Pejabat Sidak Dikritik Pasien RSUD dr Soetomo

???????????????????????????????Surabaya, Bhirawa
Sebagai rumah sakit milik Pemprov Jatim, RSUD dr Soetomo sering menjadi jujugan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Baik itu dari Jatim sendiri atau dari Indonesia bagian timur. Berikut saat program BPJS digelar satu tahun lalu, ternyata tidak semua pasien mendapatkan pelayanan dari BPJS secara optimal. Karenanya Komisi E melakukan sidak di RS terbesar di Indonesia bagian timur ini—
Pagi itu, loket yang melayani pasien peserta BPJS cukup ramai. Maklum, sebagai rumah sakit terbesar dan memiliki alat medis terlengkap menjadikan rumah sakit tertua di Jatim ini selalu menjadi jujugan pasien dari berbagai wilayah. Tak heran, kapasitas yang dimiliki RSUD dr Soetomo tak sebanding dengan jumlah pasien yang berobat yang jumlahnya puluhan ribu setiap harinya.
”Karenanya kedatangan kami hanya ingin mengetahui soal pelayanan yang diberikan rumah sakit ke pasiennya,”tegas Ketua Komisi E DPRD Jatim, dr Agung Mulyono.
Bersama Wakil Ketua Komisi E Suli Daim, serta anggota lainnya seperti M Eksan, Agus Dono Wibawanto, dan Agatha Retnosari itupun lebih banyak melihat-lihat aktifitas pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Darurat (IRD). Agung mengungkapkan, tujuan sidak itu memang dalam rangka untuk melihat bentuk pelayanan yang diberikan oleh RSUD Dr Soetomo.
Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Komisi E DPRD Jatim yang lain, Agus Dono mengatakan peningkatan layanan kesehatan itu mutlak dilakukan.      “Kami berharap peningkatan pelayanan tersebut senantiasa dilakukan supaya masyarakat tidak dirugikan, terutama mereka yang menderita penyakit,” katanya.
Sayang, sidak tersebut dikeluhkan sejumlah pasien yang sedang dirawat. Mereka merasa, sidak itu sangat mengganggu mereka. Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Sri Purwaningsih warga Jalan Kedungsari. Sri mengaku akibat sidak itu suaminya yang sedang sakit ginjalnya menjadi terganggu.
“Tidak bisa tidur tenang, selain karena sakit juga karena terlalu berisik,”ucapnya dengan nada kesal.
Selain itu, menurutnya sidak semacam itu juga membuat para pasien merasa tidak nyaman. Alasannya, mereka seolah menjadi bahan tontontan dari orang luar. “Mereka ini kan lagi sakit, kok ditanya-tanya, lebih baik dokter saja yang menanyai,”tukasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Hartono warga Jalan Kedungdoro. Hartono saat itu sedang mengantarkan ibunya yang baru saja jatuh dari kamar mandi. Pria berkacamata itu menganggap, apa yang dilakukan oleh para anggota dewan itu sia-sia saja.
Sebab, meskipun mereka melakukan sidak di tempat itu, tetap saja para pasien miskin harus mengeluarkan uang sendiri untuk biaya rumah sakit. “Apa mereka mau mbayari? Jelas tidak kan,”ucapnya dengan nada sinis.
Tidak hanya itu, Hartono juga mengaku kurang simpatik dengan rombongan sidak yang bergerombol. “Kalau gerombolan seperti itu malah bikin ramai, dan menghalangi dokter yang mau memeriksa,”imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit dr Soetomo, Dodo Andono, mengatakan, pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit ini memang sudah sesuai dengan prosedur pelayanan. “Namun demikian segala macam masukan yang ada akan kami tampung dan akan terus kami tingkatkan supaya bisa melayani masyarakat dengan baik,” katanya. [cty]

Tags: