Pelajar dan Mahasiswa Mulai Abaikan Nilai Nilai Pancasila

Ida Fauziyah Ketua FKB DPR RI saat menguji pelajar santri menghafal Pancasila dan Pembukaan UUD 45, di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. [ramadlan/bhirawa]

Ida Fauziyah Ketua FKB DPR RI saat menguji pelajar santri menghafal Pancasila dan Pembukaan UUD 45, di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. [ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Ketua Fraksi PKB DPR RI, Ida Fauziah meminta kalangan pelajar, santri dan Mahasiswa kembali memahami dan menumbuhkembangkan nilai nilai pancasila dan menguatkan wawasan kebangsaan di masyarakat. Hal ini penting, karena pancasila sebagai ideologi kini semakin terabaikan generasi muda bangsa.
“Nilai nilai pancasila, seperti musyawarah mufakat, gotong royong dikalangan masyarakat kini jarang digunakan,”ujarnya saat Sosialisasi Empat Pilar, Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhenika Tunggal Eka dihadapan sekitar 100 lebih pelajar, Santri dan Mahasiswa di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (17/4).
Semakin memudarnya pemahaman wawasan kebangsaan dikalangan generasi muda ini, lanjut Ida Fauziyah, menjai pintu masuk, faham radikalisme dikalangan pelajar dan mahasiswa serta generasi muda bangsa. “Ini harus menjadi perhatian serius semua pihak. Karena hasil penelitian salah satu lembaga survey sungguh sangat mengejutkan saya. Karena kalangan muda, pelajar dan mahasiswa mengganggap idiologi pancasila tidak penting, ini sangat memprihatinkan,” tandasnya.
Munculnya faham radikalisme dan juga organisasi yang memperjuangkan Khilafah, bahkan dikatakannya, diikuti kalangan pelajar dan Mahasiswa. “Pemerintah harus tegas menyikapi organisasi yang memperjuangkan Khilafah ini. Karena jelas bertentangan dengan NKRI,” tandasnya, usai acara.
Mantan Ketua Umum PP Fatayat NU 2010- 2015 ini meminta kalangan pelajar, santri dan juga Mahasiswa kembali menggelorakan semangat nilai nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Eka dan NKRI serta wawasan kebangsaan dimasyarakat.
“Karena bangsa Bangsa kagum dengan keberagaman diindonesia yang masih eksis. Padahal terdiri banyak suku, agama dan budaya. Seperti yang pernah disampaikan Presiden AS, barrack Obama saat hadir di Indonesia,” beber Ida mengatakan.
Menuurut Ida, Santri memiliki  tanggung jawab besar dalam melestarikan Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara. Ini karena secara historis santri  memiliki sejarah dengan  pendirian Negara Indonesia. “Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, salah satu tokoh NU yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan yaitu, KH. Wahid Hasyim tidak lain adalah putra pertama Hadhratus Syeih Hasyim Asy’ari pendiri Nahdhatul Ulama, pengasuh pesantren Tebuireng Jombang,” terang Ida Fauziah.
Menurut Ida, atas arahan dan petunjuk ‘hadratus syeih,  A. Wahid Hasyim berhasil memasukkan sila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ dalam Pancasila sebagai ganti dari ‘Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya.
“Gagasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila inilah yang diperjuangkan oleh ‘mbah’ Hasyim melalui peran langsung KH. Wahid Hasjim dalam BPUPKI dan PPKI. Kelestarian cita-cita beliau merupakan tanggungjawab kita bersama sebagai warga  Indonesia,” tuturnya. [rur]

Tags: