Sigit Setyawan
Sigit Setyawan
Program peduli sungai akan secepatnya dijalankan oleh Pemkab Sidoarjo. Karena ini sebagai salah satu cara untuk mengubah mindset masyarakat Kota Delta supaya tidak lagi sembarangan membuang sampah di sungai.
“Dengan begitu, sampah berupa popok bayi, plastik dan sebagainya bisa berkurang,” keluh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kab Sidoarjo Ir Sigit Setyawan MT belum lama ini.
Ayah dua puteri ini sempat menyampaikan kalau sampah di sungai yang melintas di Kab Sidoarjo kembali menjadi perbincangan di masyarakat. Hal ini terkait data yang baru saja dirilis oleh Ecoton. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berbasis di Balongbendo dan Wringinanom ini menyebutkan, 80 persen sampah padat yang mengapung di sungai adalah popok bayi.
“Kami tidak memungkiri, itu fakta yang saat ini terjadi. Karena itu program peduli sungai ini akan segera kami realisaskan,” ujar warga Perumahan Bluru Permai tersebut.
Menurut Sigit, selain popok bayi, sungai di Sidoarjo juga banyak menjadi tempat pembuangan jenis sampah-sampah lain mayarakat. Karena itu, masyarakat didorong untuk semakin peduli sungai.
“Program peduli sampah ini akan kami lakukan dulu sebagai program percontohan pada delapan kecamatan di Sidoarjo,” ujar pria 56 tahun itu.
Seperti di kecamatan Sidoarjo, Buduran, Candi, Gedangan, Taman, Sedati, Sukodono dan Waru. Delapan Kecamatan itu potensi produksi sampah dari masyarakatnya tergolong besar. Kalau program peduli sampah itu, ada tren positif, maka tentu saja akan digalakkan pada 10 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang lain.
Nantinya pada sungai-sungai di delapan kecamatan itu, akan dipasang alat pemantau sampah seperti jaring yang dipasang di setiap batas desa. Bila ada sampah yang tersangkut di salah satu jaring, maka bisa diketahui dari mana sampah tersebut. Sehingga warga dan pemerintah desa setempat yang harus bertanggung jawab menanggulangi sampah tersebut.
“Dengan begitu, kepedulian masyarakat terhadap sungai bisa terbangun. Tentunya ini nanti butuh kerjasama juga dengan pemkab, kecamatan, desa, dan masyarakat sendiri,” papar pria kelahiran Kediri itu. [kus]
