Pelajar Jatim Ingin Metode Belajar Kreatif dan Inovatif

Ilustrasi Program Belajar di Rumah untuk jenjang SMA. [trie diana]

SRC Sarankan Pembelajaran Dalam Jaringan
Surabaya, Bhirawa
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jatim merilis hasil survei keefektifan belajar di rumah di tengah pandemi Covid-19 melalui Student Reseach Center (SRC). Dari hasil tersebut, didapat 92,29 persen pelajar di Jawa Timur menginginkan metode belajar daring yang lebih kreatif dan inovatif.
Dikatakan kata Ketua PW IPNU Jawa Timur, Choirul Muntadiin proses survei ini melibatkan 480 Pelajar SLTP dan SLTA, dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Periode pengambilan data dilaksanakan pada 28 Maret-11 April 2020.
Dalam survey, tercatat 50 persen responden laki-laki dan 50 persen responden perempuan, dengan responden 480 pelajar SLTP dan SLTA di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
“Hal tersebut didukung juga dengan temuan lain yaitu sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) saat ini yang dianggap menjenuhkan, membosankan dan membuat stres dengan prosentase 88,75 persen. Sementara sebanyak 7,50 persen pelajar menjawab tidak setuju dan 3,75 persen menjawab tidak tahu,” Kamis, (16/4).
Lebih lanjut, dari hasil tersebut juga menunjukkan 92,29 persen pelajar setuju penerapan physical distancing atau menjaga jarak aman dengan orang lain. Kemudian 4,79 persen pelajar tidak setuju, dan 2,92 persen menjawab tidak tahu.
“Angka ini menunjukkan pelajar Jatim memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap wabah Covid-19,” kata dia.
Sementara itu, Direktur SRC Jatim, Ahmad Ainun Najib menambahkan temuan menarik lainnya adalah sebanyak 81,84 persen mengaku lebih senang belajar di sekolah dari pada belajar daring, 15 persen menyatakan lebih senang belajar daring, dan sisanya 3,54 persen menjawab tidak tahu.
“Mayoritas pelajar Jawa Timur setuju dengan pernyataan bahwa belajar di sekolah, bertatap muka dengan guru lebih efektif dari pada belajar dari rumah, dengan prosentase 95,42 persen. Kemudian 3,33 persen tidak setuju, dan 1,25 persen menjawab tidak tahu” terang Najib.
Terkait proses pembelajaran jarak jauh, SRC mendapatkan data bahwa pelajar yang menjawab pemberian tugas dan dikumpulkan online sebanyak 66 persen, 14 persen belajar melalui aplikasi belajar online, 10 persen diskusi melaui grup chatting, dan 5 persen melaui video call, dan sisanya tidak ada proses pembelajaran maupun tugas.
Dikatakan Najib, jika menelaah metode yang ideal dalam pembelajaran di tengah pandemi Covid-19, yakni yang mengarah pada diskusi online, belajar dengan kuis ataupun Student Centered Learning (SLC).. Untuk media pembelajaran yang ingin digunakan adalah aplikasi belajar online dan video streaming. Sedangkan survei dalam kinerja Gubernur Jawa Timur dalam menangani penyebaran Pandemi Covid-19, sangat baik 35 persen, kurang baik hanya 5 persen, dan cukup baik 60 persen. Secara umum, responden menganggap 44 persen kualitas update informasi tentang Covid-19 yang disediakan oleh pemerintah pusat hingga pemerintah daerah sangat baik, adapun yang menilai cukup baik sebanyak 49 persen, kurang baik 6 persen, dan tidak baik 1 persen.
“Survei ini diharpkan ini bisa menjadi referensi pemerintah dalam menentukan kebijakan terutama di bidang pendidikan. Stakeholder Pendidikan mulai dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah hingga para guru dapat memformulasikan metode belajar yang efektif dan kreatif,” pungkasnya. [ina]

Tags: