Pelabuhan Benoa Berstandar Internasional

Pelabuhan Benoa

Pelabuhan Benoa

Surabqya, Bhirawa
Dinas Hidro-oseanografi TNI AL (Dishidros) telah melakukan pemetaan alur pelayaran yang menuju Pelabuhan Benoa. Hasilnya Pelabuhan Benoa mampu untuk dilewati kapal besar sesuai standar internasional. Hasilnya dipublikasikan ke seluruh dunia dalam peta ENC (peta navigasi elektronik).
Dishidros merupakan satu-satunya Lembaga Hidrografi Militer di Indonesia yang mempunyai kewenangan dan legalitas di bidang hidrografi dalam menyiapkan dan menyediakan data dan informasi hidro-oseanografi berupa peta laut (peta kertas maupun peta navigasi elektronik).  Diawali dengan tahap pemetaan, kemudian dilakukan pengecekan lapangan sehingga dinyatakan alur Pelabuhan Benoa mampu untuk dilewati kapal besar sesuai standar internasional.
“Dengan dipublikasikan peta laut ENC Pelabuhan Benoa, maka kapal-kapal besar dengan draft yang dalam seperti kapal pesiar besar, tidak ragu lagi untuk sandar di Pelabuhan Benoa,” kata GM PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Benoa Capt. Ali Sodikin, Selasa (13/5).
Pemetaan alur Pelabuhan Benoa ini merupakan tindak lanjut dari “blusukan” Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo bersama Deputi Pengembangan SDM Kemenko Maritim, Kementrian Pariwisata, serta instansi-instansi maritim terkait saat menghadiri rapat evaluasi pelayanan kapal penumpang pesiar yang diselenggarakan Pelindo III awal April lalu.
Selanjutnya Dishidros melakukan survey Hidro-oseanografi dengan skala besar yaitu 1:2000 untuk pembuatan peta laut alur dan kolam dan ENC baru dengan kategori berthing. Survey hidro-oseanografi di Pelindo III Benoa dilaksanakan dengan kriteria khusus International Hydrographic Organization (IHO) yang bertujuan memastikan keamanan navigasi yang diperlukan oleh kapal-kapal yang membutuhkan kepastian kedalaman yang akurat dan aman.
“Dalam sejarah Hydros, ini adalah pembuatan peta laut tercepat. Dalam kurun waktu tiga minggu saja peta laut Pelabuhan Benoa sudah jadi. Hal ini berkat dukungan penuh dari Menteri Koordinator Kemaritiman yang sangat peduli terhadap perkembangan infrastruktur dan fasilitas Pelindo III, lalu meminta bantuan kepada Hydros untuk memprioritaskan pembuatan peta laut Pelabuhan Benoa,” ujar Capt. Ali Sodikin.
Konvensi Sea of Life at Sea (SOLAS) International Maritime Organization (IMO) telah mengatur dan mewajibkan setiap kapal dengan berbagai jenis ukuran dan tipe untuk  menggunakan ENC dalam bernavigasi hingga tahun 2018. Salah satu pengguna ENC tersebut ialah kapal pesiar yang sebenarnya sudah rutin mengunjungi Pelabuhan Benoa. Kapal pesiar dengan draft yang dalam membutuhkan ENC berkategori berthing dengan skala lebih besar dari 1:4000. Jadi akan semakin banyak dan semakin besar kapal yang singgah di pelabuhan utama di Pulau Dewata tersebut.
“Semakin besar kapal pesiar yang sandar, multiplyer effect manfaat pada masyarakat Bali akan semakin besar. Karena seorang penumpang kapal pesiar diperkirakan menghabiskan setidaknya 150 dollar AS setiap sekali turun ke darat untuk berbelanja. Pembelanjaan mereka dapat menjadi pendapatan masyarakat sekaligus pendapatan daerah,” jelas Ali.

Kerjasama Dishidros dan Pelindo III
Seperti dikutip dari situs resmi Dishidros (dishidros.go.id), proses pembuatan peta laut alur dan kolam pelabuhan awalnya dengan mengindentifikasi dan menginvestigasi seluruh kedalaman yang menonjol secara seksama. Penyapuan dasar laut menggunakan side scan sonar (S3) juga dilakukan untuk memastikan tidak ada bahaya navigasi yang terlewatkan.
Hasil pengolahan dan validasi dari survei hidro-oseanografi ini kemudian dijadikan referensi pembuatan peta laut kertas dan ENC baru untuk Pelabuhan Benoa. Untuk menjamin kualitas peta laut kertas dan ENC yang telah selesai diproduksi, dilakukan kegiatan pengecekan lapangan (field check) di Pelabuhan Benoa dan sekitarnya. Kegiatan tersebut meliputi pengecekan kualitas posisi seluruh objek yang ada di peta seperti dermaga, sarana bantu navigasi dan pelayaran, bahaya navigasi dan objek penting lainnya yang penting bagi navigasi.
Pengecekan juga meliputi atributisasi informasi tentang kondisi dan situasi pelabuhan. Peta laut kertas baru tersebut akan diberi nomor 262B sedangkan untuk ENC baru adalah ID60262B. Pengecekan meliputi route checking alur Pelabuhan Benoa dan sekitarnya menggunakan wahana apung yang dilengkapi dengan ECDIS (Electronic Chart Display and Information System) yang telah terinstall dengan ENC ID60262B.
Beberapa objek yang diperiksa di antaranya yaitu sejumlah 22 rambu/pelampung suar, ketepatan posisi dermaga wharf/quay di dermaga Timur, Selatan, dermaga perikanan, dermaga jetty Pertamina dan dermaga apung/ponton yang ada di Pelabuhan Benoa di mana sebagian besar dermaga apung tersebut adalah klub yacht. Selain itu dilakukan pengecekan posisi kolam putar (turning basin) bagi kapal-kapal cruise yang akan masuk ke Pelabuhan Benoa. Bahaya navigasi yang ada berupa kerangka kapal di kolam pelabuhan juga telah dicek posisinya. Untuk meyakinkan verifikasi informasi pelabuhan selama kegiatan pengecekan, Tim Dishidros didampingi staf teknis pihak Pelindo III. [ma]

Tags: