Pedagang Pasar Tanjungsari Tegaskan Punya Izin Operasional

Surabaya, Bhirawa
Polemik pasar grosir dan eceran, membuat  pedagang Tanjungsari melakukan klarifikasi. Koordinator pedagang  Umbar Rifai menyebut pihak pedagang telah memiliki perizinan lengkap untuk pasar Tanjungsari dan mengakui posisinya sebagai pasar khusu dan bukan pasar induk atau pasar grosir.
“Jika kami sebagai warga Surabaya asli bisa berdagang dengan tenang, harusnya Pemkot juga senang, karena kami tidak lagi mengganggu jalan seperti dulu, artinya kami sekarang sudah tertib,” ucap Umbar Rifai, Rabu (10/5).
Pada kesempatan kemarin Umbar mengakui , pasar buah Tanjungsari merupakan salah satu pasar dari lima pasar yang sudah mengantongi izin,  Berdasarkan perizinan dari Disperindag maupun dari BLH memang merupakan pasar tradisional yang merupakan pasar khusus.
Namun terkait aturan, Umbar Rifai berpendapat jika pencantuman aturan soal sistem penjualan eceran dan grosir yang diberlakukan kepada pedagang, merupakan regulasi yang tidak adil, karena sangat merugikan pedagang.
“Di sini kami memang menjual eceran juga grosir, tetapi kalau ada aturan tentang sistem penjualan yakni eceran dan grosir, tentu akan merugikan pedagang, ini tidak adil,” tandasnya.
Dia juga mengaku jika penjualan dalam skala besar (sistem grosir), tidak bisa dihindari, karena sebagai pedagang tidak mungkin bisa menolak pembeli.
“Kalau ada pengunjung yang berniat membeli dalam jumlah banyak, ya masak kami tolak, tentu kami layani karena kami justru lebih senang jika dagangan kami terjual dalam jumlah besar,” pungkasnya
Terkait dengan PIOS, menurutnya, pemaksaan kepada kepada pedagang buah Tanjungsari agar pindah ke PIOS merupakan tindakan monopoli, karena pemiliknya swasta.  “Kalau kami diarahkan pindah ke PIOS, ini namanya monopoli, karena PIOS juga swasta, mari bersaing saja yang sehat,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Umbar Rifai juga berharap agar Pemkot Surabaya segera memiliki pasar buah induk, supaya para pedagang seperti dirinya bisa berjualan dengan rasa yang nyaman dan tenang.
“Kami berharap Bu Risma bisa membina dan melindungi kami seperti kasus pasar turi, karena kami yang ada di Tanjungsari sudah trauma dengan kejadian tahun 2010, yang saat itu selalu diobrak terus, sekarang kami hanya pingin tenang,” pintanya. [gat]

Tags: