Pelabuhan Rakyat Mulai Beralih ke Kontainer

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya,Bhirawa
Angkutan di Pelabuhan rakyat mulai beralih ke kontainer, salah satunya terjadi di Pelabuhan Padas-Bima  Kabupaten Sumbawa Besar yang  merupakan salah satu pelabuhan rintisan yang masih didominasi kegiatan kapal-kapal pelabuhan rakyat.
Namun pelabuhan di kawasan Nusa Tenggara Barat itu potensial untuk berkembang dan menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumbawa. Seiring dengan rintisan petikemas di Pelabuhan Badas pada awal Tahun 2013 lalu dan Bima pada semester kedua Tahun 2013 lalu.
“Untuk mempercepat proses kontainerisasi, kami juga melakukan sosialisasi terkait peningkatan kinerja ini kepada para mitra dan juga kepada TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) yang menjadi ujung tombak operasional”, jelas GM Pelindo III Cabang Bima  Baharuddin via CP . Salah satu capaiannya yaitu sejak Bulan Mei lalu aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bima sudah berlangsung selama 24 jam. Diharapkan juga kegiatan administrasi dapat segera menyusul untuk juga aktif selama sehari semalam.
Pada tahun 2013, Pelabuhan Bima mencatat arus petikemas sebanyak 4.036 boks atau 4.099 TEUs. Untuk 2014 hingga triwulan III arus petikemas tercatat sebanyak 6.406 boks atau 6.431 TEUs. Ini merupakan prestasi yang membanggakan dimana sebagai pelabuhan rintisan dapat mencatat tingkat produksi efektif. Perusahaan yang meramaikan arus petikemas di Pelabuhan Badas dan Bima yaitu PT Mentari Sejati Perkasa, PT Alken Abadi, dan PT Timur Asri Laut.
Mayoritas muatan bongkar merupakan barang-barang toko dan sembako. Komoditas unggulan muatan balik dari Pulau Sumbawa didominasi jagung di mana sebelum adanya kontainerisasi produksi jagung yang melewati pelabuhan kurang lebih 100.000 ton. Hasil bumi berupa pertanian seperti jagung memang merupakan komoditi unggulan dari kawasan ini. Komoditas jagung memenuhi pengiriman pada periode Bulan Maret hingga Juli atau Agustus setiap tahunnya.
Hal ini merupakan fajar dari geliat pelabuhan di Pulau Sumbawa untuk bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan yang lain. Titik pentingnya ada pada perubahan budaya pelabuhan konvensional menjadi kontainerisasi karena banyak keunggulan yang didapat, antara lain kecepatan, efektifitas, keamanan, kapasitas/volume, dan efisiensi biaya dalam tranportasi laut. [ma]

Tags: