Pedestrian Jalan Tunjungan Dilebarkan Dua Meter Jelang UN Habitat

2-pedestrian jalan tunjungan diperlebar. geh IMG_1743 (1)Surabaya, Bhirawa
Jelang gelaran UN Habitat, wajah kota Surabaya terus dipercantik dan dibenahi. Salah satunya adalah kawasan Jalan Tunjungan yang bakal menjadi salah satu sentral perhatian ribuan tamu dari manca negara.
Proyek revitalisasi kawasan Tunjungan Surabaya terus dikebut. Setelah sebagian fasade yang menutupi bangunan pertokoan dicopoti, kini pedestrian mulai dilebarkan.
Pedestrian atau trotoar mulai di depan eks Gedung Siola yang kini sudah menjadi Museum Surabaya hingga pertigaan Genteng Besar akan dilebarkan atau akan semakin luas.
Sejak pekan lalu proyek pengerjaan telah dilakukan. Pelebaran itu maju dua meter ke ruas jalan. “Untuk lebar pedestrian yang sudah ada ditambah dua meter luasnya,” kata Kadis PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati.
Pantauan di Jalan Tunjungan terlihat, trotoar di depan Museum Surabaya sudah dihancurkan untuk proyek perluasan. Dengan pelebaran tersebut maka otomatis akan mempersempit Jalan Tunjungan.
Pemkot Surabaya sudah memiliki skenario besar agar arus lalu lintas tidak terjadi penumpukan di Tunjungan. Karena  jalur alternatif melalui Jl Simpang Dukuh akan disiapkan. “Nanti di kawasan Simpang Dukuh akan dibebaskan,” terang Erna.
Pelebaran trotoar tersebut nantinya untuk menjadikan kawasan Tunjungan menjadi ikon Kota Surabaya sebagai kota tua. Selain wajah asli Tunjungan dikembalikan, trotoar yang ada untuk menampung aktivitas wisatawan yang ingin jalan-jalan menikmati heritage.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga akan memberikan ruang bagi pelaku kesenian untuk bisa berkreasi di kawasan Tunjungan setelah perluasan trotoar rampung. Ditanya kapan revitalisasi rampung? “Secepatnya pokoknya kita ingin segera menyulap wajah Jalan Tunjungan,” tandas Erna.
Kawasan di tengah kota itu sudah dimasukkan dalam kawasan cagar budaya. Bangunan di sepanjang jalan ini juga sebagian besar masih utuh seperti sedia kala. Sebuah deretan bangunan kuno yang memiliki nilai history. Selain deretan toko juga bangunan penggerak ekonomi lainnya.
Dinas Pariwisata Kota Surabaya, Bappeko, dan semua stake holder pemerintah tengah bekerja keras mengembalikan wajah Jalan Tunjungan seperti dulu kala. Kawasan ini direstorasi.
Pemkot tahun ini menargetkan sisi timur Jalan Tunjungan lebih dulu. Setidaknya ada 12 persil atau lokasi di kawasan itu yang harus segera direstorasi. Persil ini berupa deretan toko, bank, dan hotel. Sebagian besar adalah milik perorangan. Deretan bangunan itu harus dikembalikan ke bentuk asal naneskosotik.
Pemkot saat ini sudah mulai membuka fasade (wajah) asli deretan toko yang kini sudah ditutup papan bisnis. Ada board dan seng dipasang permanen di deretan kawasan heritage tersebut. Pemkot pun mulai bongkar-bongkar penutup fasade banggunan.
Pemkot juga mengajak beberapa pihak yang memiliki tujuan sama untuk menghidupkan lagi suasana kawasan Tunjungan menjadi destinasi wisata heritage.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 8 miliar untuk menghidupkan lagi Jalan Tunjungan.  Khusus untuk pembenahan kawasan Tunjungan diambilkan dana dari persiapan UN Habitat. Total dananya mencapai Rp 30 miliar.
Dana itu mayoritas digunakan untuk pembangunan jalur pedestrian, termasuk di Jalan Tunjungan dan Embong Malang. Selain untuk membangun jalur pedestrian, lampu dan pengecatan. (geh)

Tags: