Pegunungan di Jawa Timur Dihajar Kebakaran, Ditangani Seadanya

Saat petugas memadamkan api dibantu warga dengan alat seadanya. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Pegunungan dan hutan di wilayah timur Jawa Timur dihajar kebakaran (Karhutla,red), Sampai saat ini kebakaran di sejumlah titik , baik di wilayah pegunungan Arjuno-Welirang, Bromo-Tengger Semeru, Ijen dan Argopuro, belum bisa dipadamkan meskipun sementara terkendali.
Sayang sekali, upaya pemdaman di titik- titik kebakaran hutan tersebut ditangani dengan prosedur dan peralatan seadanya oleh tim gabungan BPBD kabupaten setempat dan masyarakat. Belum ada bantuan memadai dari Pemprov maupun nasional.
Dari kabupaten Bondowoso dilaporkan Karhutla terjadi di beberapa kawasan lereng Gunung Ranti di kawasan sekitar Ijen, lahan di Arak-arak Kecamatan Wringin dan kebakaran Gunung Argopuro di Kecamatan Grujugan dan Maesan. Petugas kesulitan menanganinya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Kukuh Triyatmoko mengatakan, kebakaran yang terjadi di beberapa daerah penyebabnya murni karena kekeringan.
“Karena temperatur udara di Kabupaten Bondowoso dalam beberapa hari terakhir sangat tinggi yaitu mencapai 36 °Celcius,” katanya, Senin (21/10).
Kukuh menjelaskan, kebakaran di Gunung Ranti kawasan gunung Ijen yang terbakar pada Sabtu (19/10) malam, namun upaya pemadaman yang dilakukan secara manual sehingga sulit dipadamkan.
Penyebabnya, selain kobaran api cukup besar, badai angin menyebabkan titik api makin meluas sehingga upaya petugas untuk memadamkan api mengalami kesulitan. Bahkan badai angin tersebut menyebabkan banyak pepohonan yang tumbang.
“Pemadaman dilakukan pakai gepyok dan tanah, karena mobil Damkar sudah tua dan tidak memungkinkan naik kesana. Bahkan dari Banyuwangi berupaya mengirim mobil Damkar tapi nggak sampai kesana karena rusak,” terangnya.
Lebih lanjut Kukuh menjelaskan, kebakaran di sekitar lereng Argopuro yang terjadi pada Minggu (20/10) malam, juga terus diupayakan penanganan. Meskipun titik api jauh dari pemukiman warga, namun petugas BPBD berupaya melokalisir api agar tidak menyebar ke arah pemukiman dan lahan-lahan produktif milik warga.
“Lahan yang terbakar di gunung Argopuro Kecamatan Maesan dan Grujugan, lokasinya dekat dengan kebun kopi milik warga sekitar satu hektar,” jelasnya.
Namun kata dia, meski mengalami kesulitan dalam pemadaman api yang terjadi hampir bersamaan di Bondowoso, pihaknya akan terus berupaya untuk berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya untuk berupaya memadamkan api.
Untuk itu, Kepala BPBD itu menghimbau, masyarakat yang akan pergi berwisata ke kawasan Kawah Ijen, agar menahan keinginnya sampai kondisi benar-benar aman.
“Juga berharap, kepada masyarakat yang merokok agar benar-benar mematikan puntung rokok. Harus dipastikan puntung rokok sudah mati,” tegasnya.
Sementara di wilayah kabupaten Lumajang, dua Kawasan Hutan yakni di Kawasan KPH Probolinggo SKPH Lumajang, di kawasan Hutan di Alon Alon Kecamatan Ranuyoso dan yang satu lagi di wilayah Ranu Pane mengalami Kebakaran.
Untuk di wilayah Kecamatan Ranuyoso yang memiliki luasan 1958,30 Hektar tersebut telah berhasil dipadamkan . Sementara di wilayah Ranupane ada 4 titik , namun hanya di sekitar Bantengan saja yang hingga saat ini masih dalam proses pemadaman.
Kondisi terkini kebakaran hutan di Lumajang ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Mohammad Wawan Hadi Siswoyo ketika di konfirmasi di ruang kerjanya (21/10).
Ia mengatakan bahwa kebakaran yang di Ranuyoso tersebut diketahui 20 Oktober malam berdasarkan informasi dari masyarakat di Blok Wedian, yang melihat adanya kepulan asap atau sumber kebakaran.
Tim Gabungan saat itu bersama masyarakat melakukan upaya pemadaman dengan alat seadanya yakni dengan gepyok, garuk dan sabit untuk pemadaman, dan akhirnya api berhasil dipadamkan.
Sementara itu untuk kebakaran yang di wilayah Hutan Ranu Pane Kecamatan Senduro, menurut Wawan bahwa api telah menjalar di 4 (empat) titik sejak kemarin lusa 19 Oktober .Hingga kini areal tersebut masih memunculkan api dan tim gabungan hanya berkonsentrasi di wilayah Bantengan saja.
“Kita masih proses pemadaman di wilayah Bantengan saja, dan menggunakan alat seadanya gepyok, dan hingga kini pemadaman api belum selesai,” ujarnya.
Wawan juga menjelaskan bahwa khusus di Kawasan Hutan Ranupani tersebut, Tim Gabungan dari BPBD dan unsur lainnya mengalami kesulitan untuk upaya memadamkan api tersebut, sebab selain lokasi yang terjal dan tidak ada air, faktor angin kencang juga mengganggu proses pemadaman karena api mudah hidup lagi dan menjalar.
” Kita tidak bisa menggunakan alat lain, selain dengan cara manual, sebab medannya terjal dan tidak ada air, ditambah lagi angin kencang yang saat ini menjadi kendala,api yang padam bisa hidup Kembali,” jelasnya.
Hingga saat ini luas kebakaran di empat titik tersebut telah melebar hingga 115 hektare areal hutan yang terbakar, tim gabungan hingga saat ini pula masih terkonsentrasi untuk pemadaman di satu titik saja yakni di Bantengan Ranu pane, karena akses nya mudah dan lebih dekat.
Sedangkan tiga titik lainnya menurut Wawan masih belum tersentuh, meskipun kabar terakhir Dia mengatakan bahwa di tiga titik itu tidak terlihat lagi api hanya kepulan asap saja.
” Penyebab kebakaran itu, berdasarkan informasi warga khususnya di wilayah Ranuyoso disebabkan oleh ulah faktor manusia, sedangkan di Ranupani murni karena faktor alam, yaitu panas yang tinggi disertai angin kencang, bukan karena ulah manusia,” pungkasnya.
Sementara di area pegunungan Arjuno -Welirang, kebakaran hutan menghanguskan 843 hektar lahan konservasi selama sepekan terakhir. mulai menimbulkan ancaman baru berupa banjir.
Masyarakat diminta waspada, atas ancaman banjir tahunan dengan perkiraan puncak akhir kemarau di akhir Oktober dan masuk penghujan di November.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Bhakti Jati Permana menyampaikan tahun ini, masyarakat diminta kewaspadaan lebih ,karena kebakaran hutan yang terjadi beberapa waktu lalu diperkirakan akan memberi dampak, terutama, mereka yang tinggal di daerah hilir sungai.
“Seperti biasanya, kebakaran hutan di wilayah hulu akan berdampak di hilir. Terutama warga yang berada di hilir sungai harus waspada,” ujar Bhakti Jati Permana, Senin (21/10).
Selama ini, lanjut Bhakti, sejumlah titik di wilayah Kabupaten Pasuruan yang menjadi daerah banjir berada di Kecamatan Kraton, Grati, Rejoso, Gempol, Beji dan Pasrepan.
“Banjir berada di kawasan hilir, terutama di daerah pesisir,” tambah Bhakti Jati Permana. .(mg11.Dwi.hil).

Tags: