Peduli Gempa, 485 Relawan Jatim Berada di Lombok

Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono ST MM dan Kepala Dinkes Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso saat berada di Posko Jatim di Lombok, NTB.

(Kalaksa BPBD dan Kepala Dinkes Jatim Pimpin Langsung Relawan) 

Pemprov Jatim, Bhirawa
Kepedulian berbagai elemen masyarakat Jatim untuk membantu korban gempa bumi di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) perlu diacungkan jempol. Sebab hingga kemarin, Minggu (12/8), sebanyak 485 orang relawan dari Jatim datang ke Lombok untuk membantu korban gempa.
“Saat ini tercatat di Posko Jatim ada sebanyak 485 orang relawan. Mereka terdiri dari Mapala, i-Deru, MDMC, OMI, Jausan, ACT Jatim, Baznas Jatim, SER-NU,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim Suban Wahyudiono ST, MM saat dikonfirmasi kemarin.
Menurut dia, saat ini pihaknya bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Dr dr Kohar Hari Santoso sedang berada di Lombok, memimpin langsung penanganan bantuan korban gempa Lombok. Semua tim sudah bergerak melakukan bantuan sesuai yang dibutuhkan masyarakat Lombok.
“Bapak Gubernur berharap, bahwa tim dapat bekerja secara maksimal di lapangan dan selalu berkoordinasi langsung dengan tim yang telah dibentuk oleh BNPB dan juga dari Pemprov NTB. Semoga bantuan dari Jatim ini dapat bermanfaat dan langsung bersentuhan dengan masyarakat yang menjadi korban serta dapat memenuhi kebutuhan dasar di lokasi bencana,” tuturnya.
Suban mengatakan tim bergerak atas investigasi di lapangan terkait kebutuhan apa saja yang diperlukan sesuai dari arahan Gubernur agar dilakukan pemantauan baik melalui media maupun langsung. “Laporan dari tim yang sudah diterjunkan di lapangan itu, telah dikoordinasikan dengan Pemprov NTB disesuaikan dengan laporan dari Kepala BPBD dan Kadinkes Jatim,” ujarnya.
Dijelaskannya, bahwa saat ini Lombok masih terjadi gempa dengan skala 4-5 SR. Gempa terkini terjadi pada, Sabtu (11/8) pada pukul 22:42:08, yang berlokasi episentrum pada 8.19 LS, 116.32 BT dengan kedalaman 10 Km. Getaran gempa juga dirasakan (MMI) III Lombok Barat, III Lombok Utara, II Lombok Tengah.
Saat ini, kegiatan dari Tim Bantuan Pemprov Jatim tersebut bergabung di tim Pos Terpadu yang secara intens melakukan pertemuan dengan Kepala BNPB dan Pangdam IX Udayana. Dilanjutkan dengan melakukan pendataan tim BKO yang berasal dari Jatim hingga melakukan koordinasi lintas sektoral. Tim dari Pemprov Jatim juga langsung membangun dapur umum bersama Dinas Sosial Jatim di Kecamatan Pamenang dan telah beroperasi sejak Kamis, 9 Agustus 2018.
Selain itu, tim kesehatan milik Dinkes Jatim juga sudah menempatkan 165 dokter spesialis, umum, bidan, perawat, psikolog, paramedis, perawat beserta tim yang langsung disebar di beberapa titik di lokasi bencana. Keberadaaan dokter dan tenaga medis tersebut juga didukung Rumah Sakit Apung bantuan dari pihak Universitas Airlangga yang terletak di Dermaga Bangsal.
“Semuanya langsung bergerak dan beroperasi memberikan layanan kesehatan kepada korban bancana. Bantuan terus mengalir dari masyarakat Jatim. Bahkan, pada Sabtu (11/8) bantuan berupa 1 ton beras telah datang dan langsung didistribusikan ke posko-posko dapur umum yang ada di beberapa titik bencana,” ungkapnya.
Berdasarkan bantuan yang telah dikirim oleh Pemprov Jatim, juga terdapat bantuan yang berasal dari PT Gudang Garam dan PT Trakindo. Untuk PT Gudang Garang membantu mendatangkan 31 kontainer yang dapat digunakan sebagai perkantoran sementara dan juga menjadi tempat rumah sakit sementara.
Dari bantuan tersebut, sebanyak enam kontainer ditempatkan di RSUP NTB untuk ruang operasi dan pasien, tiga kontainer digunakan untuk ruang farmasi yang dikendalikan oleh Yonkes TNI AD. Juga, ada bantuan 1 Truck Tanki bantuan dari Gudang Garam untuk kontainer yang memiliki spesifikasi sebagai Kantor Bupati, Modular Office, Dapur, Sleeper dan Rumah Sakit.
Untuk posko sementara, dari Pemprov Jatim di Lombok ditempatkan di kantor Lombok TV yang dipergunakan untuk ruang krisis dan ruang LO. Di posko sementara juga dilakukan pemasangan 8 titik repeater dengan Orari Daerah NTB dikarenakan dilokasi bencana jaringan komunikasi banyak yang terputus dan sulit dijangkau alat komunikasi laninnya. [iib, geh]

Tags: