Pejabat Dipendik Provinsi Jatim Monitoring UN Paket C Situbondo

Pejabat Bidang PNF Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Bahri Arofa, bersama Kasi PLS Dipendik Kabupaten Situbondo, Melok Puji Astutik, saat mengadakan monitoring di Desa Sumberanyar, Kecmatan Mlandingan, kemarin. [sawawi/bhirawa].

Pejabat Bidang PNF Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Bahri Arofa, bersama Kasi PLS Dipendik Kabupaten Situbondo, Melok Puji Astutik, saat mengadakan monitoring di Desa Sumberanyar, Kecmatan Mlandingan, kemarin. [sawawi/bhirawa].

(Kerja Keluar Daerah, 312 WB Bojonegoro Tak Ikut Ujian Paket C)
Situbondo, Bhirawa
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sekolah kesetaraan setingkat Paket C di Kabupaten Situbondo mendapatkan perhatian khusus dari Kabid PNF (Pendidikan Non Formal) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jatim, Nasor, Selasa, kemarin (5/4).
Sebelumnya, dari Bidang  Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo, sudah melakukan monev (monitoring dan evaluasi) pada hari pertama Senin kemarin lusa (4/4). Dari data sementara, tingkat kehadiran para peserta UN Paket C se-Kabupaten Situbondo, mampu menyentuh prosentase 95 persen.
Kabid PNF Abdurrahman, melalui Kasi PLS (Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah) Dipendik Kabupaten Situbondo, Melok Puji Astutik mengatakan, pihaknya bersama sejumlah staf PNF Dipendik Kabupaten Situbondo melakukan monev pada UN pertama di wilayah Situbondo timur.
Di antaranya, kata Melok, di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo; PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Bina Bangsa, Kecamatan Asembagus dan PKBM Kartini Kecamatan Jangkar. “Antusias peserta UN ditiga lembaga tersebut sangat bagus,” ujar Melok melalui sambungan telepon, kemarin.
Pengamatan Bhirawa, para siswa Paket C yang rata rata sudah berusia diatas 17 tahun itu tampak antusias atas kunjungan pejabat PNF Dipendik Provinsi Jatim, pagi kemarin. Bahkan, menurut pengakuan mereka, kunjungan tersebut sangat berarti dan memiliki makna yang luar biasa karena baru kali ini dirinya dikunjungan pejabat Dipendik Provinsi Jatim. “Kami termotivasi dan patut diapresiasi,” kata salah satu siswa peserta UN dari jalur Paket C di Kabupaten Stubondo, kemarin.
Tak Ikut Ujian
Sementara itu, sebanyak 2.825 warga belajar (WB) kesetaraan paket  C mengikuti Ujian nasional hari pertama. Jumlah tersebut yang melaksanakan ujian nasional  menyebar di 25 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)  dan 8 ponpes yang berada di 28 Kecamatan.
Hanya saja untuk jumlah peserta yang hadir di hari pertama tidak keseluruhan hadir. Hal itu di ungkapkan oleh Kepala Seksi Buta Aksara dan Kesetaraan Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Bojonegoro, Wahyu Hidayat , Selasa (5/4), kemarin. “Hampir keseluruhan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk pesertanya tidak lengkap, hal itu di karenakan banyak dari mereka yang masih melakukan aktifitas kerja,” jelasnya.
Wahyu merinci, dari jumlah 2.825 peserta yang ikut ujian nasional. Namun pada hari pertama yang hadir sebanyak 2.513 peserta. “Ada 312 warga belajar tidak ikut ujian, mereka rata-rata bekerja diluar daerah,” ujar Wahyu mengaskan.
Sementara itu, seorang pelajar Madrasah Aliyah (MA) swasta di Kabupaten Probolinggo, mengerjakan Ujian Nasional Berbasis Kertas (Paper Based Test, PBT) tingkat SMA di Rutan kelas II B Kraksaan, d kota Probolinggo satu siswa UN di Rumah sakit sejak Senin (4/4).
Informasi yang di peroleh dari kepala dinas pendidikan kabupaten Probolinggo,  Tutug Edi Utomo, Selasa (5/4) remaja ini mengerjakan soal UN di blok anak, setelah tersandung kasus 363 alias pencurian. Oleh hakim, dia diputus hukuman sebanyak 1 bulan 20 hari, ia telah menjalani masa kurungan sebulan lebih.
Sementara itu, ditemukan 61 siswa di Kabupaten Sampang tak ikut UN). “Rata-rata alasan siswa yang tidak
hadir dalam pelaksanaan UN karena telah di drop out (DO),” kata Arif Budiansor Kepala Bidang kurukulum dan mutu Dinas pendidikan Kabupaten Sampang, Selasa (5/4). [awi,bas,wap,lis]

Tags: