Pejabat Publik Bondowoso Beri Contoh Vaksin Covid-19 Sinovac Aman dan Halal

Wakil Bupati H Irwan didampingi Bupati Salwa Arifin saat disuntik vaksin Covid-19 Sinovac di Aula RSUD dr Koesnadi Bondowoso. [Ihsan Kholil]

Bondowoso, Bhirawa
Pejabat Publik Kabupaten Bondowoso memberi contoh bahwa vaksin Covid-19 Sinovac itu aman dan halal. Mereka melakukan vaksinasi pertama kali di Aula RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dr H. Koesnadi, Senin (1/2).
Para pejabat publik yang divaksin Covid-19 Sinovac diantaranya, Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rachmat, Kapolres AKBP Erick Frendriz, Dandim 0822 Letkol Kav Widi Widayat, Wakil Ketua DPRD Sinung Sudrajat, Ketua Pengadilan Negeri, Kepala Dinkes, dan Plt Direktur RSUD.
Dalam proses vaksinasi, mereka mengikuti prosedur yang ada, yakni dengan beberapa tahap. Dimana pada tahap pertama mereka melakukan registrasi di meja 1, dilanjut tahap kedua dengan proses skrining kesehatan, kemudian setelah lolos dilanjutkan untuk di suntik vaksin di meja ke 3. Lalu pada tahap ke 4 dilakukannya pencatatan dan diberikan kartu vaksinasi Covid-19.
Namun dalam giat vaksinasi ini ada beberapa pejabat publik yang tidak di suntik vaksin yakni diantaranya, Bupati Salwa Arifin dan Ketua MUI karena faktor usia yang telah 60 tahun lebih. Ketua DPRD Ahmad Dhafir karena sebelumnya pernah terpapar Covid-19. Kajari Bondowoso karena ada kendala komorbid (penyakit penyertaan).
Usai disuntik vaksin, Wakil Bupati H Irwan Bachtiar Rahmat, S.E, M.Si mengaku saat divaksin Covid-19 buatan Sinovac tersebut tidak merasakan sakit sama sekali.
“Alhamdulillah gak keroso, gak sakit sama sekali. Dan saya pastikan vaksin ini aman,” katanya. Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19, Wabup menghimbau kepada masyarakat Bondowoso untuk tidak takut divaksin, karena telah terbukti aman dan halal.
“Saya menghimbau pada masyarakat jagan takut divaksin. Karena ini dalam rangka menaikkan imunitas kita, memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Segera vaksin, karena Alhamdulillah gak sakit dan saya pastikan aman, Insyaallah begitu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso dr. Muhammad Imron, M.M.Kes menerangkan jika Bupati Salwa tidak disuntik vaksin Covid-19. Diketahui, umur orang nomer satu di Bondowoso tersebut kini genap 66 tahun.
dr. M. Imron menjelaskan, vaksin Covid-19 tidak bisa disuntikkan kepada orang dengan orang umur 60 tahun lebih. Sebab, sejauh ini belum ada jaminan keamanan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) maupun dari Kementerian Kesehatan.
Imron menyebut, ada tiga kategori penyebab seseorang tidak bisa menerima vaksin Covid-19. Selain soal batasan umur yang tidak boleh lebih dari 60 tahun, kedua ada penyakit penyerta, ketiga orang yang pernah terconvirmasi positif Covid-19.
“Yang tidak boleh umur di atas 60 tahun. Karena tidak ada keamanan dari BPOM. Yang diatas 60 ada Bupati dan Ketua MUI, dan kajari juga. Itu karena ada penyakit penyerta. Termasuk yang sudah pernah terkonfirmasi positif Covid-19,” terang Imron.
Ditempat yang sama, Plt Direktur RSUD dr Koesnadi, dr Yus Priyatna mengatakan bahwa vaksin Covid-19 ini benar-benar aman. Yang mana telah terbukti bahwa Forkopimda usai disuntik.
“Pak Wabup memberi contoh, pak Dandim, pak Kapolres, pak ketua PN dan semuanya memberi contoh bahwa vaksin aman dan tadi pulang sehat semua,” katanya.
Dijelaskannya, bahwa ada sekitar 10 pejabat publik yang rencananya disuntik vaksin Covid-19 Sinovac pada kesempatan kali ini. “Namun ada pejabat yang tak bisa divaksin. Seperti Kajari, karena komorbid atau terdapat penyakit penyerta,” jelasnya pada awak media.
dr Yus menerangkan, untuk penerima vaksin Covid-19 Sinovac itu dipastikan harus betul-betul sehat. Seperti Wabup Irwan pada saat tensi pertama ternyata agak tinggi. Namun setelah melakukan jeda waktu istirahat dan dilakukan tensi kembali, hasilnya pun turun lalu divaksin.
“Jadi memang harus sehat untuk divaksin. Contohnya pak Wabup tadi kita tensi pertama agak tinggi. Setelah istirahat sebentar ternyata turun dan bisa divaksin,” terangnya.
Menurutnya, setelah 30 menit disuntik vaksin terhadap Forpimda tidak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau tidak ada gejala efek samping.
“Alhamdulillah dari Forkopimda tidak ada yang kena gejala lain. Dan pulang dalam keadaan sehat semua. Kalau saya rasanya pegal saja, kayak disuntik biasa itu” akunya.
Kata dia, untuk tenaga kesehatan di RSUD sudah selesai divaksin hari ini, dengan total sebanyak 556 peserta. Yang mana vaksinasi pertama untuk Nakes dilakukan sejak Kamis (28/1/2021) waklu lalu. [san]

Tags: