Pegang Komitmen, Kebersamaan dan Ketauladanan

5-Walikota-dan-wawali-klenthengMas’ud Yunus – Suyitno Memimpin Kota Mojokerto
Kota Mojokerto, Bhirawa
Untuk menciptakan kota Mojokertro menjadi Service City (kota pelayanan) duet kepimpinan Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus dengan Wakilnya Suyitno menyiapkan berbagai kebijakan.  Selain mempercantik daerah dengan sejumlah taman dan pohon, duet yang akrab disapa MY ini juga menyiapkan berbagai regulasi yang menyangkut pelayanan public.
Namun yang lebih penting dari semua itu, yakni mereka berdua senantiasa menjadikan kebersamaan dan ketauladanan dalam memimpin menjadi sebuah komitmen yang akan dijaga hingga akhir masa jabatan kelak.
Dengan kebersamaan dan ketauladanan, MY menerapkan bahwa seorang pemimpin tidak lagi dilayani oleh masyarakat namun sebaliknya mampu melayani setiap warga dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.
“Insya Allah dengan kebersamaan dan ketauladanan, saya dan Pak Wakil Wali Kota bisa membawa kota Mojokerto ini menjadi lebih baik,” tutur H Mas’ud Yunus, Wali Kota Mojokerto.
Termasuk diantaranya dengan konsep yang bakal diterapkan pasangan MY dalam waktu dekat ini dengan program “bedah kampung”.
Sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945  bahwa seluruh kepentingan publik harus dilaksanakan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara yaitu dalam berbagai sektor pelayanan, terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat.
“Seluruh kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya suatu pelayanan,” tambah Mas’ud Yunus.
Di era saat ini sudah sepatutnya masyarakat dimanjakan pelayanan pemerintah dengan pelayanan yang bermutu. Perubahan paradigma pelayanan publik ini adalah pergeseran pola penyelenggaraan pelayanan publik dari yang semula berorientasi pemerintah sebagai penyedia menjadi pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat sebagai pengguna.
Dengan begitu, tak ada jalan lain untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain mendengarkan suara masyarakat  itu sendiri secara langsung. Inilah yang akan menjadi jalan bagi peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pelayanan publik.
Selain didukung SDM yang memadahi untuk meningkatkan pelayanan, pasangan kepala daerah ini juga berencana memilki gedung pelayanan satu atap sebagai sarana mempermudah mendapatkan pelayanan. Eks Gedung RSUD di Jalan Gajah Mada rencananya akan di sulap menjadi Gedung pelayanan satu atap.
“Pelayanan satu atap akan memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan prima, seperti perijinan tanpa harus bolak balik mendatangi beberapa intansi namun cukup di gedung tersebut,” tandas Kiai Ud, sapaan akrab kepala daerah yang juga seorang da’I ini.

Dongkrak Partisipasi Warga, Pasangan MY Rutin Sidak Kerja Bhakti
Untuk mendongkrak partisipasi warga dan PNS,  wali kota fokus membersihkan dan mempercantik wilayahnya, dengan mengerahkan seluruh elemen masyarakat untuk kerja bakti. Setiap hari Jumat, kegiatan kerja bhakti dilakukan karyawan-karyawati dari berbagai instansi di 100 taman Jalan Empunala, Kota Mojokerto.
Untuk melihat lebih dekat, Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus didampingi Wakil Wali Kota Suyitno, turun langsung, bersilaturahim dan meninjau kegiatan kerja bakti di sepanjang taman Empunala tersebut.
“Kegiatan kerja bhakti sangat penting, selain untuk menjaga kebersihan lingkungan kegiatan ini juga untuk kebersamaan. Semua bisa semakin guyub bekerja sama untuk membangun lingkungannya. Kalau lingkungan bersih dan sehat, maka warga akan semakin nyaman menjalani aktifitas,” seru Mas’ud Yunus.
Selain kegiatan PSN, dan sidak jam wajib belajar PKMBP, Walikota tiap minggu juga mengadakan sidak kerja bakti di Kelurahan-kelurahan. “Saya harap masyarakat bisa berpartisipasi melaksanakan kerja bakti, membersihkan got, halaman, drainase, demi kebersihan, keindahan dan kesehatan,” katanya.
Wali Kota mengatakan kota Mojokerto merupakan kota terkecil se Indonesia dan kota terpadat ketiga di Jatim. Dengan kepadatan penduduk ini punya dampak terhadap masalah lingkungan yang tidak bisa dihindari, akibatnya terjadi pencemaran baik udara, maupun air. Oleh karenanya wali kota berharap masyarakat bisa menggalakkan program penghijauan, one man one tree.
“Adakan penghijauan di tiap wilayah, ajak masyarakat, satu orang menanam minimal satu pohon,  untuk mewujudkan kota Mojokerto berseri bisa tercapai, tentunya program ini membutuhkan peran serta masyarakat dan semua elemen,” tandasnya.
Tak hanya itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Mojokerto, Siti Amsah Amsah Mas’ud Yunus, juga terlibat langsung bersama anggotanya untuk bekerja bakti di taman Empunala. Di taman PKK yang lokasinya tepat di depan SDN Kedundung 2 dan 3 ini, Amsah bersama Wakil Ketua Ninis Triaswati Suyitno, berbekal sapu lidi menyapu dan membersihkan rumput dan sekitar taman PKK.
Selain membersihkan taman, istri wali kota dan wakil walikota ini melakukan penanaman bibit di sekitar taman, dengan harapan taman terlihat lebih asri dan hijau.
Dengan mengajak seluruh anggotanya, kerja bakti ini menunjukkan kepeduliannya terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan dan kota Mojokerto umumnya.
“Memelihara kebersihan itu penting untuk kepentingan bersama. Bersih membawa keindahan dan juga kesehatan. Kebersihan adalah bagian wajib dari keimanan dan ketakwaan seseorang,” katan Amsah.

Demi PAD, Apresiasi Pembayar PBB Perkotaan
Sejak pengelolahan Pembayaran PBB Perkotaan diurus daerah, Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus intens memantau penerimaan yang bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut.
Melalui momen pekan panutan pembayaran PBB perkotaan, wali kota melalui DPPKA mengundang berbagai kalangan seperti pejabat Forpimda, pengusaha, notaris dan tokoh masyarakat agar bisa menjadi panutan dalam membayar pajak tepat waktu.
Dalam kesempatan itu, Kepala DPPKA, Agung Moeljono, mengatakan pekan panutan pembayaran PBB perkotaan merupakan upaya menggugah kesadaran masyarakat dalam melaksanakan kewajiban untuk membayar pajak khususnya PBB perkotaan.
“Terlebih lagi per tanggal 13 PBB perkotaan menjadi pajak daerah yang merupakan unsur PAD kota Mojokerto dimana semua pengurusan administrasi, mulai pendataan sampai penagihan, kewenangannya dilimpahkan ke Pemkot Mojokerto. Kesadaran membayar pajak tepat waktu diperlukan sebagai efektifitas peningkatan pendapatan asli daerah,” katanya.
Sebagai upaya mengoptimalkan pembayaran PBB, Agung mengatakan pihaknya memiliki program kegiatan baik yang sudah dilakukan maupun belum, diantaranyasosialisasi pajak daerah keliling yang diikutiketua RT, RW, tokoh masyarakat, pendekatan persuasif dan mengirim surat teguran pada yang menunggak, memperbaiki sarana prasarana, peningkatan SDM, mengadakan lomba pencapaian target PBB tingkat RW, Kelurahan, pelayanan langsung administrasi PBB keliling kelurahan rencana pada bulan juli, operasi sisir dengan mendatangi wajib pajak door to door, mengadakan gebyar hadiah sebagai reward bagi wajib pajak.
Dalam kesempatan itu, wali kota menjelaskan bahwa membayar pajak merupakan kewaijaban sebagai warga negara, demi keberlangsungan pembangunan di kota Mojokerto.
Disamping kewajiban sebagai warga negara, kata Mas’ud, pajak ditinjau dari segi agama merupakan amal kebajikan yang sangat dianjurkan. Dalam hadits disebutkan, uang yang sudah dibayarkan untuk pajak tidak berkurang tapi bertambah, kalau ingin usaha maju, bayar pajak sebanyak-banyaknya.
Wali Kota menyerahkan penghargaan kepada pengusaha atas ketaatannya membayar pajak, yaitu Daniel pimpinan Pabrik Bintang, Tegoeh Soenaji Wijaya dari Bumi Indo, dan Natalia pengelola Hotel Surya Mojopahit. Penghargaan juga diberikan kepada notaris Yulita Dasawati Asmoro.

Lestarikan Budaya, Tinjau Kegiatan Membatik Pelajar SMP
Wali Kota Mas’ud Yunus, meninjau langsung kegiatan siswa membatik. Hal ini dilakukannya usai memimpin upacara persiapan Ujian Nasional  (UN) yang digelar di SMP Negeri 6 Kota Mojokerto.
Pihak sekolah terus mendukung para siswa untuk belajar batik tulis dan menanamkan rasa cinta terhadap batik sejak dini. Ini merupakan kegiatan untuk menjelaskan kepada siswa agar memahami arti pentingnya seni budaya, dapat mengapresiasikan, berkreativitas dan berperan aktif dalam melestarikan seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Wali Kota  mengatakan  dengan pembelajaran membatik siswa dapat mengetahui nilai-nilai budaya yang diwariskan kepada mereka. Sebagai generasi muda harus mencintai budaya dan produk lokalnya seperti membatik ini. Untuk itu siswa harus kreatif dan inovatif. Batik kota Mojokerto juga harus memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lain.
Menurut Mas’ud, produk, jasa dan layanan di kota Mojokerto harus unggul untuk mendukung sebagai kota pelayanan. Karena dengan produk dan layanan yang baik, didukung dengan masyarakat yang percaya dengan produk sendiri, maka bisa mengembalikan jati diri ekonomi bangsa.
“Seperti misalnya produk batik kota Mojokerto harus memiliki ciri khas tersendiri. Kita juga perlu belajar seperti batik Madura, kenapa disana motif dan kualitasnya bagus tapi murah,” katanya.
Sementara itu, menghadapi unas, wali kota berharap agar siswa-siswi tidak cemas, dan harus mempunyai jiwa optimis. “UN merupakan agenda tahunan dalam dunia pendidikan kita, karenanya harus dilihat sebagai yang wajar. Jangan lah merasa takut atau cemas menghadapi kehidupan ini, kecemasan bukan karakter orang beriman. Karena itu menghadapi Unas harus berjiwa besar dan memiliki rasa optimis tinggi agar sukses di ujian masa datang,” tuturnya. [kar]

Tags: