Pelabuhan New Tanjung Tembaga Probolinggo jadi Unggulan Jatim

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menerma panitia Kongres Kemaritiman di Gedung Grahadi Surabaya.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo saat menerma panitia Kongres Kemaritiman di Gedung Grahadi Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pelabuhan New Tanjung Tembaga yang terletak di Kabupaten Probolinggo menjadi unggulan Jatim. Pelabuhan ini menjadi satu-satunya milik dan dikelola Pemprov Jatim guna menunjang perekonomian dan perdagangan Jatim.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo saat menerima Panitia Lokal Kongres Maritim Indonesia I di Ruang Kerja Gubernur Jatim Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (29/11).
Ia mengatakan, keunggulan New Tanjung Tembaga Probolinggo yakni lebih efisien sebesar 40 persen dibanding pelabuhan lainnya.Letaknya strategis dan dari sisi bisnis sangat porspektif karena melayani sekitar 120 juta penduduk wilayah Indonesia Timur.
Dijelaskannya, sejumlah perusahaan memanfaatkan New Tanjung Tembaga antara lain batu bara milik Cheil Chedang Indonesia, Tjiwi Kimia dan Industri-industri yang ada di Ngoro.
Keberadaan pelabuhan baru ini juga sudah bisa melayani berbagai kepentingan ekonomi, seperti pengiriman batu bara, aspal curah, tepung dari NTB dan Semen serta pengiriman sebanyak 1.500 ton beras Bulog ke berbagai wilayah di Indonesia.
Menurutnya, pelabuhan ini bermanfaat untuk efisiensi dan supaya industri di sekitarnya tidak tergantung kepada Tanjung Perak. Selain ongkos angkut akan lebih murah, aktivitas ekonomi juga tidak tergantung dan terpusat di Surabaya dan akan menyebar kemampuan daerahnya.
“Pelabuhan ini sangat membantu mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya sehingga mampu membantu keperluan bongkar muat untuk wilayah Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Bondowoso dan sekitarnya,” kata Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Sementara itu, Ketua Panitia Lokal Kongres Maritim Indonesia I dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Sarjana Oceanologi ke-13 Prof. Daniel Rosyid mengatakan, pihaknya akan melaksanakan Kongres Maritim Indonesia yang pertama kalinya pada 1-2 Desember 2016 di Surabaya.
Rencananya, Kongres Maritim Indonesia juga disertai dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan ikatana Sarjana Oceanologi ke-13. Sekitar 500 orang akan menyemarakkan event tersebut yang terdiri dari 350 peserta pertemuan ilmiah dan 150 peserta kongres dari Kementerian dan Lembaga Pusat, Bappeprov seluruh provinsi di Indonesia, Perguruan Tinggi dan lembaga Litbang, serta Asosiasi usaha bidang kemaritiman.
Berbagai narasumber juga diundang seperti Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Menteri Pariwisata RI, Menteri ESDM RI, Gubernur Kepulauan Riau, Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati Trenggalek. Bahkan juga diundang narasumber dari Singapura, Cina dan Jepang untuk mendengar penilaian negara tersebut terhadap kemaritiman Indonesia.
Ia berharap, kongres ini akan menghasilkan kebijakan-kebijakan pendukung visi Poros Maritim Dunia, khususnya pada aspek infrastruktur, yaitu berupa Cetak biru Indonesia Poros Maritim Dunia (IPMD) 2025 dan Peta Jalan Menuju IPMD 2016-2025. [iib]

Tags: