Pelajar SD Oro Oro Ombo Sigap Hadapi Bencana Alam

Para pelajar SDN Oro Oro Ombo saat mendapatkan pembekalan penanggulangan bencana dari petugas BPBD.

Kota Batu, Bhirawa
Suara sirine dari megaphone petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu membuat ratusan siswa/i SDN Oro Oro Ombo II berhamburan ke luar ruang kelas.
Mereka berkumpul di halaman sekolah didampingi beberapa Relawan Penanggulangan Bencana (RPB). Petugas BPBD membunyikan sirine untuk memberitahu bahwa ada bencana gempa bumi di Desa Oro Oro Ombo. Dengan didampingi para relawan, para pelajar SD ini nampak bergegas untuk melaksanakan standar opersional prosedur (SOP) pengamanan diri dari bahaya bencana alam. Di antaranya, ketika merasakan adanya gempa langsung masuk kolong meja. Kemudian mereka diminta untuk menghindari kaca pintu jendela dan melindungi kepala dengan menggunakan tas sekolah.
“Tapi jangan terus berada di dalam ruangan, ketika petugas/ relawan Penanggulangan Bencana telah menyatakan gempa telah reda maka para siswa siswi kita arahkan untuk keluar ruangan untuk menghindari adanya reruntuhan bangunan,”ujar petugas Penanggulangan Bencana, Didin Darianto, Rabu (2/8).
Ketika para siswa telah berada di titik kumpul di halaman sekolah, para relawan membimbing ketua kelas masing-masing untuk memeriksa keberadaan teman-temannya (para pelajar). Termasuk segera melakukan pelaporan ketika ditemukan ada seorang siswa Kelas V yang dinyatakan hilang.
Di titik kumpul tersebut, para siswa juga diberi pengarahan untuk tidak mudah menerima ajakan dari seseorang yang tifak dikenal. Hal ini untuk menghindari adanya pihak yang ingin memanfaatkan situasi panik akibat bencana untuk melakukan penculikan anak.
“Ini semua adalah prosedur dasar yang harus diketahui anak-anak khususnya pelajar di sekolah untuk mengantisipasi adanya korban jiwa maupun korban luka ketika sewaktu-waktu terjadi bencana alamdi Kota Batu,”tambah Didin usai memberikan pelatihan penanggulangan bencana alam kepada siswa SDN Oro Oro Ombo II.
Salah seorang siswi kelas V, Tasya, mengaku jika dirinya sudah memahami standar operasional pengamanan diri dari bahaya bencana alam. Karena petugas para fasilitator pelatihan menyampaikan SOP bencana itu dalam sebuah lagu. “Kita sudah hafal lagunya jadi kita sudah paham apa yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi,”ujar Tasya.
Dalam pemberian pelatihan ini, BPBD menggandeng beberapa komunitas relawan penanggulangan bencana. Di antaranya, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), Tagana, PMI, dan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB).
Dalam pelatihan, para peserta diberikan Dasar-Dasar Kebencanaan ketika terjadi bencana alam, termasuk cara-cara untuk melindungi diri. Adapun metode yang diberikan disesuaikan dengan topografi lokasi yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Selain gempa bumi, di Kota Batu yang memiliki topografi kawasan berbukit memiliki potensi bencana tanah longsor dan angin puting beliung.
Selain memberikan pelatihan kepada pelajar SD, BPBD juga memberikan pelatihan ini kepalda pelajar SMP, SMA, hingga instansi atau perusahaan. Baik itu perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, tempat wisata, restoran, hingga tempat oleh-oleh.
“Metode penanggulangan bencana yang diberikan juga disesuaikan dengan bidang apa yang digeluti perusahaan tersebut,”jelas Didin.
Sementara, Guru Kelas V SDN OroOro Ombo II, Mar’atus Sholihah, mengatakan bahwa motif pelaksanaan pelatihan ini untuk membekali siswa-siswinya agar selalu tanggap dan bersiap ketika terjadi bencana alam. “Minimal anak-anak sudah prepare atau bersiap diri untuk mengantisipasi adanya potensi bencana alam,”ujar Mar’atus.  [nas]

Tags: