Pelabuhan Kalibuntu Kab.Probolinggo Dipenuhi Pemudik

foto ilustrasi

Kab.Probolinggo, Bhirawa.
Menjelang lebaran yang tinggal 4 hari lagi, pelabuhan tradisional di Desa Kalibuntu, Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, mulai dipadati oleh pemudik. Jalur ini, rata-rata dimanfaatkan oleh mereka yang bekerja di Pulau Madura ke sejumlah daerah di Jawa Timur atau dari arah sebaliknya.
Sejumlah pemudik mengungkapkan, bahwa jalur ini merupakan jalan pintas bagi warga yang hendak pulang kampung dari Pulau Madura melalui Pelabuhan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan. Mereka menggunakan jasa perahu motor menuju pelabuhan Kalibuntu dengan jarak tempuh sekitar 4 jam hingga 5 jam, dengan tarif dalam sekali perjalanan untuk tiap penumpang sebesar Rp. 30 ribu.
Dengan ongkos naik kapal motor sebesar itu, mudik menyeberangi Selat Madura dikatakan jauh lebih murah daripada jalur darat. Selain itu, jalur mudik ini bebas macet sehingga penumpang tidak perlu berdesak – desakan. “Dibandingkan lewat Suramadu, ya lebih murah lewat sini. Kelebihan lain mudiknya lancar, gak macet atau kepanasan akibat berdesakan,” kata Zainal Arifin, salah satu pemudik, Rabu (21/6).
Ia menambahkan, selama 4 tahun bekerja di Pulau Garam, sudah 3 tahun bersama keluarganya, tetap setia memanfaatkan jalur laut untuk mudik ke Probolinggo. “Kami selalu lewat pelabuhan sini, alhamdulillah tidak terjadi apa-apa meski naik kapal motor nelayan,” tutur pemuda asal Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo itu.
Tak hanya murah dan cepat, mudik jalur laut membuatnya lebih santai sembari menikmati keindahan sepanjang Pantai Utara Jawa. “Lebih rileks mas, kita juga gak kwatir barang bawaan tertukar, kan bagasinya luas,” timpal Sholehuddin, pemudik lainnya.
Selain tas dan barang bawaan lainnya, pemudik juga membawa motor yang akan mereka gunakan selama di kampung halaman. Dalam sehari, terdapat tiga kapal motor yang mengangkut penumpang dari Pulau Madura dimana rata-rata penumpang berjumlah sekita 150 orang.
Mudik Lebaran kali ini menjadi pilihan tertentu bagi para pemudik yang dari Pulau Madura menuju Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Probolinggo.  Mereka lebih memilih transportasi laut alias naik perahu, dari pada angkutan darat. Pasalnya, angkutan laut lebih lancar dan lebih murah, ujarnya.
Berbagai macam barang bawaan yang meraka bawa dari Madura, seperti motor, perabotan rumah tangga, pakaian dan kebutuhan lainnya. Mereka menilai jika naik perahu lebih normal perjalanannya dari pada lewat daratan.
“Ongkos itu sudah murah, karena kami bawa motor dan peralatn lainnya, kalau lewat darat tidak mungkin segitu ongkosnya, apa lagi barangnya banyak, mesti mahal ongkosnya. Selain itu bebas macet kalau lewat di lautan ini,” ungkapnya.
“Kalau lewat darat atau naik angkutan bus, misalnya lewat Suramadu, untuk musim arus mudik ini, rawan macet, perjalanan tidak normal. Jadi kami lebih memilih naik perahu saja. Selain ongkosnyalebih murah, perjalanan tidak kena macet,” tandasnya.
Solehuddin, mengaku memang tidak semua warga Madura, yang mudik ke Jawa tidak semua lewat di lautan, ada juga sebagian yang naik angkutan darat lewat di Suramadu. Namun, kebanyakan yang lekbih memilih naik perahu menuju ke Porobolinggo.
Pada momen mudik Lebaran, para pemilik perahu bersar dari Madura, laris masnis. Karena banyak warga yang dari Jawa, mudik menggunakan transportasi perahu karena ongokosnya terjangkau. Sedangkan perahu besar itu mampu menampung sekitar 50 hingga 150 orang penumpang. [wap]

Tags: