aktivitas P3 hanya berlangsung pada pukul 01.00 dinihari, dan sudah selesai pada jam 7.00 pagi.

“Selama masa relokasi untuk Pedagang Pasar Pagi disediakan tempat di area dalam stadion, tepatnya di lintasan lari dan tribun,”ujar Wali Kota Batu, Hj Dewanti Rumpoko saat menghadiri Selamatan Wiwitan Relokasi, Sabtu (23/10).

Ia menyampaikan apresiasinya kepada para pedagang pasar. Menurutnya, Pasar Besar Kota Batu yang baru harus bisa mengakomodir seluruh pedagang Pasar Besar Kota Batu. Apalagi Pasar Besar Kota Batu yang baru digadang-gadang bakal menjadi pasar terbesar se-Indonesia. 

Diketahui, Selamatan Wiwitan merupakan ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa sebelum panen padi dilakukan. Disebut sebagai ‘wiwitan’ karena arti ‘wiwit’ adalah ‘mulai’ memotong padi sebelum panen diselenggarakan. Namun, dalam selamatan kali ini, Wiwitan dijadikan pertanda dimulainya relokasi Pedagang Pasar Besar Kota Batu.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Pagi, Rubianto menjelaskan bahwa pihaknya sangat mendukung rencana pemerintah untuk melakukan relokasi. “Kami berharap di tempat yang baru semua pedagang dan pengunjung merasa nyaman. Dengan begitu, kesejahteraan yang diharapkan dapat dirasakan bersama,”ujar Rubianto.

Di sisi lain, Pemkot Batu melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu tengah membangun kios semi permanen berukuran 2×2 meter. Kios ini dibangun di kawasan luar Stadion Brantas dan akan dijadikan tempat relokasi selama masa revitalisas bangunan Pasar Besar.

Sesuai rencana, pedagang bakal dipindahkan ke kios semi permanen tersebut pada bulan November. Dan jelang relokasi, Wali Kota Batu Hj Dewanti Rumpoko telah melakukan silaturahim dengan pedagang pasar pemilik kios dan bedak yang digelar di Graha Pancasila Balaikota Batu pada Jumat (23/10) malam.

Dalam sambutanya, Wali Kota Batu mengatakan proses pembuatan DED (Detail Engineering Design) pasar sudah beberapa kali dikoreksi secara detail, serta mengikuti persyaratan untuk green building dari Kementerian PUPR.

“Insya Allah tanggal 9 November pasar harus clean dan clear, karena kontrak sudah berjalan,” kata Wali Kota.

Ia berharap semua pedagang pasar bisa menerima ini sebagai anugerah. Iapun menyadari bawa beberapa keputusan terkait revitalisasi Pasar Besar maupun masa relokasi tidak bisa memuaskan setiap pedagang.

Ditambahkan Kepala Diskumdag Eko Suhartono bahwa dirinya tidak main- main dalam pembangunan proyek pasar. Ia juga menjamin Pasar Besar Batu tetap akan menjadi pasar tradisional.
Pasar Besar Batu ini murni dibangun oleh pemerintah dan disediakan gratis untuk pedagang. Ini semua bertujuan untuk kemaslahatan pedagang yang ada.

“Mari kita berfikir positif untuk tidak mempercayai segelintir orang yang memiliki kepentingan tertentu,” ujar Eko.

Sebelumnya, para pedagang yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Batu sempat mengeluhkan terkait terlalu kecilnya ukuran bedak/ kios relokasi. Hal ini juga disampaikan kembali oleh HPP saat bersilaturahmi dengan Wali Kota.

“DED tidak sesuai dengan harapan karena tanpa melibatkan pedagang. Kini kita (HPP) mendorong terbitnya Perda untuk mengawal revitalisasi Pasar Besar Batu,”ujar Sekretaris HPP Batu, Arif Setiawan.(nas)

Tags: