Pelajar Hadapi Unas

Lebih dari delapan juta remaja, pelajar SMTP dan SMTA terdaftar mengikuti Unas (Ujian nasional) terpusat. Sekitar 6,3juta di antaranya mengikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Didahului siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selema sepekan lalu, disusul UNBK siswa SMU dan MA (Madrasah Aliyah). Rangkaian evaluasi belajar tahap akhir (EBTA) ini akan diakhiri ujian sekolah (Usek) tingkat SD (SekolahDasar).
Niscaya, seluruh peserta didik kelas VI, IX, dan XII, sudah mempersiapkan diri. Termasuk mengasah spiritual quotient (kecerdasan spiritual) dengan menggelaristighotsah (doa bersama). Serta memohon restu kepada guru-guru. Berbagai tempat lokasi makam tokoh terhormat (keramat) ramai dikunjungi kelompok siswa dan guru. Setelah itu, ngebut belajar lebih tenang, sembari mengurangi jadwal bermain.
Sekitar 3,7 juta siswa SMTA kelas XII akan mengikuti Unas 2018, termasuk beberapa yang memiliki masalah khusus. Ada yang melaksanakan Unas di dalam Lapas (Lembaga Pemasyarakatan, penjara). Ada yang di rumah-sakit, serta di ruangan khusus (karena hamil). Berdasar data Kementerian dan Kebudayaan, peserta masih didominasi siswa SMU (dan Madrasah Aliyah), sekitar 2,2 juta siswa. Sisanya, sebanyak 1.485.302 siswa merupakan siswa SMK dari berbagai kejuruan.
KemajuanUnas 2018, adalah semakin banyak siswa mengikuti UNBK, berbasis komputer. Tahun (2018) ini, hampir 6,3 juta siswa kelas IX dan XII mengikuti UNBK. Jumlah ini naik hampir 72% disbanding tahun (2017) lalu yang masih diikuti sekitar 3,66 jutasiswa. Sebanyak 17 propinsi siap melaksanakan UNBK full, walau masih menghadapi kendala listrik (manakala padam). Serta masih harus “tandem” dengan sekolah lain yang memiliki kecukupan komputer.
Masih sekitar 2 juta-an siswa masih menghadapi kertas ujian dan menggunakan lembar jawaban. Walau terdapat dua metode Unas, namun pemerintah meyakinkan standarnya sama untuk setiap propinsi. Sembari terus meningkatkan “keamanan” soal Unas dari kebocoran soal. Tahun lalu, sebagian soal Unas berbasis komputer masih bocor melalui internet, disamarkan sebagai aplikasi game.Tahun (2018) juga masih terpapar di media sosial, kisi-kisi yang sangat mirip soal UNBK.
Menghindari kebocoran, Kemendikbud membuat sebanyak 170 ribu macamsoal untuk empat mata pelajaran yang di-Unas-kan. Seperti tahun sebelumnya, empat mata pelajaran yang di-Unas-kan adalah Matematika, Bahasa Indonesia, danBahasa Inggris.Ditambahsatu mata pelajaran sesuai jurusan (kelompok IPA dan IPS). Tetapi problem Unas yang “menakutkan”adalah narasi bahasa yang digunakan pada setiap soal.
Kemendikbud (dandaerah) seyogianya berupaya lebih keras mendorong kesiapanUNBK, sekaligussebagai penghematan. Tahun (2017) lalusudah sebanyak 4.402 sekolah yang menyatakan kesanggup melaksanakan UNBK. Kesertaan ini naik lebih dari tujuh kali dibanding tahun lalu (2016 masih594 sekolah). Sebagian masih nebeng pada sekolah lain, karena belum memiliki peralatan komputer memadai.Terutama sekolah di daerah terpencil dan terisolasi. Serta di daerah dengan APBD yang masih kecil.
Selain kesertaan UNBK, pemerintah juga mesti memperbaiki pola soal, dengannarasi yang mudah dipahami. Rata-rata siswa merasa soal Unas sangat sulit dipahami, berbelit-belit. Tidak sama dengan bahasa bahasa ulangan atau ujian sekolah. Bahkan liku-liku bahasanya terkesan menjebak, sehingga jawaban yang dipilih salah. Seyogianya pola soal Unas dibuat oleh guru mata pelajaran.
Namun dibalik prestasi kesertaan UNBK, masih terdapat kendala lebih besar keberlangsungan pendidikan. Membanding pesertaUnas SMP (dan Madrasah Tsanawiyah) tahun 2015, dengan peserta Unas tingkat SMTA 2018, masih terpaut sekitar setengah juta-an siswa. Menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, memperkcil tragedi putus sekolah.

——— 000 ———

Rate this article!
Pelajar Hadapi Unas,5 / 5 ( 1votes )
Tags: